Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Little Rabbit
"Selamat siang, Duke muda (Killian)...aku Grisela Nicholas, putri dari Count Nicolas." Grisela sedikit mengangkat ujung gaunnya, berusaha memberi salam dengan sopan. Mengingat status Killian lebih tinggi.
"Ayah! Suruh dia pergi!" Teriak Killian.
"Killian, dia akan menjadi pasanganmu. Tidak boleh seperti ini ya?" Ucap William pelan, mengelus pucuk kepala putranya.
"Tapi---" Killian tertunduk.
Menghela napas, seorang anak tetap saja seorang anak. Grisela melangkah mendekat, kemudian tersenyum."Kita dapat menjadi teman. Suami istri adalah teman yang tinggal bersama."
Killian mulai bergerak, berhenti bersembunyi di belakang ayahnya. Pernikahan politik di usia dini yang dilakukan bangsawan. Hal ini sudah biasa, namun tentu saja, memiliki kamar masing-masing. Tidak akan berbagi kamar layaknya pasangan.
"Kita... pokoknya! Jangan mendekat!" Begini kah masa kecil villain paling keji yang bahkan menghancurkan seluruh pasukan kekaisaran. Ingin rasanya Grisela menipiskan bibir menahan tawanya.
"Baik! Baik! Aku tidak akan mendekat." Benar-benar kali ini Grisela hampir saja tertawa. Melihat anak laki-laki yang bagaikan kelinci putih polos ini.
***
Ini hanya pertemuan pertama, karena segalanya dilanjutkan dengan pernikahan. Hanya pernikahan biasa tanpa adanya pesta, karena tepat setelahnya Killian terjatuh di altar, tiba-tiba mengalami demam parah disertai mimisan.
Entahlah... Grisela hanya dapat melihat saat itu bagaimana tubuh anak kecil itu mengalami kesakitan yang begitu dalam. Kastil Duke dipenuhi dengan kepanikan, kereta kuda silih berganti datang.
Pendeta yang menyembuhkan dengan kekuatan suci. Maupun dokter yang memberikan berbagai obat pahit yang dimasukkan paksa ke dalam tubuhnya.
Siapa yang tidak iba, dengan anak sekecil itu. Kala malam tiba, keadaan lebih stabil, hanya seorang pelayan yang berjaga di depan pintu.
Grisela menghela napas."Boleh aku bertemu Duke muda (Killian)?" tanyanya pada pelayan.
"Duke muda saat ini sedang istirahat." Jawab pelayan sopan.
"Sebentar saja...aku berjanji tidak akan membangunkannya." Pinta Grisela, mengeluarkan jurus terampuh nya. Matanya berkaca-kaca menbuat siapapun tidak akan tega menolak keinginannya.
Pada akhirnya sang pelayan menyerah, membukakan pintu. Grisela masuk seorang diri, keadaan kamar tidak begitu terang. Menelan ludah, saat yang paling tepat untuk membunuh villain utama paling menyeramkan di kekaisaran.
Tapi, kala menaiki tempat tidur, keringat dingin mengucur di pelipis Killian."Ibu... sakit..." lirihnya.
Duchess Fredrick saat ini, bukanlah ibu kandung Killian. Hanya ibu sambung setelah mantan Duchess meninggal akibat wabah penyakit. Apa anak yang begitu manis ini merindukan ibu kandungnya?
"Kamu akan sembuh, dan tumbuh dewasa dengan baik." Entah kenapa niat membunuh Grisela lenyap. Bagaimana dapat menyingkirkan makhluk semanis ini?
Mengusap rambut Killian pelan, kemudian memeluk tubuh anak laki-laki itu. Perlahan Grisela tertidur. Tidak menyadari Killian membuka matanya. Air matanya mengalir, membalas pelukan Grisela.
Dua anak yang menikah di usia begitu muda. Hanya pernikahan politik bangsawan kelas atas.
Tapi bagi Killian, selain ayahnya hanya pelukan hangat ini yang didapatkannya. Wajahnya yang awalnya gelisah, kini bagaikan dapat tertidur dengan lebih tenang.
***
"Gawat! Aku ketiduran!" Teriak Grisela bangkit, menyadari matahari sudah mulai terbit.
"Berisik!" Killian, menutup tubuhnya dengan selimut.
Berusaha bersabar menghadapi orang ini. Grisela segera bangkit, melangkah pergi, dari kamar Killian.
Kala itulah Killian kembali keluar dari selimut."Aku tidur dengan anak perempuan?" gumamnya malu setengah mati. Kembali bersembunyi dalam selimut lagi.
***
Memakai pakaian yang terlihat begitu cantik. Tapi tetap saja korslet membuatnya terjerat. Keluar dari kamar, Grisela harus menghadiri berbagai kelas bangsawan.
