NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Untuk Keponakanku

Menjadi Ibu Untuk Keponakanku

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Menikah Karena Anak
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

S 4

Rangga begitu terpuruk saat Fiona, istri tercintanya meninggal dunia setelah melahirkan anak kedua mereka. Di saat duka masih menyelimuti, ia dipaksa menikahi Flora yang merupakan adik kembar mendiang istrinya, demi memberikan kasih sayang sosok ibu untuk kedua anaknya.

Mampukah Flora menghadapi sikap Rangga yang dingin dan terkadang tak ramah padanya, sementara hatinya pun sedang tak baik-baik saja. Selain duka atas kepergian saudari kembarnya, ia juga terpaksa harus memutuskan hubungannya dengan sang kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2. KESEPAKATAN

Tak terasa, waktu satu bulan telah berlalu...

Sosok Rangga yang humoris berubah dingin setelah kepergian istrinya. Namun, ia tak melepas tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Meski sikapnya berubah total, hanya berbicara seperlunya saja tapi perhatiannya pada anak-anak tidak berkurang sedikitpun.

Di samping itu, Flora setiap hari datang atas permintaan mama Sinta, karena hanya Flora lah yang mampu menenangkan Kiara, membujuknya yang terkadang mogok makan. Begitupun dengan si kecil, hanya bisa tenang bila bersama Flora. Mungkin karena Flora adalah kembaran ibu mereka, ikatan batin antara kedua saudari kembar itu, juga terikat pada Kia dan Azka anak-anak Fiona.

Flora akan datang pagi jika mata kuliahnya siang, begitupula sebaliknya dan akan pulang malam hari setelah menidurkan Kiara dan Azka. Rangga cukup terbantu atas kehadiran Flora karena dirinya sendiri tak mampu menenangkan kedua anaknya bila sedang menangis. Bayinya kerap kali terbangun pada dinihari. Rangga dan kedua orangtuanya harus bergantian terjaga menjaga dan menenangkannya. Belum lagi Kiara yang juga sering terbangun saat menjelang subuh, gadis kecil itu menangis mencari ibunya.

...🍃🍃🍃...

Hari ini Flora datang bersama kedua orangtuanya. Seperti biasa, setelah menidurkan si kecil yang telah diberi nama Azka sesuai dengan keinginan Fiona yang akan memberi nama itu jika anak keduanya laki-laki, Flora pun mengajak Kiara bermain di ruang keluarga. Di sana sudah ada orangtuanya dan orang tua Rangga serta Rangga sendiri.

"Flo, duduk sini." Mama Zana memanggil Flora sembari menepuk bagian sofa yang kosong disampingnya. Flora pun duduk di samping mamanya bersama Kiara.

Sepertinya akan ada pembicaraan serius, tapi Rangga maupun Flora tidak menyadari itu. Rangga dengan sikap dinginnya yang sejak tadi diam, padahal selama ini ia selalu bersikap ramah dan banyak bicara pada orangtuanya maupun kedua mertuanya. Rangga adalah sosok menantu idaman dimata mama Zana dan papa Farhan, tapi sikap menantunya itu berubah total setelah kepergian Fiona.

Flora pun yang sebenarnya adalah gadis pecicilan, suka berbuat onar dan kadang membuat kakak dan iparnya menjadi kesal. Tapi beberapa hari ini Flora mendadak menjadi seperti sosok Fiona dan sangat telaten merawat kedua keponakannya.

"Kia Sayang, Kia ke kamar dulu ya, jagain Adik Azka. Mau kan?" Mama Sinta mencoba membujuk Kiara agar meninggalkan ruangan itu.

Kiara mendongak menatap Flora, melihat tantenya itu mengangguk ia pun turun dari sofa lalu segera menuju kamar untuk menjaga adiknya. Lihatlah gadis kecil itu menurut sekali pada Flora. Sama persis ketika Fiona berkata, Kiara akan langsung mematuhi perkataan mamanya itu.

Setelah Kiara tak terlihat lagi, dua pasang paruh baya itupun mulai terlihat serius. Mereka berempat saling melempar pandangan, memberi kode agar membuka pembicaraan.

"Rangga, Flora, ada yang ingin kami bicarakan pada kalian berdua." Papa Digo membuka pembicaraan.

Rangga hanya melirik papanya sekilas, tak ada reaksi apapun yang dia tunjukkan. Berbeda dengan Flora yang mulai merasakan sesuatu, gadis itu menatap mama dan papanya penuh tanda tanya.

