Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 2
Sementara itu anak keluarga William baru saja sampai di restoran,ia langsung menyapa kedua orang tuanya dan duduk di antara mereka.
"Morgan,kamu masih ingat kan dengan om dan tante Robert?" tanya nyonya William
"Tentu masih ma"
"Sekarang kamu sudah sangat dewasa Morgan,lebih tampan tentunya" ucap nyonya Lista
"Terima kasih tante"
"Oh ya Morgan,papa minta kamu kemari untuk membahas tentang perjodohan kamu dengan putri bungsu tuan Robert. Seperti yang sering papa bilang" ucap tuan William
"Jadi bagaimana kalau dalam waktu dekat ini kita sahkan saja perjodohan itu Morgan?" tanya tuan Robert
"Om,pa Morgan sendiri akan senang bisa menuruti permintaan papa dan mama. Tetapi apakah putri om juga setuju untuk di jodohkan dengan saya?"
"Kamu tenang saja,Sheva pasti akan setuju. Terlebih lagi kamu dan Sheva dulu sudah begitu akrab" jawab tuan Robert
"Nah,jadi bagaimana Morgan?"
"Morgan ikut papa saja,apa yang menurut papa dan mama baik maka itulah yang terbaik untuk Morgan juga"
"Baiklah kalau begitu,kita tinggal cari tanggal saja yang cocok untuk mereka" ucap tuan Robert
Sheva yang masih kesal baru saja kembali dari toilet dan menghampiri orang tuanya lagi,ia masih sibuk merapikan kemejanya yang sedikit basah. Saat selesai ia menatap laki-laki yang tadi membuatnya kesal saat mengisi bahan bakar,dengan wajah marah ia langsung berteriak pada laki-laki yang ternyata adalah Morgan.
"Ngapain kamu ngikutin aku kemari? Mau ganti rugi kamu?" ucap Sheva yang membuat orang tua dan keluarga William bingung
"Sheva,kamu ini kenapa sih?" tanya nyonya Lista
"Laki-laki itu kenapa ada disini mi?"
"Itu Morgan,anak tuan William"
"Haaa??? jadi dia laki-laki yang mau di jodohkan sama Sheva?"
"Iya sayang,sekarang kamu duduk dulu dan ceritakan apa maksud ucapan kamu tadi" tutur tuan Robert
Sheva duduk dengan kesal dan masih menatap tajam ke arah Morgan,dengan rasa bersalah Morgan membuka pembicaraan dan menjelaskan semuanya. Namun semua yang ada di sana setuju dan merasa cukup dengan permintaan maaf darinya,kecuali Sheva. Ia masih merasa tidak terima jika keluarganya justru membela Morgan dari pada dirinya sendiri.
"Kok papi sama mami malah belain dia sih?"
"Sayang,Morgan melakukan itu juga nggak sengaja. Dia juga sudah minta maaf sama kamu" ucap nyonya Lista
"Pokoknya Sheva nggak mau menikah dengan dia"
"Sheva,hanya karena kesalahan sepele kamu mau membuat perjodohan yang sudah papi dan tuan William buat selama ini jadi percuma?"
"Pi,Sheva berhak menentukan jalan hidup sendiri. Sekarang sudah bukan jamannya perjodohan-perjodohan konyol seperti ini,apalagi dengan laki-laki minus sopan santun seperti dia"
ucap Sheva sembari melangkah pergi meninggalkan tempat itu
"Sheva,papi belum selesai bicara...." teriak tuan Robert yang tidak mendapatkan jawaban
"Sudah Robert biarkan saja,mungkin Sheva butuh waktu" ucap tuan William
"Aku jadi nggak enak sama keluarga kamu Will,kami terlalu memanjakan Sheva hingga membuatnya seperti ini"
"namanya anak muda memang seperti itu,sudah jangan kau pikirkan. Lebih baik kita nikmati pertemuan ini" tutur tuan William
Sementara itu Sheva melajukan mobilnya ke rumah salah satu sahabatnya yang bernama Rania dengan kecepatan tinggi,ia bahkan tiba di rumah Rania hanya dalam waktu sepuluh menit. Sesampainya di sana Sheva langsung masuk ke dalam rumah sahabatnya itu,Rania keluar dan menyambut kedatangan Sheva dengan bingung. Pasalnya sahabatnya itu terlihat sangat marah dan tidak terkendali.
"Va,kamu sendirian saja?" tanya Rania
"Menurut loe? emang ada yang berdiri di sebelah gua?"
"Ada tuh bayangan kamu"
"Dih garing,udahlah aku mau masuk"
Sheva masuk ke dalam kamar Rania dan melemparkan tasnya begitu saja
"Kamu nggak ngajak Hana?"