Kelas etika, menari, seni, tentu saja semuanya mendapatkan nilai sempurna. Duchess saat ini tengah bepergian ke wilayah lain. Sedangkan Duke William Frederic mendapatkan panggilan dari kaisar.
Kastil yang begitu dingin, hanya salju yang terlihat di wilayah gersang ini.
"Dimana Duke muda (Killian)?" Tanya Grisela.
"Duke muda ada di kamarnya." Jawab sang pelayan yang mengikuti langkah Grisela.
"Dia akan terus sakit jika hanya diam di kamar." Gerutu Grisela, tidak berjalan ala bangsawan lagi. Tapi apa kadarnya, melangkah menelusuri lorong, berlari bagaikan preman.
Brak!
Pintu dibukanya dengan kencang, dari mulai mode tuan putri, menjadi mode dinosaurus."Kenapa belum bangun juga." Ucap Grisela, menarik selimut.
"Aku masih sakit." Ucap Killian, tidak beralasan sama sekali. Tubuhnya memang lemah dari dulu.
"Aku akan merawatmu!" Tegas Grisela.
"Tidak mau! Pergi sana!" Killian terlihat acuh. Tapi tidak juga mau pergi, Grisela malah duduk di kursi. Bersamaan dengan itu pelayan yang mengikutinya sebelumnya pergi ke dapur. Mungkin menyadari ini sudah hampir saatnya tea time.
"Killian, kita teman kan? Kemari." Pinta Grisela pelan.
"Aku ingin sendiri! Kamu tidak mengerti juga!" Bentaknya hampir menangis, mengingat bagaimana dirinya semalam. Muntah, bahkan mengerang kesakitan, menunjukkan sisi lemahnya pada hari pertama pernikahan."Lagipula hidupku tidak akan panjang."
"Siapa bilang! Kamu akan hidup panjang, begitu dapat mengendalikan aliran mana. Menjadi penyihir yang keren." Ucap Grisela mengangguk yakin.
"Penyihir paling keren? Apa kerennya penyihir? Mereka hanya diam dalam menara sihir. Duchess (ibu tiri Killian) mengatakan jika kekuatanku sudah aktif, aku akan ditinggalkan di menara sihir." Gumamnya tertunduk bingung harus bagaimana.
Penyakit yang menyerangnya, perlahan menggerogotinya. Semakin hari semakin menyakitkan.
Namun, tiba-tiba Grisela duduk di tepi tempat tidur. Lebih tepatnya duduk di sampingnya."Tau kenapa ayahmu bersikeras melakukan pernikahan padahal, tidak menguntungkan sama sekali untuknya?"
Killian menggeleng tidak mengerti. Yang dirinya tau, mungkin kedua orang tuanya menginginkan dirinya yang sakit-sakitan segera memiliki keturunan, ketika sudah cukup usia.
"Untuk menguatkan posisimu. Menara sihir tidak akan dapat membawamu dengan mudah jika sudah melakukan pernikahan politik. Mereka mencintaimu, ayahmu... mungkin juga Duchess saat ini juga mencintaimu." Ucap Grisela pelan.
Killian tertegun, anak laki-laki yang begitu kurus. Jemari tangannya bergerak hendak menyentuh jemari tangan Grisela.
"Kamu tidak menyukai pernikahan ini bukan?" Tanya Grisela, membuat anak laki-laki itu menarik tangannya kembali. Wajahnya semerah tomat, bagaimana dirinya dapat berfikir untuk bergandengan tangan dengan Grisela.
Tapi ... anak perempuan yang benar-benar cantik di matanya.
"A...aku tidak menyukai pernikahan ini! Tentu saja tidak suka." Ucap Killian cepat, menyembunyikan rasa malunya.
"Karena itu, kita akan menjadi teman. Bukan pasangan suami istri. Begini, seharian aku sudah berfikir, suatu hari nanti kamu akan bertemu dengan wanita yang kamu cintai. Atau hobi gila, dimana aku hanya dapat menjadi penghalang. Karena itu saat dewasa nanti, bagaimana jika kita berpisah?" Tanya Grisela antusias.
"Berpisah? Kamu akan meninggalkan dukedom (wilayah kekuasaan Duke)?" Killian balik bertanya padanya.
"Jangan bilang kamu menyukaiku?" Grisela menyipitkan matanya. Telah mengatur strategi untuk pergi suatu hari nanti. Lebih baik daripada membunuh kelinci kecil tidak berdosa ini. Meninggalkan kekaisaran kemudian hidup bahagia sebagai orang biasa. Sebuah impian yang indah.
"Tentu saja tidak! Siapa juga yang menyukaimu! Aku hanya tidak sabar melihatmu meninggalkan tempat ini. Kamu terlalu berisik dan mengganggu!" Ucap Killian cepat, benar-benar anak yang pemalu. Tapi bersungguh-sungguh, seperti kelinci putih kecil.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian