Dapat melihat mahluk tak kasat mata, bukannlah impian dari semua orang. Begitu juga dengan seorang pemuda. Akibat menolong seseorang, pemuda itu harus mengalami musibah yang menyebabkan cerita hidupnya berubah seketika. Mendadak bisa melihat hantu, pemuda tersebut mengalami perjalanan hidup yang tidak biasa. Perjalanan hidup seperti apakah yang dialaminya?
**** ******. Bijak dalam memilih bacaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Janggal
“Eugh!” terdengar suara lenguhan dari dalam sebuah ruang yang lebih didominasi oleh warna putih.
“Ozil! Kamu sudah sadar?” seru seorang pemuda begitu mendengar suara lenguhan tersebut. “Cip, panggil perawat sekarang!” pemuda itu langsung memerintahkan rekannya untuk memanggil perawat. Tanpa membalas ucapan yang memberi perintah, pemuda lain yang ada di sana bergegas keluar dari ruangan itu. Tak butuh waktu lama, dia kembali dengan seorang dokter.
“Aku dimana?” pemuda yang baru sadarkan diri itu nampak meringis menahan sakit.
“Kamu di rumah sakit,” ucap teman dari pemuda yang akrab di panggil Ozil itu. Sedangkan suster langsung memeriksa keadaan pasien dan kembali menjelaskan kondisi terbaru paseinnnya.
“Itu serius kepalanya nggak apa apa, Sus?” tanya pemuda yang tadi memerintahkan memanggil perawat.
“Tidak apa apa,” jawab sang suster lalu dia menatap si pasien. “Apa kepalanya sangat pusing, Pak?”
“Tidak, Sus, cuma agak nyeri,” jawab Ozil lemah.
“Baik, untuk mengetahui keadaan lebih lanjut, besok akan ada dokter ahli yang menjelaskannya ya?” ucap suster dan setelah itu dia meninggalkan tiga pemuda yang ada di ruang rawat inap tersebut.
“Ini kenapa aku dimasukin ke kamar mewah seperti ini? Biayanya pasti sangat mahal nanti,” Ozil terlihat begitu khawatir saat matanya mengedar ke ruangan yang di tempati, jelas sekali terlihat kalau ruangan yang dia gunakan bukan ruangan untuk pasien kalangan biasa.
Di saat mata Ozil berkeliling menelisik ruangan yang dia gunakan, matanya sempat melihat sosok asing berdiri di dekat jendela. Ozil akan mengeluarkan sebuah pertanyaan, tapi temannya terburu mengatakan menjawab pertanyaan yang tadi Ozil lontarkan.
“Jangan khawatir, semua biaya udah ada yang nanggung,” jawab teman Ozil yang biasa dipanggil Cipto.
“Siapa?” tanya Ozil cukup terkejut mendengar apa yang diucapkan temannya itu.
“Keluarga wanita yang kamu tolong, dia ada di kamar sebelah,” ucap Cipto lagi.
“Tadi sih salah satu keluarganya datang kesini jengukin kamu, mungkin saat ini mereka sudah tidur, udah jam dua pagi juga,” teman yang lain juga menimpali. Dia biasa akrab dipanggil Surya.
“Ya syukurlah kalau ada yang nanggung biayanya,” Ozil terlihat begitu lega. Biar bagaimanapun juga, pemuda itu sedang kesulitan dalam hal keungan karena masih nganggur hingga detik ini. Bahkan seandainya jika sudah kerja pun, Ozil tidak berharap masuk ke rumah sakit kalau tidak sakit parah.
“Ya udah, aku istirahat dulu, ngantuk,” Cipto langsung beranjak ke sofa yang ada di ruangan itu, disusul Surya yang menempati sofa yang ada di sisi yang lain. Sedangkan Ozil memandang dua temannya dengan perasaan yang tidak enak. Sudah pasti keadaanya saat ini sudah sangat merepotkan dua temannya itu. Apa lagi, Cipto dan Surya harus kerja, pasti mereka besok akan kelelahan.
Sebenarnya banyak yang ingin Ozil tanyakan, tapi karena waktu yang memang sudah sangat larut malam, Ozil mengurungkan niatnya dan memilih waktu esok hari untuk menanyakan sesuatu yang menggangu dalam benaknya.
Bahkan Ozil sampai lupa, Saat tersadar dari pingsannya, Ozil tadi merasa heran, di dalam ruang itu, Ozil tidak hanya melihat temannya. Tapi ada orang lain yang Ozil tidak kenal. Orang berjenis wanita itu, berdiri di sisi kanan jendela. rambutnya tergerai sebahu, menggunakan pakaian selutut dan sangat tembus pandang.
Saat kedua temannya beranjak tidur, baru Ozil merasa aneh dengan keberadaan wanita itu. Wajahnya memang tidak menakutkan, tapi keberadan wanita itu justru membuat tubuh Ozil panas dingin sampai berkeringat. Ozil mencoba mengalihkan pandangannya tapi wanita itu seakan terus menatapnya. Tatapannya tidak terlihat seram, tapi bagi Ozil jelas terlihat kalau tatapan wanita itu terasa menakutkan.
Ozil berusaha memejamkan matanya dan berharap saat membuka matanya nanti, wanita itu sudah tidak ada di sana. Setelah merasa cukup memejamkan matanya, Ozil perlahan membuka kedua mata dan menatap ke arah jendela. Mata Ozil langsung melebar dan nafasnya terlihat lega saat melihat wanita itu sudah tidak ada di sana.
“Astaga! Jadi tadi aku benar benar melihat hantu?” gumam Ozil dengan hati yang masih berdebar lebih kencang.
“Jadi kamu bisa melihat aku!”
Ozil seketika terpaku dan perlahan menoleh ke arah sumber suara dengan degup jantung yang makin berdetak dengan sangat kencang. Mata Ozil langsung terbuka lebar begitu melihat sosok wanita itu sedang duduk di kursi sebelah brangkarnya.
“Kamu!”
Begh!
Ozil kembali pingsan.
...@@@@@@...