NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia / Tamat
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila hanya ingin kuliah dan menggapai cita-cita sebagai jaksa.
Namun hidup menuntunnya ke rumah seorang duda beranak dua, Dokter Martin, yang dingin dan penuh luka. Di balik tembok rumah mewah itu, Naila bukan hanya harus merawat dua anak kecil yang kehilangan ibu, tapi juga melindungi dirinya dari pandangan sinis keluarga Martin, fitnah, dan masa lalu yang belum selesai.

Ketika cinta hadir diam-diam dan seorang anak memanggilnya “Mama,” Naila harus memilih: menyelamatkan beasiswanya, atau menyelamatkan keluarga kecil yang diam-diam sudah ia cintai.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Gadis Kampung itu Lagi

“Selamat siang,” ujar salah satu dari mereka, seorang wanita paruh baya berpenampilan sopan. “Kami diminta datang oleh Tuan Martin. Katanya, mulai hari ini kami akan tinggal dan bekerja di rumah ini.”

Naila sedikit merenung, tetapi beralih mengangguk pelan. “Silakan masuk. Saya Naila, pengasuh putra putri Pak Martin.” Setelah itu, ia menyilakan kelima orang asing tersebut untuk masuk. Ketika hendak mengambil minum, salah satu dari tiga wanita paruh baya, bangkit.

"Neng, tidak perlu repot menyiapkan apa pun untuk kami. Kami bekerja untuk membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan kebutuhan semua orang yang tinggal di sini. Perkenalkan, Neng cukup panggil saya dengan Bi Rum, dia Mbok Tum, dan dia Mbak Mel. Kalau itu Pak Ruli sebagai supir dan Mang Kardi sebagai tukang kebun di halaman depan. Jadi, Neng Naila tak perlu khawatir, begitu pesan Tuan Martin," terang Bi Rum.

Naila tak bisa menutupi rasa kebingungannya, tetapi ada sebuah rasa lega karena ia tak lagi sendirian sebagai orang asing di rumah ini. Setelah itu, ia membantu kelima orang tersebut menuju kamar kosong yang cukup banyak di rumah layaknya istana ini. Tak perlu berlama-lama, mereka telah asik bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.

Beberapa saat kemudian, Naila melihat pintu gerbang terbuka. Kali ini ia langsung menyimpulkan bahwa gerbang telah diambil kendali oleh Mang Kardi. Beberapa detik kemudian sebuah mobil SUV elegan meluncur masuk. Naila langsung mengenali sosok yang turun dari mobil tersebut—Bu Juwita, nenek Rindu dan Reivan.

“Cucu-cucuku manaaa? Beberapa jam tidak hadir di rumah saja telah membuat nenek rindu,” serunya ceria. Rindu yang mendengar suara yang begitu dihapalnya, langsung melonjak berdiri dari karpet dan berlari ke arah sang nenek.

“Nenek!” seru Rindu dan Reivan pun merangkak cepat ingin mengejar wanita yang selalu menemani mereka.

“Duh, makin lucu aja! Udah pintar belum nih?” Bu Juwita memeluk keduanya erat. “Naila, bagaimana anak-anak? Rewel nggak?”

“Alhamdulillah, sehat dan ceria, Bu. Sekarang, mereka lebih anteng dibanding kemarin,” jawab Naila sopan.

"Syukur lah ..." Lalu tatapannya beralih pada beberapa orang asing yang lalu lalang tampak sibuk bekerja.

"Loh? Memangnya sejak kapan rumah ini memiliki ART?" ungkapnya dengan rasa terkejutnya.

"Ya, baru beberapa menit yang lalu, Bu. Kata mereka, Pak Martin yang merekrut."

"Oh ya lah, kalau memang keputusannya seperti ini. Dulu saya juga ditawari, tapi saya tak ingin benda-benda kesayangan keluarga kami diurus orang lain. Lagian, mungkin dia takut membuatmu terlalu lelah karena pekerjaan rumah dan mengasuh."

Tak lama bercengkrama, Bu Juwita mengajak kedua cucunya bermain di halaman depan rumah yang sangat luas. Naila tentu saja ikut menemani, membawa bola kecil dan mainan kesayangan Reivan. Suasana terasa hangat dan menyenangkan.

Tanpa mereka sadari, sebuah mobil hitam berhenti di luar pagar. Tak masuk ke halaman, namun cukup jelas untuk memperhatikan apa yang terjadi di dalamnya.

Dari dalam mobil, terlihat dua wanita keluar dan tengah mengamati situasi di sana. Tak biasanya, rumah itu kali ini terlihat cukup ramai, padahal biasanya sepi dan tak pernah kelihatan penghuninya.

Bu Inge, istri Pak Nugraha, dan Vini, putrinya seolah tak percaya mendapati apa yang mereka temui saat ini. Sorot mata Vini menyipit saat melihat Naila, gadis kampung yang baru saja mereka usir secara tak manusiawi, kini tertawa bersama Rindu dan Reivan, anak dari duda, yang sedang didekati oleh Vini.

“Ma, lihat itu,” desis Vini dengan nada sinis.

Bu Inge menyipitkan mata. “Itu gadis yang ditolong papamu kemarin, bukan?”

“Iya,” jawab Vini tajam. “Yang katanya hanya singgah sementara. Tapi lihat, sekarang dia malah berada di rumah Mas Martin, sial!" rutuknya geram.