"Kami berempat sudah sepakat untuk menikahkan kalian berdua, karena...

Belum sempat papa Digo menyelesaikan ucapannya, Rangga sudah berdiri dan menatap mereka semua dengan tajam. "Apa kalian semua sudah tidak waras, huh? Baru 1 bulan yang lalu istriku meninggal tapi kalian sudah membicarakan pernikahan, dimana hati dan perasaan kalian semua?" Nafas Rangga nampak memburu. Syok dan marah bercampur menjadi satu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh papanya. "Aku tidak mau!" Tolaknya mentah-mentah sembari melirik sekilas pada Flora yang juga nampak terkejut.

Flora pun berdiri, ia menatap kedua orangtuanya dengan tatapan kecewa. Tidak menyangka jika mereka malah berpikir untuk menikahkannya dengan kakak iparnya sendiri di saat masih suasana duka seperti ini. "Aku juga tidak mau!"

"Rangga, Flora tenang dulu, dengarkan kami dulu." Papa Farhan mencoba menenangkan keduanya.

Mama Zana menarik tangan Flora untuk duduk kembali, begitu pun dengan mama Sinta yang menarik tangan Rangga untuk duduk, dengan sedikit paksaan Rangga akhirnya kembali duduk.

"Jika kalian tidak bersedia membantuku untuk merawat anak-anakku, aku bisa menyewa pengasuh untuk Kiara dan Azka." Rangga berkata tanpa melihat siapapun yang ada di ruangan itu. Kedua matanya seketika memerah, sungguh ia tidak terima dengan saran gila itu. Baginya tidak ada siapapun yang bisa menggantikan posisi Fiona dihatinya, bahkan Flora kembaran istrinya sekalipun.

"Tidak Rangga, justru kami tidak ingin cucu kami dirawat oleh orang lain maka dari itu kami ingin kalian berdua menikah. Kia dan Azka akan mendapatkan kasih sayang sosok ibunya dari Flora. Kamu juga lihat sendiri kan, bagaimana Flora yang selalu bisa menenangkan kedua anakmu yang bahkan diantara kita semua tidak mampu melakukan itu termasuk kamu sendiri." Papa Digo menyuarakan penolakannya. Bukan hanya dia dan istrinya tapi besannya pun sependapat dengannya.

Rangga terdiam, ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Yang ada dalam pikirannya sekarang hanya kedua anaknya. Melihat kedekatan Kiara dengan Flora, serta Azka yang bahkan belum mengerti apapun bisa tenang bersama Flora membuatnya tengah berpikir keras saat ini. Tapi sungguh hatinya menolak keras pernikahan itu, ia tidak sanggup menggantikan posisi Fiona dengan siapapun.

"Flo, tolong pikirkan nasib keponakanmu. Hanya kamu yang bisa memberikan kasih sayang sosok ibu untuk mereka." Mama Zana menggenggam tangan putri bungsunya itu, berharap Flora akan luluh dengan keinginan mereka.

"Tapi Ma, Aku masih kuliah dan juga aku sudah punya..." Flora tak sanggup meneruskan kalimatnya. Entah bagaimana perasaan Arkan jika tahu ia dipaksa menikah dengan Rangga, kakak iparnya sendiri.

Sama seperti Rangga, Flora pun menolak keras karena ia sendiri tengah menjalin hubungan dengan Arkan, yang merupakan masih saudara sendiri dan seluruh keluarganya tahu tentang hubungan mereka. Arkan adalah keponakan om Juna, adik ipar papa Farhan.

Dulu Arkan sudah hampir menikah tapi tiba-tiba saja kekasihnya ketahuan hamil dengan pria lain, dan jelas pernikahan itu harus dibatalkan karena seluruh keluarga tidak setuju Arkan menikahi wanita yang telah hamil dengan laki-laki lain. Di saat terpuruk, Flora selalu ada menghibur Arkan, hingga beberapa tahun berlalu mereka semakin dekat dan akhirnya sama-sama jatuh cinta.

"Kamu masih bisa tetap kuliah walau nanti sudah menikah dengan Rangga. Dan untuk Arkan, Mama yang akan memberi pengertian padanya." Ujar mama Zana.

"Ma, aku bersedia merawat Azka dan Kia, tapi tidak harus menikah dengan Kak Rangga." Flora masih berusaha menolak, berharap orangtua mereka setuju dengan usulannya.

