NovelToon NovelToon
GITA & MAR

GITA & MAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Fantasi Wanita / Pengasuh
Popularitas:5.3M
Nilai: 5
Nama Author: juskelapa

Gita yang gagal menikah karena dikhianati sahabat dan kekasihnya, menganggap pemecahan masalahnya adalah bunuh diri dengan melompat ke sungai.

Bukannya langsung berpindah alam, jiwa Gita malah terjebak dalam tubuh seorang asisten rumah tangga bernama Mar. Yang mana bisa dibilang masalah Mar puluhan kali lipat beratnya dibanding masalah Gita.

Dalam kebingungannya menjalani kehidupan sebagai seorang Mar, Gita yang sedang berwujud tidak menarik membuat kekacauan dengan jatuh cinta pada majikan Mar bernama Harris Gunawan; duda ganteng yang memiliki seorang anak perempuan.

Perjalanan Gita mensyukuri hidup untuk kembali merebut raga sendiri dan menyadarkan Harris soal keberadaannya.


***

Cover by Canva Premium

Instagram : juskelapa_
Facebook : Anda Juskelapa
Contact : uwicuwi@gmail.com


Nover ini belum rampung. Disarankan untuk membacanya setelah TAMAT.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

002. Kesialan Beruntun

Pesan dari penulis

Nover ini belum rampung. Disarankan untuk membacanya setelah TAMAT. Penulis sedang recovery. Untuk berkomentar silakan kirim pesan melalui Instaagram @juskelapaofficial . Terima kasih.

******

Gita merasa dirinya tak pernah menyakiti siapa pun. Tidak pernah merepotkan orang lain, tidak punya hutang yang tidak dibayar. Ia juga tidak pernah menggantungkan perekonomian pada keluarganya. Terutama sang ibu yang meski tidak kaya, namun hidupnya berkecukupan. Gita merasa tidak pernah menjadi beban bagi siapa pun kecuali … dirinya sendiri.

“Aku mau pingsan,” bisik Gita, mencengkeram keras bahu Lily.

Pernikahan di dalam baru saja selesai. Sepasang manusia yang baru saja mendapat sebutan suami-istri kini tengah bersimpuh mendengar wejangan.

“Jangan pingsan sekarang. Kita balik ke kantor dan kamu harus tetap presentasi menggantikan Monic.” Lily menarik tangan Gita pergi dari rumah itu. Tubuh Gita yang lalu membuat wanita itu harus menyeretnya sekuat tenaga.

“Aku harus tanya Rama. Aku perlu penjelasan Rama. Nggak bisa langsung pergi aja!” Gita menghempaskan tangan Lily beberapa langkah dari rumah cluster paling pojok. Tangannya bergetar. Dibanding sedih, amarahnya lebih besar.

Lily meringis menatap tangannya yang baru dihempaskan Gita, lalu menatap sengit rekan kerjanya itu. “Aku nggak peduli alasan tunangan kamu menikahi Monic. Aku nggak peduli soal apa yang terjadi di antara kalian. Aku menunjukkan itu pagi ini karena aku nggak mau ucapanku dianggap angin lalu sama kamu. Semua orang kantor tau kalau kamu wanita paling setia nyaris naif. Bayangkan kalau aku ngomong tunangan kamu menikahi sahabatmu sendiri karena hamil tanpa bukti, apa yang kamu pikirkan soal aku? Iri? Pagi ini aku sedang menunjukkan buktinya langsung, Git!” Emosi Lily ikut tersulut. “Aku mau balik ke kantor. Terserah kalau kamu mau mempermalukan diri kamu dengan nangis atau ngamuk-ngamuk ke rumah itu. Aku ke kantor naik taksi kalau kamu masih mau di sini.” Lily mengaduk-aduk tasnya mencari ponsel sambil terus berjalan menjauh.

“Setidaknya jelaskan dengan lebih rinci denganku. Kasih aku penjelasan dari mana kamu tau soal Rama dan Monic. Dari mana kamu tau soal rumah berengsek itu?!” Kali ini air mata Gita sudah jatuh ke pipi. Bibirnya bergetar menahan tangis.

Lily kembali mencengkeram lengan Gita dan membawanya menuju mobil. “Ngobrol di mobil aja. Masuk dan nyalain AC. Setidaknya kita harus sedikit menjauh dari rumah ini. Aku nggak mau bapak-bapak yang ngeliatin kita tadi malah ngeh siapa kita.”

Meski diam, Gita menuruti perkataan Lily. Masuk ke mobil dan menyalakannya. “Harusnya biar aja semua orang tau siapa aku. Biar Rama juga tau aku datang buat lihat pernikahannya.” Gita terisak. Mobil telah melaju keluar komplek dan sedang menyusuri jalanan gersang dan sepi.

