Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 Kepulangan kakek Rahman dan nenek sarimah
Kini Lea pun tiba di mansion nya, keadaan mansion saat ini sepi, karena adik-adiknya pergi ke sekolah.
Sementara ini Lea pun meminta kepada maid untuk berbelanja keperluan Cio.
Karena suatu hal yg mendadak ini, Lea belum sempat menyiapkan apapun untuk kebutuhan Beby Cio.
"Sehat-sehat sayang, mulai sekarang, Cio adalah anak nya mommy Lea, sampai kapan pun akan begitu, nanti kita doakan mama nya Cio biar di tempat kan di tempat terbaik di sisinya." Ucap Lea mengelus lembut pipi Cio.
Setelah itu Lea pun membersihkan dirinya ke kamar mandi.
Sore hari nya ketika adik-adiknya berkumpul di ruang tamu, Lea pun turun bersama Beby Cio di gendongan nya.
Sesampainya di ruang tamu, para adik-adiknya lea menatap heran kakak nya yg sedang menggendong bayi di tangan nya.
"Kak Lea, kapan kakak pulang, bayi siapa ini kak.?" Ucap Felix yg melihat kakak nya duduk di depan mereka sambil memberikan susu pada Beby Cio.
"Kakak pulang tadi pagi, ini Beby Cio, anak nya kakak." Ucap Lea.
Ketiga adik nya pun terkejut mendengar nya.
"Anak kakak.?" Ucap ketiga nya bingung.
Lalu mengalir lah cerita dari mulut Lea dari awal sampai akhir ketika Lea menolong ibu nya Cio yg hendak melahirkan dan pada akhirnya meninggal usai melahirkan Beby Cio.
Felix dan Zero menatap sendu arah Beby Cio yg nampak dengan lahap meminum susu nya.
Sedang kan Sasa sudah menangis tersedu-sedu di samping kakak nya sambil mengelus kaki Cio.
"Kasian sekali adik bayi nya kak, masih bayi sudah tidak punya orang tua." Ucap Sasa yg masih dengan air mata mengalir.
"Aku akan jadi paman yg baik untuk beby Cio." Ucap Zero.
"Aku juga." Ucap Felix.
"Kalau aku apa ya.?" Ucap Sasa bingung.
"Bagaimana kalau aunty saja." Ucap Lea.
Sasa pun mengangguk ke arah kakak nya.
.
.
Beberapa hari kemudian, nenek sarimah dan kakek Rahman pun pulang ke tanah air, Felix, Zero dan Sasa pun mengajukan Izin ke sekolah nya karena ingin menjemput kakek dan nenek nya bersama-sama.
Saat ini mereka sudah tiba di Bandara dan menunggu kedatangan kakek dan nenek nya.
Setelah Satu jam menunggu akhirnya kakek dan nenek nya pun berjalan menghampiri keempat cucu-cucunya.
"Selamat datang kakek nenek." Ucap semua nya.
"Terimakasih cucu-cucu." Ucap kakek dan nenek bersamaan.
"Wah apakah ini cucu buyut kakek dan nenek.?" Ucap nenek sarimah yg melihat Cio di dalam dekapan lea.
"Iya kek, nek, ayo kita pulang." Ajak Lea.
Mereka semua pun mengangguk dan berjalan bersama menuju arah mobil mereka terparkir.
.
Sesampainya di mansion Mahendra, mereka semua pun turun dari mobil nya, akan tetapi Lea di buat terkejut dengan kedatangan Nalendra yg saat ini sedang duduk di teras samping mansion dengan sebuah buket bunga seperti yg di kirim nya tempo hari.
"Sejak kapan dia nangkring di situ." Batin Lea.
"Eh ada Tuan Nalendra, apakah sudah lama tiba di sini.?" Ucap Lea berbasa basi.
"Tidak juga kok nona, baru beberapa menit." Ucap Nalendra.
"Oh begitu." Ucap Lea manggut-manggut.
"Loh ada tamu, ayo masuk." Ucap kakek Rahman pada Nalendra.
Dengan senang hati Nalendra pun mengikuti langkah kakek Rahman.
OEK
OEK
OEK
Tiba-tiba Beby Cio menangis di gendongan Lea.
"Ada apa sayang.?" Ucap Lea.
" Kakek, nenek, aku ke kamar dulu, mungkin Beby Cio pipis." Ucap Lea dan di angguki kakek Rahman dan juga nenek sarimah.
Lea pun bergegas pergi menuju arah kamar nya berada.
