Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Siska terus saja menangis sambil menenggelamkan kepalanya di lutut.
Ara menatap kasihan kepada Siska, ia langsung menarik handuk yanga ada di dalam kamar mandi tersebut, lalu memberikan handuk itu kepada Siska.
Siska yang melihat ada seseorang yang mengulurkan handuk untuknya pun langsung mendongak melihat siapa yang memberikannya handuk, matanya langsung melotot dan menatap tajam ke arah Ara, ia langsung menghempaskan handuk yang ada berikan untuknya, lalu ia bergegas berdiri.
" apa yang menimpaku saat ini, itu semua karna ulahmu! " ucap Siska sembari menunjuk wajah Ara.
" kau tidak perlu berpura-pura baik pada ku"
" kau pasti puaskan sekarang? kau puas kerna tuan menyiksaku, kau puas melihat penderitaanku" ucap Siska yang lalu menepis tubuh Ara, kemudian melangkah keluar dengan gusar.
" non.. " panggil bik surti yang mendekati Ara.
" non tidak apa-apa? "
" aku baik-baik saja bik, kasihan Siska, aku harus mengajaknya bicara"ucap Ara yang ingin mengejar Siska namun tangannya di tahan oleh bik surti.
" jangan non, jangan. saat ini nona Siska tidak akan mendengarkan penjelasan apapun, biarkan saja dia menenangkan diri dulu" ucap bik surti, dan Ara pun menggunakan paham.
****
Di saat Albert menyantap hidangan makan malam yang di buat oleh Ara, terlihat beberapa kali Ara menoleh ke arah pintu, biasanya Siska akan makan malam bersama tuan Albert. tapi sejak kejadian tadi sore, wanita itu mengiringi diri di kamar, hal itu membuat Ara mencemaskan keadaan Siska.
" kenapa kau hanya berdiri? ayo duduk dan temani suamimu ini makan" ucap Albert dengan lembut.
Ara duduk dengan kikuk di sisi suaminya dan Albert mengedarkan pandangannya ke sekitar, ada dua penjaga yang sedang berjaga, lalu ia memberi kode agar kedua penjaga itu pergi, dan dua penjaga itu pun menggunakan lalu pergi.
" kamu harus makan yang banyak" ucap Albert sembari mengambilkan nasi di piring lalu memberikannya kepada Ara.
" tuan, aku bisa mengambil sendiri, tuan suamiku, aku lah yang seharusnya melayani mu" ujar Ara.
Albert tak langsung menjawab, ia mengambilkan beberapa lauk untuk sang istri.
" sesekali tidak apa-apa, aku yang melayani mu istriku " ucap Albert dengan lembut.
Mendengar perkataan lembut dari suaminya, membuat hari Ara tersentuh, rasanya seperti mimpi bagi Ara karena suaminya yang selama ini sering berbicara kasar dan selalu memanggilnya dengan sebutan budak, sekarang suaminya ini sering sekali memanggilnya dengan sebutan istriku.
" kenapa kau hanya menatapku? ayo di makan" ucap Albert sembari tersenyum tipis.
" ah, iya tuan" jawab Ara yang langsung menengadahkan tangan memulai berdoa sebelum makan.
"kau benar-benar wanita yang baik Ara, kenapa kau malah menjadi istriku yang penuh dosa ini? " batin Albert sembari membuang nafasnya kasar.
Albert kembali memakan makanannya sembari melirik sang istri yang tengah lahap menyantap makanannya.
"bahkan saat makan saja dia terlihat sangat anggun begitu dan terlihat sangat cantik, tidak, apa yang telah aku pikirkan" batin Albert lagi.
****
" apa!! kau ingin mengantarkan makanan itu untuk Siska? " tanya Albert yang terkejut saat sang istri tengah mengisi sepiring nasi beserta lauknya dan mengatakan kalau ia akan mengantarkan makanan untuk Siska ke kamarnya.
" ya tuan, sejak tadi nona Siska mengurung diri di dalam kamar, aku ingin mengantarkan makanan ini untuk nya"
" panggil dia Siska, kau tidak perlu menyematkan kata nona untuknya"
Ara tersenyum dengan permintaan suaminya itu.
