Cerita ini mengkisahkan tentang seorang wanita hebat bernama Qiaraa yang ingin menjalani kehidupan dengan lebih baik,dalam hidupnya ia selalu disalahkan sebagai penyebab ibu nya meninggal,suatu hari ia bertemu dengan seorang pria dingin yang tak di kenalnya,akan kah dia mendapatkan kehidupan yang ia ingin kan atau malah sebaliknya??,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neng Ikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Meminta bantuan Papa
MEMINTA BANTUAN PAPA
Di kampus aku langsung ke kelas menemui Dinda yang sudah menunggu ku dari tadi, untung saja dosen nya belum datang,aku langsung menghampiri
dan duduk di sampingnya.
"Maaf Din gue telat, untung loe telpon" ucap ku sambil terengah-engah
"Tumben loe telat,untung dosen nya belum datang" Ucap wanita cantik yang berpenampilan sedikit terbuka itu.
"Gue abis ada masalah di cafe,jadi gue ketiduran di rumah"
"Kenapa,?" Tanya nya penasaran
"Gue abis nampar cowok kadaluarsa di cafe," ucapku geram
"Hahaha, maksud nya gimana ada cowok kadaluarsa segala? "Dinda tertawa mendengar perkataan ku
"Awalnya dia minta nomor handphone gue, otomatis gue gak mau kasih lah, lagian mana doyan gue sama aki aki,terus dia malah bilang gue cewek murahan,ya udah gue tampol aja tuh aku aki aki,kesel gue jadinya "
"Hahaha terus gimana?" Dinda penasaran
"Dia ngadu ke pak Arif,manajer cafe,eh malah gue yang di salahi,dia malah belain aki aki itu,kesel lah gue,gue marah dong,ya udah gue minta resign sekalian" Ucap ku
"Serius Loe langsung resign,terus gimana,besok lusa loe kan harus lunasi uang kuliah??" Dinda terkejut
Aku langsung terdiam, benar juga apa yang di bilang Dinda,aku belum melunasi uang kuliah, terus dari mana aku bisa mendapatkan uang jika tidak bekerja lagi di cafe.
"Gue lupa Din,mana gue langsung pergi lagi gak minta uang gaji,kalau balik lagi gengsi gue,entar gue sendiri yang malu" Aku Menepuk jidat
"Ya udah loe minta uang sama bokap loe aja, selama ini loe belum pernah minta kan?" Dinda memberi usul
"Gue gak yakin bakal di kasih,loe tau sendiri kan gimana sikap dia sama gue" Aku menghembus kan nafas
"Terus gimana,kalau gue lagi ada uang mah gue aja yang bayar,gue lagi sepi job nih?" Dinda menahan dagu nya dengan kedua tangannya di atas meja
"Ya udah lah gue coba dulu,mau gimana lagi kalau udah gini,loe temenin gue yah!" Aku bingung sendiri dibuatnya
"Sip,tapi gue gak ikut masuk yah,gue tunggu di mobil aja" Dinda mengangkat jempol nya
Aku memutuskan untuk ke rumah papa Setelah pulang kuliah nanti, semoga saja papa bisa membantu.
Beberapa jam kemudian, pembelajaran pun selesai,aku minta tolong dinda untuk mengantarku dengan mobilnya.
Dalam perjalanan sebenarnya aku ragu untuk meminta bantuan papa,tapi aku bingung harus bagaimana lagi.
Akhirnya aku sampai di depan rumah papa,aku menghela nafas panjang kemudian turun dari mobil.
"Yakin gak mau masuk?" Tanyaku pada Dinda lewat jendela mobilnya
"Nggak,gue tunggu di sini aja yah?" Ucap Dinda
Aku hanya mengangguk,lalu melangkah ke arah pintu rumah,aku menekan bel beberapa kali,tak lama kemudian pintu terbuka.
"Kakak,Tasya kangen" Tasya terlihat senang melihat kedatangan ku ia langsung memeluk ku
"Kakak juga" Aku balas memeluk Tasya
"Kakak kenapa baru kesini,ayo masuk" Ajak Tasya
Aku tak menjawab pertanyaan Tasya,aku langsung mengikuti nya masuk dan duduk di ruang tamu.
"Papa ada?" Tanya ku
"Ada kak, bentar yah,aku panggil kan" Tasya pergi memanggil papa ke kamar nya
Tasya mengetuk pintu kamar, Setelah dipersilahkan masuk, Tasya pun membuka pintunya.
