Bagaimana jadinya seorang Master beladiri yang terkenal dengan ketegasan dan disiplin tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel yang memiliki cerita sedih di mana pemeran utamanya hidupnya tragis.
Kisah di dalam novel itu adalah seorang istri sah mati di tangan pelakor. Semasa hidupnya ia hanya alat tukar uang oleh ibunya dari keluarga suaminya. Bahkan keluarganya tahu kalau suaminya punya istri baru dan tidak peduli jika ia di siksa oleh suami. Yang penting adalah, UANG!
Akhir cerita sad ending yang sangat memilukan membuat para pembaca ikut menangis, tapi setelah sang Master di tarik ke dunia novel, akankah ia bisa mengubah jalan cerita yang menyedihkan itu? Atau tetap mengalami nasib yang tragis?
Yang penasaran dengan kisahnya yuk baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
"Mbak, saya mau pilih makanan spaghetti bolognese, steak daging sapi premium, salad sayur, salad buah, Kentucky fried chicken, jus jeruk, jus Alpukat, dan cake strawberry. Oh ya, tagihan billnya, dia yang bayar ya," ucap Glarissa menujuk ke arah Afgan di kursi sebelahnya itu.
"Baik Nona." angguk Karyawan Tersebut.
Glarissa memberi kembali buku menu itu, ia memainkan ponselnya. Sementara Aldi dan Eva mereka terganggu atas kehadiran Glarissa di Restoran itu.
"Haihss, bagaimana dengan keadaan anak didik ku ya? Apa mereka baik-baik saja tanpa ku?" tanya Glarissa khawatir.
Tak lama kemudian, makanan pesanan Glarissa datang, makanan itu hampir memenuhi mejanya membuat Glarissa bersemangat.
"Waw, mana dulu yang aku makan ya?" tanya sambil menggosokkan tangannya.
Glarissa melahap makanan itu secara bersamaan. Karena saat berpindah ke dunia novel, ia belum makan sama sekali.
Mungkin pemilik tubuh ini belum makan dari pagi membuat tubuhnya sedikit lemas.
Setelah menghabiskan makanan itu, Glarissa menjadi kenyang, energinya sudah terisi penuh.
"Sayang, kita pergi yuk, aku mau beli ponsel baru," ajak Eva yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan Glarissa.
"Ya udah, ayo," jawab Afgan mengangguk.
"Mbak!" panggil Afgan kepada salah satu karyawan.
Karyawan itu berjalan mendekat sambil membawa alat pembayaran.
"Berapa semuanya?" tanya Afgan.
"Sebentar ya, saya hitung dulu," ucap karyawan cantik itu tersenyum manis dengan senyum yang menggoda, membuat Afgan terpesona.
Karyawan itu pun menghitungnya, saat menghitung makanan di atas meja, Afgan terus melihat wajah cantik karyawan tersebut. Karyawan itu bukan hanya tinggi, kulitnya sangat putih, rambut lurusnya terurai lembut dan ada lesung Pipit di pipi kirinya tak bisa membuat Afgan melepaskan pandangannya.
Melihat Afgan yang terus melihat karyawan tersebut, Eva menjadi geram. Ia memukul tangan Afgan.
"Sayang! Kamu ini kenapa sih?" tanya Eva dengan wajah manyun membuat Afgan tersadarkan, tadi ia merasa seperti ada di alam lain saat melihat karyawan cantik itu.
"Eh kenapa Sayang?" Afgan Balik bertanya. Eva tidak menjawabnya, tapi ia memasang wajah kesal sambil memanyunkan bibirnya.
"Semuanya, 480 ribu," jawab karyawan itu kembali tersenyum. "Mau bayar cash, pakai kartu atau scan QR*S?"
"Pakai kartu saja." Afgan mengeluarkan kartu ATM-nya dan menggosok di alat pembayaran itu.
"Terima kasih Tuan dan Nyonya, silakan datang kembali dan beri ulasan bintang lima untuk restoran kami," ucap Karyawan itu sopan sambil mengatup kedua tangannya.
"Iya." angguk Afgan merasa nyaman dengan senyuman karyawan itu.
Saat Afgan dan Eva hendak pergi, Glarissa menahan tangan Afgan.
"Suami ku, kenapa kau pergi begitu saja? Bayar juga dong makanan ku," pinta Glarissa membuat Afgan menjadi kesal.
"Kalau kamu nggak sanggup bayar ngapain makan di sini? Bayar sendiri lah," ucap Afgan menghempaskan tangannya agar terlepaskan dari pegangan Glarissa.
Tapi saat di tarik, tangan Glarissa seolah-olah lengket di tangannya membuat matanya membelalak melihat ke arah tangannya. Ia mencoba menarik lagi, tapi tetap tidak bisa.
"Hey! Lepaskan tangan ku!" ucap Afgan sambil berusaha menarik tangan Glarissa dati tangannya.
"Mbak, saya mau bayar," ucap Glarissa memanggil karyawan tadi.
"Iya Mbak, saya hitung dulu," ucap karyawan itu tetap mempertahankan senyumnya.
Afgan berhenti menarik tangannya, ia kembali fokus melihat karyawan itu lagi, seolah-olah karyawan itu membawa ketenangan bagi dirinya.
"Semuanya 655 ribu," jawab karyawan tersebut.
"Gila, kamu makan sendiri sampai sebanyak ini," ucap Afgan menekuk alisnya.
"Bayar, jangan sampai aku buat drama di sini," ancam Glarissa dengan suara pelan.
Mau tak mau Afgan mengambil kartunya kembali dan menggesek di alat pembayaran itu lagi.
Setelah di bayar Afgan, Glarissa baru melepaskan tangan Afgan.
"Terima kasih Suami ku," ucap Glarissa tersenyum membuat Afgan menjadi mual.
Jangan lupa like, vote, komen, subscribe dan hadiah ya gaes
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
jadi samsak yang ada dia....
saingan dong sama mba kun-kun...🤭
skalian nyoba2 akting bagus gak 😂😂😂
drama nya......
semoga sukses ya.....💪💅
dikit banget up nya.