NovelToon NovelToon
Mantan Calon Istri Yang Kamu Buang Kini Jadi Jutawan

Mantan Calon Istri Yang Kamu Buang Kini Jadi Jutawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Bepergian untuk menjadi kaya / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Balas Dendam
Popularitas:883
Nilai: 5
Nama Author: Savana Liora

​Satu surat pemecatan. Satu undangan pernikahan mantan. Dan satu warung makan yang hampir mati.

​Hidup Maya di Jakarta hancur dalam semalam. Jabatan manajer yang ia kejar mati-matian hilang begitu saja, tepat saat ia memergoki tunangannya berselingkuh dengan teman lama sekaligus rekan sekantornya. Tidak ada pilihan lain selain pulang ke kampung halaman—sebuah langkah yang dianggap "kekalahan total" oleh orang-orang di kampungnya.

​Di kampung, ia tidak disambut pelukan hangat, melainkan tumpukan utang dan warung makan ibunya yang sepi pelanggan. Maya diremehkan, dianggap sebagai "produk gagal" yang hanya bisa menghabiskan nasi.

​Namun, Maya tidak pulang untuk menyerah.

​Berbekal pisau dapur dan insting bisnisnya, Maya memutuskan untuk mengubah warung kumuh itu menjadi katering kelas atas.

​​Hingga suatu hari, sebuah pesanan besar datang. Pesanan katering untuk acara pernikahan paling megah di kota itu. Pernikahan mantan tunangannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Liora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

​Bab 1: Hadiah Ulang Tahun Paling Berdarah

​"Surprise! Selamat ulang tahun, Sayang!"

​Suara Maya ceria, nyaris melengking saat dia mendorong pintu ruangan manajer pemasaran dengan sikutnya. Tangannya penuh. 

Sebuah kotak kue merah ada di tangan kanan, dan buket bunga lili putih kesukaan Adit terselip di ketiaknya. Senyumnya lebar, selebar harapannya bahwa kejutan ini akan menebus waktu lembur yang belakangan ini menyita perhatiannya.

​Hening. Tapi tidak benar-benar sepi.

​"Mas, geli... jangan di situ," sebuah suara perempuan mendesah pelan, diikuti tawa renyah yang sangat Maya kenal.

​Kotak kue di tangan Maya miring. Krim lembutnya nyaris merosot. Di sofa kulit panjang pojok ruangan, dua orang yang paling dia percaya sedang berimpitan. 

Adit, tunangannya, sedang membenamkan wajah di leher Siska. Kancing kemeja Adit sudah terbuka dua di bagian atas. Siska? Perempuan itu malah tertawa sambil mengelus rambut Adit, matanya langsung bertabrakan dengan mata Maya.

​Tidak ada kepanikan di wajah Siska. Malah, senyumnya makin lebar.

​"Eh, ada Mbak Maya. Aduh, maaf ya, Mas Adit lagi butuh hiburan," celetuk Siska tanpa bergeser sedikit pun dari pelukan Adit.

​Adit tersentak, dia langsung duduk tegak dan merapikan kemejanya dengan kikuk. "Maya? Kok kamu... bukannya kamu lagi cek laporan di gudang?"

​Maya merasa jantungnya seperti dihantam palu godam. Dia meletakkan kue itu di meja dengan suara buk yang keras. "Cek laporan gudang supaya kamu bisa bebas main sabun sama dia di kantor, Mas? Ini maksudnya apa?"

​"May, dengerin dulu. Ini nggak kayak yang kamu lihat," Adit berdiri, mencoba mendekat, tapi Siska menarik lengannya kembali.

​"Sudahlah, Mas. Buat apa bohong terus? Kasihan Mbak Maya, capek-capek kerja tapi nggak tahu kalau posisinya sudah diganti," Siska bangkit dari sofa, merapikan rok span pendeknya yang tersingkap. Dia berjalan tenang ke arah meja kerja, mengambil selembar amplop cokelat, dan melemparkannya ke depan Maya.

​Maya menatap amplop itu, lalu menatap Adit. "Apa ini?"

​"Surat pemecatan kamu, May," jawab Adit pelan, suaranya tidak berani naik.

​Maya tertawa getir. "Pemecatan? Atas dasar apa? Aku manajer dengan performa terbaik di sini selama tiga tahun! Kita baru saja tembus target kuartal ini, Adit!"

​Siska menyandarkan pinggulnya di pinggir meja kerja, melipat tangan di dada. "Performa terbaik? Mbak, jangan halusinasi. Direktur sudah tanda tangan itu karena laporan penggelapan dana proyek katering kemarin. Semua bukti mengarah ke rekening Mbak Maya. Sayang banget ya, gila kerja tapi malah serakah."

​"Aku nggak pernah ambil uang itu! Kalian jebak aku!" teriak Maya, suaranya gemetar menahan tangis yang mulai mendesak di pelupuk mata.