" tidak apa-apa tuan, aku mengantarkan makanan ini dulu" ucap Ara yang langsung melangkah menuju kamar Siska.
" tunggu" Albert bangkit dari duduknya lalu melangkah mendekati sang istri.
" biar aku yang menemanimu mengantar makanan ini ke kamar Siska, agar dia tidak bisa membentak atau memarahiku lagi"
Ara hanya menggunakan, dalam hati ia merasa senang dengan perhatian yang suaminya berikan.
Sesampainya di kamar Siska, Ara langsung mengetuk pintu kamar itu dengan pelan sembari memanggil nama Siska dan tak ada sahutan dari dalam kamar, hingga membuat Albert geram, lalu ia yang mengetuk pintu dengan keras.
" buka pintunya" teriak Albert.
Tak lama pintu pun di buka oleh Siska.
" kenapa lama sekali hah! " bentak Albert menatap tajam Siska yang mukanya sudah memucat.
" Astaghfirullah, nona" ucap Ara yang langsung meletakkan makanan yang ia bawa ke atas nakas, lalu ia mendekat ke arah Siska yang sudah duduk di tepi ranjang.
" Siska, apa kau sakit? " tanya Ara yang langsung meriksa suhu tubuh Siska dengan menempelkan tangannya di kening Siska.
" ya Alloh, tuan, badan nona Siska panas sekali, tolong segera panggilkan dokter "ucap Ara yang terlihat sangat cemas, ia bahkan meminta Siska untuk kembali berbaring di atas kasur.
" kenapa tuan hanya diam saja? , cepat panggilkan dokter! "perintah Ara dengan tegas.
Mata Albert membulat saat sang istri memerintahkannya, sejak kapan istrinya ini berani memerintah dirinya seperti ini?
Namun Albert tetap mematuhi perintah istrinya itu, ia keluar dari kamar dan meminta penjaga untuk memanggil dokter.
" nona tunggu sebentar ya, aku akan mengambil kompres dulu" ujar Ara yang tanpa menunggu jawaban dari Siska langsung berlari keluar kamar.
Siska yang memang tengah lemah hanya menatap kepergian Ara dengan tatapan satu, Siska menelan ludahnya pahit saat Albert mendekat lalu duduk di sisi ranjang.
" apa yang kau rasakan? " tanya Albert.
Siska hanya menggeleng memberi pertanda kalau ia baik baik saja. Albert memeriksa dahi Siska yang memang terasa sangat panas.
" bersabarlah, dokter akan segera tiba" ucap Albert.
Tak lama Ara pun datang dengan baskom berisi air dan handuk kecil untuk Mengompres. Albert pun sedikit menyingkir membiarkan Ara mendekat Siska.
Dengan telaten Ara Mengompres dahi Siska. setiap gerakan Ara di diperhatikan oleh Albert, ia merasa tertegun dengan sikap Ara yang sangat perhatian dan telaten merawat Siska.
" sebenarnya wanita seperti apa yang ia nikahi ini? bisa-bisanya Ara masih memperlakukan Siska dengan baik, setelah apa yang di lakukan Siska padanya tadi sore, bahkan sama sekali tidak ada dendam di wajahnya, ia terlihat begitu ikhlas merawat Siska " gumam Albert dari dalam hati.
Sementara Siska membeku dengan setiap yang ara lakukan padanya, dan ia membiarkan Ara Mengompres dahinya dengan lembut.
" cepat sembuh ya nona, nona harus makan, biar nanti saat dokternya datang nona bisa langsung minum obat"ujar Ara dengan ramah.
Siska tidak menyahut atau pun menolak, sebab tuannya itu masih berdiri tegap mengawasi mereka. Ara membantu Siska untuk bersandar di ranjang, laku Ara menyuapi Siska, karena lidah Siska terasa pahit jadi ia kehilangan selera makannya.
" sudah cukup"ucap Siska.
" apa nona menginginkan sesuatu? aku bisa merasakan nya untuk nona" tanya Ara
.
.