“Kita memang nggak terlalu dekat untuk aku bisa memberi nasehat ke kamu. Tapi Rama bukan suami kamu sampai kamu harus repot-repot mempermalukan diri sendiri. Kecuali … kamu merasa harus meminta suatu pertanggungjawaban ke dia. Jangan mau bego dengan mempermalukan diri sendiri. Kamu nggak lihat yang datang ke nikahan tadi siapa aja?” Lily mengambil sebungkus tisu dari dasbor dan menyodorkannya ke Gita.

Gita menarik selembar tisu dan memikirkan jawaban pertanyaan Lily. Siapa saja yang datang? Kedua orang tua Rama dan kedua orang tua Monic. Semuanya hadir. Gita merasa kerongkongannya dijejali sesuatu yang membuatnya tercekat. Pernikahan itu mengantongi semua restu kecuali darinya. Gita menepikan mobil dan menangis sejadi-jadinya dengan memeluk setir.

“Maaf harus ngomong kayak gini … kurasa kamu butuh penjelasan dari mana aku tau soal acara mereka hari ini.” Lily melirik jam di pergelangan tangan sementara tangan lainnya mengusap punggung Gita. “Aku tau dari suamiku. Meski suamiku dan Rama bukan satu angkatan di fakultas kedokteran, suamiku kemarin baca grup angkatannya. Katanya adik kelas mereka yang bulan depan selesai PPDS nikah karena menghamili pacarnya. Suamiku … ngerasa kenal dengan foto Rama yang tersebar di grup. Suamiku ngeh kalau kita semua pernah pergi makan malam kantor dan dia pernah ngobrol dengan Rama. Suamiku nanya siapa nama lengkap kamu.” Usapan Lily di punggung Gita terhenti.

Gita yang tadi menangis memeluk setir bangkit memandang Lily.

Lily kembali meneruskan. “Aku yang belum tau apa-apa sampai jengkel karena suamiku bolak-balik nanya nama kamu. Akhirnya aku rampas ponsel suamiku dan aku ikut nimbrung di grup angkatan kampusnya buat nanya soal Rama. Aku nggak tau mereka kenal di mana dan kapan mereka mulai jalan. Tapi semua teman-teman Rama cuma tau Monic. Teman-teman fakultas kedokteran cuma tau pacar Rama itu ... ya Monic.”

“Aku … aku yang ngenalin Rama ke Monic sewaktu Monic kemaleman pulang ke Bekasi dan aku tawarkan nginap di apartemenku. Rama dateng bawain makan malam buat aku. Lalu … mereka kenalan. Kurasa … itu pertama kali mereka ketemu. Enam bulan yang lalu.” Gita kembali menangis.

Enam bulan yang lalu ia memperkenalkan tunangan dan sahabatnya di kantor. Dan semua teman Rama di kampus lebih mengenal Monic sebagai kekasihnya. “Apa salahku ke Rama? Apa salahku ke Monic?”

“Git … kita memang tidak terlalu dekat untuk mencampuri urusan pribadi. Sekarang udah jam sepuluh pagi. Hubungan percintaan kamu berantakan. Yang bisa kamu lakukan sekarang adalah masuk kantor dan tepati janji kamu untuk menggantikan Monic presentasi. Setidaknya untuk sekarang kamu harus mempertahankan pekerjaan.”

Gita mengangguk seraya menggigit bibirnya menahan tangis. “Aku selalu merasa hubunganku dan Rama sangat stabil. Aku sibuk memenuhi target untuk sama-sama ngumpulin uang buat patungan biaya pernikahan. Aku pahami keadaan Rama yang sedang butuh banyak pengeluaran untuk sekolahnya. Aku selalu menganggap masa depan Rama adalah masa depanku juga.”

Lily mengangguk. “Iya, Git. Maaf …. Kita harus ke kantor sekarang. Kamu nggak boleh dipecat.”

Gita kembali menarik selembar tisu yang disodorkan Lily. Ia mengangguk. Cukup mengerti kenapa Lily tak mau berlama-lama mendengar ceritanya. Mereka tidak cukup dekat dan Lily juga sedang dikejar oleh atasan mereka. Sudah cukup baik temannya itu menemaninya menemui kenyataan paling pahit pagi itu.

Kalau ditanya, Gita sebenarnya tidak kuat. Bayangan sahabatnya hamil dengan tunangannya membuat jantung Gita berdenyut lebih keras dan menyakitkan. Di mana mereka melakukan itu? Kapan? Bukannya Rama di luar kota? Lalu, itu rumah siapa? Apa Rama sudah membeli sebuah rumah untuk hidup bersama Monic?