"Enggak,kamu telfon gih suruh kesini"
"Ya sudah,kamu mau minum apa?"
"Orange jus aja"
"Oke,aku ke dapur dulu ya"
Sheva merebahkan tubuhnya di atas ranjang Rania,ia menatap langit-langit dan tak terasa setitik bening jatuh dari pelupuk matanya. Tak berselang lama Hana tiba di rumah Rania,kebetulan jarak rumah mereka berdua tidak begitu jauh.
"Sheva mana?" tanya Hana
"Ada tuh di kamar"
"Kenapa sih dia?"
"Gak tahu,tiba-tiba aja datang kaya marah-marah gitu"
"PMS kali?"
"My bee"
Hana dan Rania kembali ke dalam kamar sembari membawa orange jus dan beberapa camilan
"Lama bener" ucap Sheva kesal
"Maaf tuan putri" jawab Rania
"Loe kenapa sih Va? siang-siang begini marah-marah" tukas Hana
"Kalian tahu gak sih,aku baru saja di jodohin"
"What? di jodohin?" teriak Rania
"Sama siapa? Ganteng gak?" jawab Hana
"Mau ganteng atau engga,yang namanya di jodohkan itu enggak banget Han" jawab Rania
"Iya sih,apalagi sekarang jamannya sudah modern"
"Aku harus gimana dong gaes?" Sheva panik
"Memangnya sebelumnya ortu kamu gak ada bahas hal ini gitu?" tanya Rania
"Sama sekali gak ada,dan parahnya lagi itu laki-laki ngeselin tahu"
"Ngeselin gimana?" tanya Hana
"Dia tuh sumpah kayak punya dua sifat berbeda"
"Hahh???" Rania loading
"Jadi di depan ortu dia dan ortu gua, dia itu kayak sopan,ramah,good attitude gitu lah. Tapi kalau di belakang mereka sifatnya tuh gak banget"
"Emang sebelumnya kalian udah saling pernah ketemu?" tanya Rania bingung
"udah sejam yang lalu sebelum gue tahu kalau dia anak teman ortu"
"Dimana?" Hana antusias
"di SPBU"
"Gimana ceritanya?"
Sheva menceritakan sedetail-detailnya kejadian waktu di SPBU,ia merasa masih sangat marah terhadap Morgan karena dia yang tidak mau meminta maaf secara langsung waktu itu.
"Ieuh gak banget" teriak Hana dengan gaya khasnya
"Terus kamu terima perjodohan ini?" tanya Rania
"Nah itu masalahnya,papi sama mami aku itu kekeh buat rencana ini"
"Kalau menurut aku sih ya,selama dia ganteng dan tajir sih ya gas saja" ucap Hana dengan senyum bahagianya
"Hannn,please deh. Mau sesempurna apapun yang namanya perjodohan itu gak banget" jawab Rania
"Aku bingung apakah jalan hidupku nanti harus seperti kak Geby" ucap Sheva dengan nada pasrah
"Kita semua tahu kakak kamu nikah juga karena perjodohan,masak ortu kamu gak mau ngasih kesempatan buat putrinya? apalagi kan kamu ini anak terakhir" ucap Rania yang ikut kesal
"Bagi orang kaya itu,pernikahan,jalan hidup,bahkan status sosial anak-anak mereka itu urusan orang tuanya. Secara mereka pasti ingin kalau masa depan anaknya terjamin,dan kehidupannya juga bagus." tutur Hana panjang lebar
"Tapi enggak di masa yang serba modern begini Han,Sheva juga punya hak dong buat menentukan pilihannya" ucap Rania
"Gaes,bunuh gua aja kalian" ucap Sheva putus asa
"Heh Va, kamu apaan sih" teriak Rania
"gue bingung harus bagaimana lagi,gue gak siap kalau harus nikah di umur segini" lirih Sheva
"Mendingan kamu bujuk tuh cowok buat mempengaruhi ortunya supaya merubah keputusan ini" sahut Hana
"Nah bener,pasti dia juga gak setuju kan kalau harus nikah muda"
"Masalahnya gue tuh gak punya kontak dia,atau apapun tentang dia" jawab Sheva
"Kenapa gak coba buat minta ke ortu kamu?" sahut Hana
"Ide bagus,pasti mereka punya secara calon mantu" ucap Rania dengan nada menggoda
"Iya juga sih,ya sudah kalau gitu gue balik dulu. Byee thank you " ucap Sheva yang kegirangan
"Dasar yah tu anak" maki Hana
...MORGAN ANTONIO WILLIAM...