"Tapi sampai kapan akan seperti itu terus, Flo. Dua keponakanmu butuh sosok ibu dan itu hanya akan mereka dapatkan darimu. Tante juga tidak akan pernah setuju jika Rangga menikahi wanita lain, karena wanita pilihan Rangga nanti belum tentu bisa menyayangi Azka dan Kia seperti kamu." Mama Sinta menatap Flora dengan penuh permohonan.

Flora hanya bisa menghela nafasnya dengan berat, ia juga tidak tahu harus berkata apa lagi untuk bisa menolak. Ia pun sangat tidak menginginkan pernikahan ini, tapi disisi lain ada dua keponakannya yang sangat membutuhkan dirinya.

"Aku ingin berbicara berdua dengan Kak Rangga." Pinta Flora.

Dua pasang paruh baya itupun lekas meninggalkan ruangan keluarga, memang sebaiknya Rangga dan Flora membicarakan hal tersebut secara empat mata.

Beberapa saat Rangga dan Flora hanya terdiam dengan pandangan tertunduk. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing, hingga Flora yang telah menentukan pilihan membuka suaranya.

"Aku mau menikah dengan Kak Rangga."

Rangga menarik sudut bibirnya mendengar penuturan adik iparnya itu, "Kamu tahu aku tidak akan pernah bisa menggantikan Fiona di hatiku dengan siapapun. Meskipun Fiona telah tiada tapi semua tentangnya akan tetap hidup selamanya dihatiku."

"Aku tahu seberapa besar cinta Kak Rangga pada Kak Fiona. Aku juga tidak akan mengambil posisi kak Fiona, dan kak Rangga tidak perlu khawatir, aku tidak akan menuntut apapun dari Kakak. Aku hanya ingin menjadi ibu untuk anak-anak kakakku. Aku menerima pernikahan ini hanya sebatas menjadi ibu untuk keponakanku." Flora begitu menekankan setiap kalimat yang ia ucapkan.

"Bagus, jadi aku tidak perlu lagi mengingatkan kamu akan posisimu. Hanya sebatas menjadi ibu untuk anakku, tidak lebih." Rangga pun sama, begitu menekankan kalimatnya.

"Tapi ada satu permintaanku yang harus Kak Rangga penuhi." Flora menatap kakak iparnya itu dengan serius.

"Apa?" Tanya Rangga dengan tatapan datar.

"Rahasiakan kesepakatan kita ini dari orang tua kita, biarkan mereka menganggap bahwa kita berdua memang sepakat untuk menikah, bukan hanya karena Azka dan Kia." Flora tertunduk setelah mengatakan itu. Ada banyak konsekuensi atas keputusannya ini, salah satunya ia harus memutuskan hubungannya dengan Arkan yang telah terjalin selama satu tahun, karena tidak mungkin ia masih menjalin hubungan dengan Arkan disaat ia sudah menjadi istri pria lain. Ia harus memupus kisah cintanya bersama Arkan demi dua keponakannya. Kiara dan Azka lebih membutuhkan dirinya.

Rangga beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Flora tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tanpa adik iparnya itu memberitahu, ia lebih tahu apa yang harus ia lakukan.

1
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
pipi gemoy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👻
pipi gemoy
congrats Arkan 🌹
pipi gemoy
Arkan 🌹👏🏼
bungsoe hairulia
Luar biasa
Athallah Linggar
Arkan kamu laki2 hebat,pasti dpt perempuan yg lebih baik dr flora . 💪💪☺️☺️
Athallah Linggar
Rangga2x,pkiran loh flora dh ga perawan kan? loh aja duda anak 2,masih mgharap perawan aja,dasar laki2 gebleg
Athallah Linggar
Harusnya biarkan rangga selesai makan dlu mam,baru dibahas lg masalah nikah. Gimn sih jd ibu ga ada peka sedikitpun dg keadaan anaknya 🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦
Susanti Salwa
Luar biasa
bunda DF 💞
bagus ceritanya
prima yanary
Luar biasa
Sarah Yuniani
luar biasa kamu arkan
Sarah Yuniani
selalu penyesalan datang terlambat
Sarah Yuniani
Rangga sebagai laki laki egois
Yuningsih Nining
Kecewa
Yuningsih Nining
Buruk
MiMi Chan
ok
Neli Allen
biasanya cinta dsebut cinta segi 3 sekarang ada cinta segi 4 😀😂
Neli Allen
hati2 ya kalian jangan ngebur ngebut jangan sampai kejadian yg gak di inginkan
Neli Allen
cantik and ganteng thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!