Tiba di parkiran B2 tempat ia biasa meletakkan kendaraan, Gita hanya sempat memakai sunscreen dan memoles lipstiknya sebelum buru-buru menuju lantai lima.

“Git, dari mana aja? Dicariin Pak Braja.” Sekretaris direktur langsung berteriak sebegitu Gita muncul di pintu.

“Aku langsung masuk ke ruangannya aja. Mau minta maaf sebelum presentasi. Aku ngga mau dipermalukan di depan anak-anak.” Gita meletakkan tasnya dan bergegas masuk ruangan direktur. Saat mengetuk pintu, bibirnya tidak berhenti mengucapkan doa-doa. Seperti mau bertemu setan saja, pikirnya.

“Masuk!” teriak seorang pria dari dalam.

Gita masuk dan berdiri tegak dengan dua tangan bertaut di depan meja bertuliskan, ‘BRAJA MUSTI – Sales Director’

“Maaf saya terlambat, Pak. Saya….”

BRAAKK

“Ini yang kamu sebut laporan penjualan terbaik? Ini yang bakal kamu presentasikan di ruang rapat nanti? Ini sampah!”

Gita sempat berkedip sekali. Kertas-kertas berhamburan di depan wajahnya. Kilasan itu sangat cepat. Gita menunduk menatap lembaran laporan penjualan yang dibuat oleh Monic, sahabatnya.

To be continued

1
Aura Maheswari Tujuhlima
nah loh Bu dibilang kon dzikir wae gak mau dengerin... lagian itu bukan hakmu ngatur kehidupan Harris
tuh makan rumah sakit biar puas!!!!
Aura Maheswari Tujuhlima
aduh mulai ini si mbah ngreyog lagi
bisa gak sih udah sepuh itu dzikir aja gak mikirin harta kok gemes ya kirain kemarin udah jinak eeeeh baru dikasih hati dikit aja dah liar lagi
mbah....mbah ora iso mikir aku
ben dipikir Njuss ae
terimakasih banyak ya Njussb😘😘😘😘
Aura Maheswari Tujuhlima
sayang banget Mas Harris
lah kok masih ragu sih 🤭🤭🤭
jumirah slavina
jelmaan Tini Suketi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
iya... kamu bener Git...

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aura Maheswari Tujuhlima
luapkan semua kesedihanmu Harris agar tidak ada lagi yg tersisa
supaya Kamu, Gita dan Chika kedepannya bahagia bersama
Aura Maheswari Tujuhlima
peluklah Harrismu Git biar dia tidak menanggung beban berat itu sendiri
Aura Maheswari Tujuhlima
semoga kejujuran Mar tidak membuat Harris marah
baru tau juga kalau Isyana meninggal karena dirampok Samsul
terimakasih Njuss sehat2 selalu
Sri Prihatinie
keren mas harris🥰
Sri Prihatinie
dasar nenek julid😏
Sri Prihatinie
sayang banget mas😍
Ela Nurlaela
Alhamdulillah,,, terima kasih njus karena sudah menyempatkan untuk tetap update disela2 pengobatan kamu,,saya selalu suka dengan karya2 kamu dan aku ikuti apa mau mu 🥰. semoga hasil op nya sesuai dgn harapan ya
Arista Putri
cepet sembuh kk jus....
Fitriyani Indri
si Gita takut Harris masuk kamarnya soalnya ada baju tidur tipis tergeletak di kasur😂😂
Aura Maheswari Tujuhlima
MasyaAllah akhirnya setelah lama juga aku tidak membuka noveltoon karena GitMar gak ada baru hari ini aku buka ternyata GitMar kembali menghiasi hari2ku
terimakasih banyak Njuss kamu yg terbaik sehat sehat selalu ya Njuss 😍😍😍
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
😭😭😭... gaktau kenapa mewek

Bu Gendhis dapat calon menantu sekaligus cucu,

gimana rasanya Bu??
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
kenapa lagi BuHel, rumah sakit sudah diserahkan. mau gimana lagi,

masak ya Harris harus terus dibayang2i Isyana

MOVE ON.. BU... MOVE ON
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
🤣🤣🤣🤣...
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
etdah Bu, ujung2nya minta surat rumah sakit kirain tulus mikirin Chika.

apa BuHel gak bahagia jadi seneng liat orang lain gak bahagia
Fitriyani Indri
aku ngerti sekarang, motif isyana kasih patahan gelang itu ke Mar karena dia yakin suatu saat Mar bisa ungkap siapa yg terlibat dalam kematian isyana yaitu samsul suaminya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!