Sesampainya di kamar, dan benar saja, Beby Cio tengah pipis, mungkin itu yg membuat nya tidak nyaman.
Diruang tamu, Nalendra pun mengobrol dengan kakek Rahman, sedangkan nenek sarimah pergi ke dapur, meminta di buat kan minuman dan cemilan untuk tamu cucu nya.
Sedangkan adik-adik Lea, mereka semua menurunkan barang-barang milik kakek nenek nya, awal nya seorang Maid melarang ketiga nya, tapi mereka menolak dengan halus dan membiarkan mereka saja yg menurunkan barang-barang milik kakek nenek nya.
Diruang tamu Kini Lea pun mendekat pada kakek nenek nya setelah mengganti popok Beby Cio.
"Kenapa dengan Cucu buyut nenek.?" Ucap nenek sarimah yg baru tiba di ruang tamu setelah dari dapur.
"Popok nya penuh nek, itu yg membuat nya menangis, mungkin terasa gak nyaman." Ucap Lea.
"Sayang nya mommy udah anteng ya, ya nak." Ucap Lea menimang Beby Cio yg tengah tersenyum ala ala bayi.
DUAR
Nalendra seketika terdiam mematung kala mendengar gadis pujaannya menimang seorang bayi dengan menyebut dirinya mommy.
"Apa bayi itu anakmu nona milea.?" Tanya Nalendra memastikan.
"Iya, beby Cio adalah putraku." Ucap Lea tersenyum.
Hati Nalendra seakan tertimpa palu mendengar penuturan Lea.
"Apa yg telah aku lewatkan, apakah data-data milik milea tak ku ketahui semua.?" Batin Nalendra bertanya-tanya.
"Lalu , dimana suami mu.?" Tanya Nalendra lagi.
Lea pun memicingkan mata nya.
"Kenapa Tuan menanyakan suamiku.?" Ucap Lea.
"Tidak, aku hanya bertanya." Ucap Nalendra yg seketika raut wajah nya di penuhi rasa kecewa.
"Lea, kenapa kau suka sekali membuat orang patah hati.?" Ucap kakek Rahman.
"Memang nya ada apa dengan ku kek, aku kan mengatakan yg sebenarnya." Ucap Lea lagi.
"Soal Beby Cio." Ucap kakek Rahman.
"Kan benar Beby Cio adalah putra ku, kenapa dengan itu kakek.?" Ucap Lea.
Lea sebenarnya hanya menggoda Nalendra saja, dirinya sungguh tau bahwa saat ini Hati Nalendra sedang bersedih mengira dirinya sudah menikah, terbukti dari tatapan mata nya yg tadi nya memancarkan binar semangat dan rasa penuh harap kini tiba-tiba berubah sendu dan pasrah.
"Milea." Ucap kakek Rahman menggelengkan kepala nya, kakek Rahman sungguh tau akan sifat satu persatu cucu-cucu nya.
"Beby Cio adalah putra angkat ku Tuan, aku belum pernah menikah sekalipun, memang nya tuan mau jadi ayah angkat putraku hem.?" Tanya Lea.
"Saya mau menjadi ayah angkat nya, apakah kau mau menikah dengan ku.?" Ucap Nalendra spontan tanpa rasa malu.
Lea pun menatap Nalendra dengan mata melotot dan mulut ternganga, ia baru sadar bahwa ucapan nya tadi bisa menjadi senjata makan tuan.
Sedangkan kakek dan nenek Lea saling pandang lalu menatap cucu dan pemuda tampan di hadapan nya dengan tersenyum.
"Bagus itu, biar Beby Cio punya orang tua lengkap." Ucap kakek Rahman menimpali.
"Kakek nenek, aku belum mau menikah, lagi pula aku tidak cinta pada nya." Ucap Lea pada kakek nenek nya.
"Cinta bisa datang kapan pun nak, anakmu membutuhkan sosok seorang ayah, walaupun kau mampu mengasuh nya seorang diri, tapi apakah kau mau, nanti anakmu kala sekolah nanti di ejek sama teman nya karna tidak memiliki seorang ayah.?" Ucap kakek Rahman yg sudah tau betapa kejam nya dunia ini tentang seorang anak yg tidak memiliki orang tua lengkap apalagi tidak tau asal usul nya.
Perkataan kakek Rahman seolah angin segar bagi Nalendra, secara tidak langsung kakek dan nenek gadis pujaan nya merestui dirinya bila menikahi cucu mereka.
Bersambung.
"