NovelToon NovelToon
The Villainess Wants To Retired

The Villainess Wants To Retired

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap

Byur. Aku terjatuh ke dalam air.

Gelap. Aku tak bisa membuka mataku. Rasanya dadaku sesak. Entah sudah berapa banyak air yang masuk ke dalam mulutku. Aku tak bisa berenang. Tanganku berusaha meraih ke berbagai arah, mencoba kembali ke permukaan. Sudah ku duga ini akan terjadi. Apakah memang tadi sebaiknya aku tak menolong anak itu? Jika tadi aku tak melompat ke dalam sungai apakah aku akan baik-baik saja? Lalu bagaimana dengan nasib anak tadi jika tidak ku selamatkan?

Waktu terasa berjalan begitu cepat. Sungai ini, sungai di pinggiran kota tempat tinggalku. Sebenarnya apa yang ku pikirkan hingga langkah kakiku membawaku ke sini? Syukurnya gadis kecil berambut merah tadi sudah berhasil ku selamatkan dan ku angkat ke atas. Yang penting anak itu selamat.

Entah mengapa semua kejadian dalam hidupku selama dua puluh tahun aku hidup terus menerus berkelebat bagaikan kaset rusak di kepalaku. Mungkin ini karena otakku sedang mencari memori untuk menyelamatkanku dari kematian. Hari-hari kelam yang terlalu dan selalu menyedihkan. Entahlah, ku rasa aku sudah pasrah sekarang. Mungkin ini adalah akhir dari hidupku. Hidup yang menyedihkan dan menyakitkan. Tak apa, takkan ada yang sedih atas kematian ku sama sekali. Takkan ada yang menangis karena si gadis pembawa sial sudah mati. Ku rasa ini akhir yang pantas untukku. Mati seperti ini sepertinya tidak buruk juga. Mungkin wanita itu akan gembira atas kematianku. Mati di malam gelap dengan hujan dan petir yang menggelegar, dan hanyut di sungai. Sungguh kematian menyedihkan yang membuatku bersyukur. Aku terbebas dari neraka ini.

Aku seorang anak haram yang tak pernah diinginkan. Ibu dan ayahku tak pernah menikah. Ibuku mengandungku dari salah satu pelanggannya yang lupa memakai alat kontrasepsi, maka lahirlah aku. Dengan melahirkanku bukan berarti ibuku menyayangiku. Wanita gila itu terlalu takut untuk melakukan aborsi karena tak siap nyawanya melayang, ia terlambat mengetahui kehamilannya yang sudah terlanjur besar untuk digugurkan. Aku bahkan tak tahu nama keluarganya. Ibuku nasibnya juga tak lebih baik dariku sebelum dia memutuskan untuk menjadi seorang wanita tuna susila. Dia lahir dan besar di panti asuhan. Jadi, dengan latar belakangnya yang seperti itu, aku bisa memaklumi semua kegilaannya yang selalu ia lakukan kepadaku di usiaku yang ke tiga belas tahun.

Kami tinggal di rumah sepetak di dekat daerah lokalisasi di pinggiran kota, tak jauh dari sungai tempatku menyelamatkan si gadis kecil. Lokasi kumuh sarang penyakit di pinggiran kota besar. Di rumah ini, hanya ada satu kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Aku tidur di kamar seorang diri karena ibuku tak pernah tidur di rumah. Aku jijik dan marah atas pekerjaan yang ia pilih. Aku selalu berdoa agar dia tak pulang ke rumah, karena saat ia pulang yang ia lakukan selain mabuk adalah memukuliku. Itu adalah hobinya. Menjambak, menyundut rokok, menampar, bahkan menendangku, itu sudah biasa. Bahkan dia juga pernah menenggelamkan kepalaku di kamar mandi, sejak saat itu aku sangat takut kepada air. Membayangkan bagaimana rasanya saat semua air itu masuk ke dalam hidungku dan telinga benar-benar membuatku takut. Mungkin sekarang ia akan senang jika tahu akhirnya anak haram ini mati di dalam air seperti yang coba ia lakukan untuk berusaha membunuhku dulu. Aku juga tak tahu mengapa aku berani melompat ke air untuk menyelamatkan gadis kecil itu padahal aku sangat takut air.

Untuk urusan makan pun hanya bibi tetangga yang selalu memberikanku makanan. Wanita gila yang ku sebut ibu tak pernah mau tahu bagaimana anaknya. Tentu saja, aku adalah anak haram yang tak diharapkan. Aku pernah tak makan berhari-hari dan hampir mati. Mungkin memang itu tujuannya. Benar-benar neraka. Awalnya aku menangis memohon ampun agar ia berhenti menyiksaku setiap kali dia memukuliku, ku harap hatinya akan luluh. Namun nyatanya tidak, dia semakin menjadi-jadi. Selebihnya yang ku lakukan adalah melawannya, berlari menjauh. Aku lelah menjalani semua itu. Bukan itu yang seharusnya dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Aku iri kepada induk kucing sahabatku yang terlihat sangat sayang kepada anak-anak kucingnya.

Aku bersekolah sampai SMA. Aku pintar. Murni karena beasiswa yang diberikan pemerintah. Bahkan si wanita gila itu tak mau mengizinkanku sekolah saat awal SD dulu. Pak RT dan Kepala Desa bahkan sampai perlu membujuk ke rumahku dulu. Aku ingat sekali. Ibuku berpura-pura baik kepadaku di depan mereka.

