NovelToon NovelToon
MY BEAUTIFUL SOLDIER

MY BEAUTIFUL SOLDIER

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: PimCherry

Rafael Graziano Frederick, seorang dokter spesialis bedah, tak menyangka bahwa ia bisa kembali bertemu dengan seorang gadis yang dulu selalu menempel dan menginginkan perhatiannya.

Namun, pertemuannya kali ini sangatlah berbeda karena gadis manja itu telah berubah mandiri, bahkan tak membutuhkan perhatiannya lagi.

Mirelle Kyler, gadis manja yang sejak kecil selalu ingin berada di dekat Rafael, kini telah berubah menjadi gadis mandiri yang luar biasa. Ia tergabung dalam pasukan khusus dan menjadi seorang sniper.

Pertemuan keduanya dalam sebuah medan pertempuran guna misi perdamaian, membuat Rafael terus mencoba mendekati gadis yang bahkan tak mempedulikan keselamatan dirinya lagi. Akankah Mirelle kembali meminta perhatian dari Rafael?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEJAK KAPAN?

Keesokan harinya, Mirelle bangun dengan senyum di wajahnya. Ia seakan telah melupakan kejadian kemarin yang menyakiti hatinya.

"Semangat, Elle! Kamu pasti bisa menaklukkannya!" ucap Mirelle pada dirinya sendiri.

Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah menggunakan seragam sekolahnya, Mirelle pun turun ke bawah. Hari ini ia tak memasak lagi karena takut makanannya akan kembali dibuang. Selain itu, ia takut jika tempat bekalnya kembali dibuang, bisa bisa Mom Lea akan memarahinya.

"Pagi Daddy, pagi Mommy, Pagi Kak Marco!" sapa Mirelle. Ia berlari kemudian mencium ketiga pipi anggota keluarganya.

"Pagi, Mirelle sayang," ketiganya selalu membalas seperti itu hingga membuat Mirelle tersenyum dengan gigi putihnya yang berderet rapi terlihat.

"Elle, mana kotak bekal yang warna biru?" tanya Lea.

"Mati aku!" batin Mirelle.

Miles dan Marco hanya bisa menundukkan kepalanya saat Lea mulai mengeluarkan ocehannya.

"Hilang, Mom. Aku lupa di mana meletakkannya. Rasanya sudah kumasukkan ke dalam tas, tapi kok tidak ada," jawab Mirelle. Tak mungkin ia mengatakan kalau kotak bekalnya telah dibuang oleh Rafael.

Lea menghela nafasnya pelan, "Kalau seperti ini terus, bisa habis kontainer kontainer kesayangan Mommy."

"Nanti aku akan menggantinya, Mom," ucap Mirelle.

Akhirnya Mom Lea pun diam ketika Mirelle mengatakan akan mengganti kontainer koleksinya yang dihilangkan oleh Mirelle.

*****

"Rafaelll!!!" teriak Mirelle ketika melihat Rafael masuk ke dalam kompleks sekolah. Hanya dengan Rafael saja Mirelle tak menggunakan embel embel kakak, berbeda dengan Marco dan Yasa.

Rafael menghela nafasnya kasar saat mendengar suara adik dari sahabatnya itu.

"Bisakah kamu diam sehari saja?!" ucap Rafael dengan nada tinggi.

"Jangan meneriaki adikku, Raf," ucap Marco tak senang.

"Kalau begitu bawa adikmu menjauh dariku," ucap Rafael dengan wajah tak suka.

Marco mencoba menjauhkan Mirelle dari Rafael, tapi memang dasar adiknya itu mengidap bucin akut, ia langsung melepaskan pegangan Marco dan kembali bergelayut di lengan Rafael.

"Kak, kita jalan jalan berdua bagaimana? Sekali saja, sebelum kakak lulus," pinta Mirelle.

Mata Rafael langsung membulat. Berdekatan saja ia malas, apalagi harus jalan berdua. Apa gadis itu pikir dia gila?

"Dalam mimpimu! Jangan pernah mendekatiku lagi karena aku tak menyukaimu. Menjauh dan kalau perlu menghilanglah dari hadapanku," ucap Rafael dengan tatapan nyalang.

Deggg

"Raf!" Marco tak suka jika Rafael meneriaki adik kesayangannya.

"Tidak apa apa, Kak. Mungkin Rafael sedang tidak mood. Aku akan membujuknya lagi nanti. Aku masuk kelas dulu ya, Kak. See you, Rafael sayang!" ucap Mirelle tersenyum sambil melambaikan tangan dan pergi.

Da da Rafael masih naik turun karena merasa emosi. Sejak dulu, ia selalu meminta kedua orang tuanya agar menyekolahkannya di tempat yang jauh dari Mirelle. Namun karena Mirelle setahun lebih muda darinya, jadi dengan mudahnya ia mengikuti jejak Rafael.

Ujian kelulusan sudah di depan mata dan Rafael tak mau gagal. Ia harus lulus dengan nilai minimal terbaik agar Dad Ethan mengizinkannya masuk ke jurusan Kedokteran yang ia impikan.

"Aku masuk dulu, Raf," ujar Marco, meninggalkan Rafael sendiri di pelataran parkir.

Rafael menghela nafasnya. Hubungannya dengan Marco sedikit merenggang karena Mirelle dan ia benci itu. Bagi Rafael, Marco adalah sahabat rasa saudara.

"Hei, apa yang kamu lakukan di sini? Apa kamu memikirkan Elle?" Yasa yang baru saja datang langsung merangkul bahu sahabatnya, Rafael.

"Ishhh, kenapa sih kalian itu. Bisa tidak jangan menyebut namanya lagi," Rafael yang emosi pun pergi meninggalkan Yasa yang menautkan kedua alisnya. Ia mengendikkam bahunya ke atas, kemudian mengikuti langkah Rafael ke kelas mereka.