​"Bukti bicara lebih keras daripada teriakan, Mbak," Siska melangkah mendekat, menatap Maya dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan tatapan menghina. "Lagian, Mbak lihat diri Mbak sendiri di cermin. Kusam, bau keringat, pulang selalu malam, muka ditekuk terus gara-gara urusan kerjaan. Cowok mana yang betah? Mas Adit itu butuh pendamping yang segar, yang wangi, yang bisa manjain dia. Bukan mandor kayak Mbak."

​"Kamu..." Maya mengangkat tangannya, ingin sekali mendaratkan tamparan di pipi mulus Siska yang penuh bedak mahal itu.

​"Eits, jangan main fisik," Siska menangkap pergelangan tangan Maya dengan kuat. "Mending Mbak simpan tenaganya buat kemas-kemas barang. Security akan datang lima menit lagi buat antar Mbak keluar. Oh, dan satu lagi... Mas Adit sudah kasih cincin barunya buat aku. Yang kemarin Mbak pakai? Buang saja, katanya desainnya kampungan."

​Maya menoleh ke arah Adit, berharap pria itu membela atau setidaknya bicara sesuatu. Tapi Adit hanya memalingkan wajah, sibuk menatap sepatunya sendiri.

​"Mas, kamu diam saja?" suara Maya parau.

​"May, mungkin memang kita sudah nggak cocok. Kamu terlalu dominan. Aku capek setiap hari cuma bahas target perusahaan sama kamu. Siska lebih bisa bikin aku merasa jadi laki-laki," ucap Adit tanpa dosa.

​Dunia Maya runtuh. Semua pengorbanannya, bangun subuh untuk menyiapkan bekal sarapan Adit, lembur demi karier mereka berdua, bahkan rencana pernikahan yang sudah tinggal tiga bulan lagi, semuanya hancur hanya karena alasan "nggak cocok".

​"Kalian benar-benar menjijikkan," bisik Maya. Dia merogoh tasnya, mengeluarkan sebuah bingkai foto kecil yang selalu dia bawa. Foto mereka berdua saat acara pertunangan tahun lalu.

​Sret! Brak!

​Maya mencungkil foto itu keluar dari bingkainya, lalu merobeknya menjadi potongan-potongan kecil di depan wajah Adit dan Siska. Potongan kertas itu jatuh ke lantai, bercampur dengan krim kue ulang tahun yang tadi dia bawa.

​"Ambil saja laki-laki sampah ini, Siska. Kalian memang cocok. Sama-sama sampah," Maya melempar sisa kertas itu ke dada Adit.

​"Keluar sekarang, Maya! Sebelum aku panggil satpam!" bentak Adit, mungkin karena merasa harga dirinya terluka.

​Maya berbalik tanpa kata. Dia berjalan tegap keluar dari ruangan itu, meskipun kakinya terasa seperti jeli. 

Di lorong kantor, beberapa rekan kerja menatapnya dengan pandangan kasihan, sebagian lagi berbisik-bisik senang. Siska memang sudah menyebarkan fitnah itu dengan rapi.

​Begitu sampai di lobi gedung perkantoran mewah di kawasan bisnis Grand Sudirman, hawa panas Jakarta langsung menyengat kulitnya. Maya berdiri di pinggir jalan, menatap gedung pencakar langit yang selama ini dia banggakan. Sekarang, dia bukan siapa-siapa. Tidak punya pekerjaan, tidak punya tunangan, dan dicap sebagai pencuri.

​Ponsel di saku celananya bergetar. Sebuah pesan masuk. Maya berharap itu permintaan maaf dari Adit, tapi ternyata bukan.

​Itu dari ibunya.

​“Maya, Sayang... maaf ya Ibu ganggu kerja kamu. Kalau nanti sudah gajian, boleh Ibu pinjam uang sedikit buat bayar bunga bank bulanan? Warung sedang sepi sekali, sudah tiga hari ini nggak ada pelanggan borongan. Uang simpanan Ibu habis buat benerin atap dapur yang bocor. Maaf ya Nak kalau Ibu merepotkan.”

​Maya menyandarkan punggungnya di tiang listrik. Air mata yang tadi dia tahan sekuat tenaga akhirnya tumpah juga. 

Dia memejamkan mata, meremas ponselnya kuat-kuat. Di depannya, kemacetan Jakarta terlihat begitu hampa. Dia harus pulang, tapi bagaimana dia bisa bilang pada ibunya kalau dia baru saja kehilangan segalanya?

​"Gajian..." bisik Maya getir, menatap saldo ATM-nya di layar ponsel yang hanya cukup untuk tiket bus pulang dan makan beberapa hari. "Uang dari mana, Bu?"

1
Ma Em
Semangat Maya semoga masalah yg Maya alami cepat selesai dan usaha kateringnya tambah sukses .
Savana Liora: terimakasih udah mampir ya kk
total 1 replies
macha
kak semangat💪💪
Savana Liora: hi kak. makasih ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!