Bekerja sudah menjadi kebiasaanku dan dari sana aku bisa mendapatkan uang, meskipun terkadang si wanita gila mencurinya dariku ketika aku terlelap. Saat kelas 5 SD, aku mulai berani bekerja, sepulang sekolah aku tak langsung pulang ke rumah, aku ikut membantu di salah satu toko baju di pasar yang dekat dengan sekolahku, di tempat itu pula aku mengerjakan semua pekerjaan sekolah, karena jika ku kerjakan di rumah, si wanita gila akan merobek bukuku. Ku rasa dia punya ambisi untuk menjadikanku sebagai wanita tuna susila sepertinya juga. Menjijikkan. Neraka dunia.

Saat SMP, aku benar-benar jarang berada di rumah. Aku hanya pulang untuk tidur di malam hari, di pagi buta aku akan pergi dari sana. Saat SMA aku memutuskan untuk keluar dari sana dan tak pulang sama sekali. Siksaan dan pukulan wanita gila itu sama sekali tak pernah berkurang meskipun aku semakin tumbuh besar. Masih sama. Tatapan matanya yang selalu memandangku dengan jijik, ucapannya yang selalu mengatakan sumpah serapah kepadaku, semua itu tak ada yang berubah hingga tadi siang pun masih sama. Dan lucunya aku masih berharap wanita gila itu mencariku meskipun tentu saja kenyataannya tidak sama sekali.

Mengenai ayahku pun tak ada bedanya, dia sama bejatnya dengan ibuku. Dia hanya preman tua, sampah masyarakat yang hobi main judi dan wanita. Dia juga langsung mendamprat dan mengusirku saat aku menghampirinya untuk memberitahu jika aku anaknya. Dia bahkan meludahiku. Hahaha. Kejadian itu bahkan saat aku masih kelas tiga SD. Persetan dengan keluarga cemara yang tak pernah ku punya! Aku terlalu banyak bermimpi jika mengharapkan sesuatu seperti itu. Wanita gila dan pria penjudi itu takkan pernah mencintaiku yang hanya aib dan haram untuk mereka.

Siang tadi, bibi tetangga baik hati yang selalu membantu dan menyayangiku meninggal. Itu sebabnya aku kembali ke tempat terkutuk itu setelah sekian lama. Aku hanya ingin melihat bibi itu itu untuk terakhir kalinya. Aku duduk berjam-jam di rumah bibi, menemani anaknya yang seusiaku dan menangis meraung-raung, Rachel namanya, sahabatku. Bibi seorang janda tua yang merawat putri semata wayangnya seorang diri. Bibi bukan wanita tuna susila seperti ibuku. Beliau berjualan sayur mayur di pasar. Aku sangat menghormati dan menyayangi bibi. Setidaknya di neraka yang ku diami ini, masih ada sosok malaikat yang dikirimkan untukku.

Sejujurnya aku terus melirik ke arah rumah si wanita gila. Lampunya baru menyala di malam hari. Ah, di usianya yang sekarang bahkan dia masih menjajakan tubuhnya. Padahal anak haramnya ini sudah berusia dua puluh tahun. Dasar menjijikkan. Setelah berpamitan dengan Rachel, aku mau pulang namun langkah kakiku malah mengarah ke rumah si wanita gila. Ku buka pintu yang memang tak dikunci itu. Aroma alkohol langsung menyeruak menusuk hidung. Wanita itu ada di sana, tangannya menggenggam botol bir dan seketika ia lemparkan ke arahku. Aku berhasil menghindar. Dia langsung marah-marah dan mengataiku. Menghinaku dan terus mengatakan sumpah serapah.

"Dasar anak haram yang tak berguna!" Katanya.

Aku hanya diam mendengarkan semua umpatannya, telingaku sudah terbiasa dengan semua itu. Tentu saja dia meluapkan semua emosi dan kekesalannya atas kehadiranku dan ia bilang ia bersalah karena seharusnya ia tak pernah melahirkanku dan membunuhku saja dulu.

Aku lalu berteriak dengan kencang, "Aku juga lebih baik mati daripada dilahirkan pelacur sepertimu!"

Dia lalu kembali melemparkan botol bir itu ke arahku dan kali ini tepat sasaran, mengenai pelipis kananku. Menyedihkan sekali. Aku yang salah karena masih mengharapkan cinta dan kasih sayang dari orang ini. Padahal kehadiranku saja sangat ia sesali. Dia bahkan pernah mencoba membunuhku. Tak terasa mataku semakin panas, air mengalir dari mataku membasahi pipi. Sekali lagi, untuk jutaan kali, aku menangis di rumah itu. Aku berjalan pulang ke kostku dengan hati yang hancur. Aku tak peduli lagi tubuhku yang basah kuyup karena hujan turun dengan sangat lebat.

Di tengah perjalanan, saat mengalihkan pandanganku ke sungai, di sanalah aku melihat gadis kecil itu. Timbul dan masuk ke dalam air, ia tenggelam dan hanyut terbawa arus dan semakin menjauh dari tempatku berdiri. Aku segera berlari searah arus sungai. Berusaha menyamai aliran sungai yang membawa si gadis kecil.

1
Retno Isma
🌹🌹🌹
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
☕☕☕
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
jangan Hiatus ya please... selesaikan sampe tamat.. 🌹🌹🌹🌹🌹
Venus Earthly Rose: siap kakak cantik 🥰
total 1 replies
Anonymous
lanjuddd semangat/Rose/
Venus Earthly Rose: makasih kakak ganteng 🫶🏻
total 1 replies
MiseryInducing
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Venus Earthly Rose: makasih kakak keren🫶🏻
total 1 replies
Celeste Banegas
Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴
Venus Earthly Rose: makasih kakak imut 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!