Setelah sekian lama Nathan berusaha menghindari Nadira—gadis yang melukai hatinya. Namun, pada akhirnya mereka dipertemukan kembali dalam sebuah hubungan kerjasama yang terjalin antara Nathan dan Rendra yang merupakan atasan Nadira di Alfa Group.
Sebuah kecelakaan yang dialami Davin dan Aluna dan menyebabkan mereka koma, membuat Nathan akhirnya menikahi Nadira demi untuk melindungi gadis itu dari bahaya yang mengancam keluarga Alexander.
Siapakah sebenarnya yang mengintai nyawa seluruh keluarga Alexander? Mampukah Nona Muda Alexander meluluhkan hati Nathan? Atau justru ada cinta lain yang hadir di antara mereka?
Simak kisahnya di sini.
Jangan lupa follow akun sosmed Othor
Fb : Rita Anggraeni (Tatha)
IG : @tathabeo
Terima kasih dan selamat membaca gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02
Nathan melajukan mobilnya menuju ke Bandung untuk menemui Pemimpin Perusahaan Alfa Group yang merupakan perusahaan terbesar di kota itu. Mereka berniat akan melakukan kerjasama. Selain itu, Nathan juga akan menemui Cacha yang sekarang tinggal di kota yang terkenal dengan sebutan Kota Kembang.
Selama dalam perjalanan, Nathan tak henti berdoa agar tidak bertemu dia. Ah ... dia! Menyebut namanya saja, lidah Nathan mendadak begitu kelu. Jika bukan karena kerjasama ini sangat penting untuk kemajuan bisnisnya, Nathan begitu enggan untuk datang ke kota yang kini menjadi tempat tinggal seorang gadis yang sedari dulu mampu menggetarkan hatinya.
Ekor mata Nathan melirik gadis cantik dengan rambut panjang yang duduk bersandar di sampingnya. Wajah cantik, kulit putih bersih dan senyum yang begitu memikat. Namun, sayang sekali gadis itu tidak pernah mampu membuat jantung Nathan berdegup kencang. Padahal mereka setiap hari selalu bersama, karena gadis itu adalah sekretaris pribadinya.
"Jangan terus melirikku, Kak. Nanti kalau kamu jatuh cinta padaku malah repot!" ucap gadis itu tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel.
"Jasmin, mata kamu memang setajam elang. Tidak sia-sia aku menjadikanmu sekretaris pribadi." Nathan memuji, membuat wajah Jasmin merona merah.
"Tentu saja. Jangan lupa, Kak. Aku ini keturunan Adhiwinata," ucap Jasmin dengan angkuh. Nathan terkekeh geli.
"Keturunan Adhiwinata memang tidak diragukan lagi. Kalian bertiga memang hebat." Nathan tersenyum tipis.
Gadis itu adalah Erica Jasmin Adhiwinata, putri bungsu Tuan Dharma Adhiwinata. Jasmin merupakan bungsu dari tiga bersaudara, dua kakaknya yaitu Agam Sandika Adhiwinata yang kini menggantikan sang ayah menjabat sebagai CEO AW Group dan Algilbran Adhiwinata yang mengelola beberapa kantor cabang AW Group. Sementara Jasmin, sudah sekitar enam bulan lalu menjadi sekretaris pribadi Nathan atas usul kedua orang tua mereka. Karena Johan dan Dharma adalah sahabat kecil.
Selama hampir tiga jam menempuh perjalanan, mobil Nathan berhenti di area Restoran Miss Bee Providore, sebuah restoran ternama di Bandung. Nathan menepuk pipi Jasmin dengan perlahan untuk membangunkan Jasmin yang ketiduran.
"Maaf, Kak. Aku ketiduran." Jasmin mengusap kedua matanya. Lalu menatap pantulan wajahnya di cermin depan karena khawatir ada bekas iler di wajah cantiknya. Sementara Nathan hanya menggeleng saat melihat apa yang dilakukan gadis itu. Mereka pun keluar mobil lalu berjalan masuk ke restoran.
Restoran dengan pemandangan yang begitu apik, apalagi dengan dinding kaca membuat siapa pun akan sangat menikmati saat makan di tempat itu. Nathan mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Rendra yang telah sampai terlebih dahulu. Di saat Nathan masih berusaha menemukan keberadaan calon rekan bisnisnya, seorang pria tampan dengan kemeja merah maroon yang melekat pas di tubuh, hingga menonjolkan otot-otot kekarnya sedang melambaikan tangan ke arahnya. Nathan dan Jasmin pun segera mendekati pria itu.
"Selamat siang, Tuan Rendra. Maaf saya hanya memakai kaos seperti ini," sapa Nathan sedikit berbasa-basi. Bibir Rendra tersenyum simpul. Dia menjabat tangan Nathan dan Jasmin bergantian.
"Tenang saja. Aku saja yang terlalu berpakaian formal." Senyum Rendra semakin terlihat mengembang. "Jangan memanggilku Tuan. Panggil saja Rendra supaya kita lebih akrab. Aku yakin kalau kita seumuran," tebak Rendra.
"Dua bulan lagi aku berumur 28 tahun," ucap Nathan masih sedikit canggung.
"Wah, ternyata dugaanku benar, aku justru akhir bulan ini genap 28 tahun," ucap Rendra. Senyum di wajah lelaki itu tidak sedikit pun surut. Sementara Jasmin sedari tadi hanya diam menyimak obrolan mereka.
"Sebentar lagi dapat traktiran makan-makan nih. Oh iya, kamu datang ke sini dengan siapa?" tanya Nathan celingukan.
"Dengan sekretaris pribadiku. Dia sedikit terlambat karena ada urusan mendadak," sahut Rendra. Wajah lelaki itu terlihat begitu semringah, membuat Nathan menjadi curiga.
sm anak kambing saya...caca marica hay..hay