Di lihatnya mama dan papa nya sedang terlihat bingung,entah apa yang sedang mereka bicarakan,namun Tasya tetap memberi tahu bahwa Qiaraa datang ingin bertemu papa.
"Pah,ada kak Qiaraa di ruang tamu,dia ingin bertemu papa" Ucap Tasya
"Hah, Qiaraa,mau apa dia ke mari?" ucap papa Hendra seperti sedang banyak pikiran
"Mau ngapain sih pah,anak mu kesini segala,gak tau apa kita lagi pusing" ucap mama Ine dengan ketus
Namun papa tetap menemui Qiaraa ke ruang tamu.
Gadis cantik, hidung mancung,bibir tipis,kulit putih mulus,tubuh tinggi semampai sedang duduk di ruang tamu.
Papa Hendra yang baru melihatnya lagi,tampak terdiam melihat putrinya yang begitu mirip dengan ibunya,namun entah kenapa ia selalu merasa bahwa Qiaraa adalah penyebab istri nya meninggalkan nya.
Papa Hendra dan mama Ine menghampiri ku,di ikuti dengan Tasya di belakangnya,aku langsung mencium tangan nya,namun mama Ine masih sama, selalu bersikap acuh terhadap ku.
"Duduk!"Ucap papa Hendra
Aku langsung duduk kembali setelah menyalami keduanya.
"Ada apa kamu datang kesini?" Ucap papa tanpa basa basi
"Qiaraa mau minta tolong pah" Ucap ku
"Alah paling juga mau minta duit" Ucap mama Ine ketus
Aku mencoba tenang walaupun sebenarnya aku kesal akan ibu tiri ku itu.
"Jadi gini pah,besok lusa Qiaraa harus melunasi uang kuliah,tapi Qiaraa baru saja berhenti dari pekerjaan jadi Qiaraa mau minta tolong papa buat bayarin dulu,nanti kalau Qiaraa udah dapat lagi kerjaan,bakal Qiaraa ganti" Ucap ku pelan pelan
"Maaf Ra, perusahaan papa sedang dalam kritis sekarang,jadi papa gak bisa bantu,gaji karyawan saja belum papa bayar semua" Ucap papa
"Udah lama gak pulang, sekali nya pulang minta uang,aduh nyusahin banget yah,kita gak bisa bantu kamu,kita aja lagi pusing, nambah nambahin aja" Ucap mama Ine dengan lantang nya
"Benar kata mama mu Ra,kalau ada kita juga pasti bantu" Ucap papa masih punya rasa kasihan
"Lagian,kalau gak mampu bayar kuliah, ngapain harus kuliah sih, wanita kayak kamu gini emang mau jadi apa sih,ujung ujungnya juga paling jadi babu kalau gak jadi ibu rumah tangga, nyusahin orang aja"Ucap mama Ine dengan nada sinis nya
Sebenarnya aku masih bisa sabar tadi,tapi lama-lama ucapan mama Ine semakin keterlaluan,aku langsung berdiri, menghadap ke arah ibu tiri ku.
"Saya sudah sabar selama ini,tapi omongan anda sudah keterlaluan,ingat ini baik baik, hidup saya akan sukses tanpa bantuan anda" Aku tak bisa menahan emosiku
"Kurang ajar yah kamu?" Mama Ine mengangkat tangannya akan menamparku,tapi papa menahan tangannya,mama kaget karena ini pertama kalinya papa membela ku
"Sudah sudah, jangan bikin keributan di sini,papa lagi pusing!" Ucap papa
"Maaf pah,sudah membuat keributan disini, Qiaraa pamit" Aku menyalami tangan papa dan langsung keluar
Tasya yang melihat kepergian ku, langsung mengejar ku ke depan.
"Kak Qiaraa tunggu!" Tasya memanggil ku
"Maaf atas perlakuan kakak pada mama tadi,kakak emosi" ucap ku menyesal
"Gak papa kak,memang mama sudah keterlaluan," ucap Tasya
"Kakak pamit yah,maafin kakak sudah membuat keadaan semakin memburuk untuk keluarga ini?" Ucap ku
"Maafin Tasya yah kak,gak bisa bantu apa apa" Ucap Tasya
Aku hanya mengangguk,lalu pergi melangkah menuju mobil Dinda yang sedang menunggu di depan gerbang.