“Apalagi, dia sudah benar-benar masuk ke dalam rumah ini. Kenapa dia bisa sedekat itu dengan kedua anaknya?"

“Kita tidak bisa membiarkan ini,” gumam Inge pelan. “Kita harus tahu apa sebenarnya niat terselubung gadis kampung itu.”

Di halaman, Naila tak menyadari keberadaan mereka. Ia masih bermain bersama Rindu dan Reivan, tertawa saat Reivan jatuh ke dalam pelukan neneknya. Tapi Bu Juwita sempat melirik ke pagar dan mendapati mobil itu berhenti terlalu lama.

Wajahnya berubah sejenak. Ia tahu siapa pemilik mobil itu.

“Naila,” katanya pelan sambil tetap tersenyum pada cucunya, “Sebentar lagi mungkin kita akan kedatangan tamu yang tak diundang.”

Naila mengerutkan dahi, bingung.

Namun sebelum ia sempat bertanya, mobil itu perlahan menjauh dari pagar.

Meninggalkan debu tipis yang tertiup angin… dan firasat tak nyaman yang mulai tumbuh di dada Naila.

...

Sore pun menjelang, usai waktu Ashar, Bu Juwita pun pamit kembali ke kediamannya. Dan, tak lama dari itu pula, sebuah kendaraan pun kembali ke singgasana mulanya.

"Papaaaaa ...." Rindu berlari kecil menyambut kedatangan sang ayah.

"Wah, udah cantik nih, gadis papa." Membalas pelukan putrinya meski tangannya menggenggam sesuatu.

"Iya ... Hari ini Lindu ceneng cekali, Pa. Nenek tadi ke cini, Pa. Kami main di luar," terangnya dengan ceria.

"Syukur lah, kalau kamu senang. Papa turut merasa tenang." Kepala Martin mulai liar mencari sosok yang belum terlihat.

"Kak Naila mana?"

"Mama, Pa ... Mamaaa!" Rindu mengoreksi ucapan sang ayah.

"Ya, terserah. Dimana dia? Adikmu juga?" Ia merasa tak sabar untuk segera memberikan benda penting tersebut kepada sang pengasuh.

"Mama lagi mandiin adek. Cetelah Lindu beyes, giliran adek mandinya. Kata mama, gak bole mandi cama-cama."

“Wah wah, kenapa gak boleh mandi sama-sama?" Obrolan ayah dan anak itu, disela oleh seseorang yang baru juga sampai. Dengan percaya diri, ia berjalan membawa paperbag berwarna hitam pekat.

"Naila ... Nai ..." Tanpa beban, Marvel memanggil nama seseorang yang turut dicari kakaknya.

"Kenapa masih ke sini? Sudah kukatakan, jangan ke sini lagi!" Martin mengeluarkan ancaman khas yang ia miliki.

"Oh, no ... no ... Kali ini tak akan kubiarkan lagi!" Marvel bergerak tanpa memikirkan saudaranya menuju kamar mandi dalam kamar sang kakak.

Dari dalam, terdengar kicauan Reivan yang terdengar menikmati mandi bersama Naila.

"Waaah, beruntung kali kau, Cah. Kalau Om jadi kamu, pasti akan Om tarik dia ikut mandi dalam bath up ini," ucapnya sembari menggoda gadis yang menunggu Reivan di luar bak mandi mewah itu.

"Jangan gitu Om—"

"Eit, jangan panggil 'om' lagi! Panggil aku 'mas' dong. Aku pengen denger lidah Sumatra manggil 'mas'!" godanya sembari menaruh bawaannya tadi ke atas pangkuan Naila.

Mata Naila terbelalak mendapat sesuatu dari Marvel. "Apa ini O—mas?"

"Buka lah!"

Tanpa mereka sadari, seseorang tengah memperhatikan keakraban mereka, menatap benda yang ada dalam genggamannya.

****************

Jangan lupa sawerannya ya kak, vote, dan iklan 😁

1
MomyWa
waaahh, udah tamat aja thor? pdhl pnasaran sm marvel dan azwa
MomyWa
nyeselnya setelah naila terlihat cantik 🤣
MomyWa
cemburu nih yeee
FieAme
semangat selalu thor. gpp gagal..gagal itu awal dari keberhasilan.ssmangat selalu untuk berkarya
Safira Aurora
semangat ya thor. semoga membawa rezeki cerita yang baru.
Eva Karmita
semangat otor semoga di karya yg baru bisa menghasilkan rejeki yang berlimpah aamiin 🤲🤲
Syahril Maiza
semangat terus untuk berkarya yah
Syahril Maiza
semoga karya author berikutnya bisa menghasilkan thor
Cookies
menarik ceritanya
SoVay: terima kasih kakak, sudab bantu rate cerita kami 🙏
total 1 replies
Syahril Maiza
aroma penyelesaian paksa thor
Syahril Maiza
walaaaahh, udah jualan mereka
Syahril Maiza
kok bingung /Facepalm/
Syahril Maiza
akhirnya Naila pulang kampung
Syahril Maiza
tone ceritanya kayaknya dipercepat ya
Syahril Maiza
Alhamdulillah, turut lega
Syahril Maiza
semangat semua tim medis
Syahril Maiza
duh, kasihan sekali 😭
arielskys
aku turut berduka thor, emang regulasi ini kabarnya bikin banyak author gugur. semangat ya. semogayang berikut bisa mendapat rezeki
arielskys
lah? tamat aja thor? waalaaaaaahhhh
arielskys
enak kali kalau suami punya segala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!