*****

"Elle, kakak mohon kamu jangan mengganggu Rafael lagi," pinta Marco.

"Tapi Kak, aku menyukainya. Aku harus terus mendekatinya agar ia luluh padaku," ucap Mirelle penuh harap.

"Kakak mohon Elle. Jangan menyakiti dirimu sendiri lagi, masih banyak pria di luar sana yang pasti akan menyayangi dan mencintaimu. Sekarang yang kamu perlu lakukan hanya fokus untuk belajar," ujar Marco.

"Aku tahu, Rafael pasti tak ingin aku di dekatnya karena sibuk belajar untuk ujian ya kak? Sama seperti Kak Marco."

"Elle ....," Marco tak tahu bagaimana lagi harus bicara dengan adiknya itu. Ntah mengapa adiknya itu selalu saha menempel pada Rafael, bahkan sejak mereka masih kecil.

"Kakak jangan khawatir, aku tak akan mengganggu Rafael," ucap Mirelle.

"Syukurlah akhirnya kamu mengerti."

"Sampai ujian selesai. Setelah itu aku akan melanjutkan misiku untuk mendapatkan cinta Rafael," lanjut Mirelle.

"Elle ....," Marco menghela nafasnya kasar saat mendengar lanjutan dari ucapan adiknya.

Marco akhirnya keluar dari kamar tidur Mirelle dan kembali ke kamar tidurnya sendiri. Ia duduk di depan meja belajarnya dengan buku yang sudah terbuka dan siap untuk dipelajari, namun ia terus memikirkan Mirelle.

*****

Ujian sekolah selesai dan pengumuman kelulusan pun telah tiba. Rafael berdiri di depan papan pengumuman. Ia tak sabar untuk melihat hasil ujiannya yang tentu saja berhubungan dengan masa depannya.

"Yess!!" terdengar teriakan Rafael saat melihat namanya tertera di urutan kedua, di bawah nama Marco. Ya, sahabatnya yang satu itu memang cerdas luar biasa.

"Bagaimana, Raf?" tanta Yasa yang menghampirinya.

"Aku berhasil, Yas! Daddy tak bisa menolak permintaanku kali ini. Aku berhasil!" tampak kebahagiaan terpancar di wajah Rafael.

Selang tiga hari dari pengumuman kelulusan, diadakan pesta perpisahan untuk siswa siswi tingkat akhir. Mereka boleh membawa pasangan mereka.

"Aku ikut ya, Raf. Aku jadi pasangan kamu," pinta Mirelle yang kembali bergelayut di lengan Rafael.

"Lepaskan aku! Aku tak mau datang bersamamu,seperti tidak ada gadis lain saja," ucap Rafael.

"Memangnya kamu punya kekasih?" tanya Mirelle sambil menatap mata Rafael.

"Ya, aku sudah punya kekasih! Oleh karena itu jangan pernah mendekati atau menggangguku lagi. Aku tak mau kekasihku cemburu karena dirimu," ucap Rafael.

"Bohong! Kamu pasti bohong! Aku tak pernah melihatmu dengan gadis mana pun."

"Terserah kalau kamu tidak percaya padaku. Aku akan membawanya saat acara perpisahan nanti, ucap Rafael.

Kini, da da Mirelle terasa sesak ketika melihat Rafael bergandengan dengan seorang gadis yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, Marsha.

Rafael bahkan menghampirinya dan memandangnya dengan tatapan mengejek, "Kamu bisa lihat siapa yang aku bawa? Kenalkan, dia adalah Marsha, kekasihku."

Sakit, itulah yang dirasakan oleh Mirelle saat ini. Jika yang dibawa oleh Rafael adalah gadis lain, mungkin ia tak terlalu peduli. Namun ketika melihat Marsha, ia merasa ditusuk dari belakang oleh sahabatnya sendiri.

"Sejak kapan kalian berhubungan?" tanya Mirelle.

"Setahun yang lalu," jawab Rafael.

Deggg

"Setahun? Mengapa kalian tak mengatakannya padaku?" tanya Mirelle.

"Maaf, Elle. Aku takut kamu akan memutus hubungan pertemanan kita jika mengetahui hal ini. Namun, aku rasa sekarang saatnya aku membuka semuanya."

🧡 🧡 🧡

1
Yuni Lestari
Luar biasa
Astrid valleria.s.
mampir Aku Thor
P_nR
Kecewa
P_nR
Buruk
Mary 1283
sekarang tau rasa bagaimana raf???dulu Mirelle yang menempel biasa aja kamu udah risih bagaimana dengan marsha yang terang2 gak tau malu juga obsesi sama kamu....
Natalia Christine
Luar biasa
Dearest
mirelle sama mr. x aja sih thor biar tuh dokter tau rasa
Dearest
mampus lo rafael. emang enak dapet karma.
Hair Ris
Luar biasa
Siti Azizah
rafael
Salma Suku
Ya ampun pada penasaran si Marco dan Rafael😁
Debbie Teguh
uuuh co cuiit
Salma Suku
Akhirnya jebol jg benteng pertahanannya Elle...
Salma Suku
Cerita dong thor supaya kt jg nda penasaran MPnya mereka😁
Debbie Teguh
keren
Debbie Teguh
jd inget marsha and the bear, disitu poloa bgt, yg ini liciknyaaa
Salma Suku
Siapa jg yg mau pacaran dengan cowok kayak gitu...
Salma Suku
Pilihan yg sulit
Salma Suku
Paling itu cuma akalan Dave aja...
Salma Suku
Semoga Rafael segera mendapatkan donor mata dan bisa berjalan kembali...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!