NovelToon NovelToon
Desa Penjahit Kain Kafan

Desa Penjahit Kain Kafan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Rumahhantu / Hantu / Iblis
Popularitas:235
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

Di pinggiran hutan Jawa yang pekat, terdapat sebuah desa yang tidak pernah muncul dalam peta digital mana pun. Desa Sukomati adalah tempat di mana kematian menjadi industri, tempat di mana setiap helai kain putih dijahit dengan rambut manusia dan tetesan darah sebagai pengikat sukma.
​Aris, seorang pemuda kota yang skeptis, pulang hanya untuk mengubur ibunya dengan layak. Namun, ia justru menemukan kenyataan bahwa sang ibu meninggal dalam keadaan bibir terjahit rapat oleh benang hitam yang masih berdenyut.
​Kini, Aris terjebak dalam sebuah kompetisi berdarah untuk menjadi Penjahit Agung berikutnya atau kulitnya sendiri akan dijadikan bahan kain kafan. Setiap tusukan jarum di desa ini adalah nyawa, dan setiap motif yang terbentuk adalah kutukan yang tidak bisa dibatalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Jarum Perak di Tenggorokan

Bau kapur barus yang tajam menusuk indra penciuman Aris Mardian saat ia melangkah masuk ke ruang tengah rumah masa kecilnya. Cahaya matahari yang tembus dari celah genting tua memperlihatkan jutaan debu yang menari di atas dipan kayu yang reyot. Di sana, terbujur kaku sesosok tubuh yang seluruhnya telah dibalut kain putih bersih namun tampak sangat janggal.

Aris mendekat dengan langkah kaki yang terasa berat seolah-olah lantai kayu di bawahnya sedang berusaha mencengkeram sepatunya. Ia melihat permukaan kain kafan itu tidak rata, melainkan memiliki benjolan kecil yang polanya menyerupai jalinan akar pohon. Tangannya yang gemetar mulai meraih ujung kain yang menutupi bagian wajah sang ibu untuk memastikan penglihatannya sendiri.

"Jangan sentuh kain itu sebelum matahari benar-benar tenggelam, Aris," suara berat Pak RT memecah keheningan dari arah pintu dapur.

Lelaki tua itu berdiri tegak dengan tangan kanan yang menyembunyikan sebuah benda panjang di balik punggungnya yang bungkuk. Wajah Pak RT tampak sangat pucat, dengan urat nadi dilehernya yang menonjol biru seolah-olah sedang menahan beban yang sangat berat.

"Aku hanya ingin melihat wajah ibuku untuk yang terakhir kalinya, Pak," jawab Aris dengan nada suara yang bergetar menahan tangis.

"Wajah ibumu bukan lagi milikmu, ia sudah menjadi bagian dari sumpah kain yang belum selesai dijahit," balas Pak RT sambil melangkah maju dengan perlahan.

Aris mengabaikan peringatan itu dan dengan satu sentakan cepat ia menyingkap bagian atas kain kafan yang menutupi kepala ibunya. Ia terpekik ngeri hingga jatuh terduduk di atas lantai yang dingin dan berdebu karena melihat pemandangan yang sangat tidak masuk akal. Bibir ibunya bukan hanya tertutup rapat, melainkan telah dijahit secara silang menggunakan benang hitam yang masih mengeluarkan tetesan darah segar.

Darah itu mengalir lambat, merembes ke dalam serat kain putih dan membentuk motif bunga kamboja yang tampak sangat nyata. Aris merasa perutnya mual saat melihat ada sebuah jarum perak besar yang masih tertancap di sudut tenggorokan ibunya. Jarum itu tampak berdenyut perlahan, mengikuti irama detak jantung yang seharusnya sudah berhenti sejak dua hari yang lalu.

"Siapa yang tega melakukan hal sekeji ini kepada ibuku yang sudah meninggal?" tanya Aris sambil menunjuk mayat itu dengan jari yang bergetar hebat.

Pak RT tidak menjawab, ia justru mengeluarkan sebuah gulungan benang merah dari balik sakunya dan mulai merapal doa pelan. Suasana di dalam ruangan itu mendadak menjadi sangat dingin hingga napas Aris berubah menjadi kabut tipis yang menggantung di udara.

"Ini adalah cara desa ini menghormati mereka yang pergi membawa rahasia besar," ucap Pak RT sambil menatap tajam ke arah Aris.

"Rahasia apa yang kalian sembunyikan hingga tega merusak jasad orang yang sudah tiada?" bentak Aris sambil berusaha bangkit berdiri kembali.

Belum sempat Pak RT menjawab, suara mesin jahit kuno tiba-tiba terdengar menderu keras dari arah kamar belakang yang tertutup rapat. Suara itu begitu nyaring hingga membuat telinga Aris terasa berdenging dan kepalanya mendadak pening seperti dihantam benda tumpul. Jarum perak yang tertancap di tenggorokan ibunya tiba-tiba mulai bergerak sendiri, masuk semakin dalam ke dalam daging hingga menghilang tanpa bekas.

Aris melompat mundur saat melihat tubuh ibunya mulai melengkung secara tidak alami di atas dipan kayu yang berderit kencang. Mata mayat itu tiba-tiba terbuka lebar, namun tidak ada bola mata di dalamnya, melainkan hanya ada gulungan benang hitam yang berputar-putar. Mulut yang terjahit itu mulai mengeluarkan suara geraman rendah yang terdengar seperti ribuan serangga yang sedang berpesta di dalam kegelapan.

"Lari dari sini Aris, ibumu sedang memanggil kembali semua benang yang pernah ia tanam di tubuhmu!" teriak Pak RT sambil melempar benang merah ke arah mayat itu.

Aris merasakan rasa perih yang luar biasa muncul dari balik kulit tenggorokannya sendiri seolah ada benda tajam yang ingin keluar. Ia meraba lehernya dan merasakan ada sebuah logam keras yang mulai menembus kulitnya dari arah dalam hingga mengeluarkan darah. Rasa sakit itu begitu mencekam hingga pandangan Aris mulai kabur dan ia melihat sosok ibunya sedang berdiri tegak sambil membawa sebuah gunting besar.

Rasa sakit itu begitu mencekam hingga pandangan Aris mulai kabur dan ia melihat sosok ibunya sedang berdiri tegak sambil membawa sebuah gunting besar.

 

1
Siti Arbainah
baru baca lngsung tegang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!