Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manisnya Cinta
Bima memindahkan intan ke kamarnya, ia tersenyum melihat wajah cantik intan yang sedang tertidur, Bima mengecup kening intan ia keluar dari kamar dan duduk di serambi rumahnya.
Di rumah idrus, ayah idrus sangat marah saat mengetahui idrus terluka.
"Braaaak "
ia menendang meja di hadapan pak Endang
" saya ga mau tau Bima harus merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan idrus, kalau bisa lebih parah lagi" ucap ayah idrus
" saya ga mau pak, sudah cukup saya selama ini menutupi kesalahan idrus" tolak pak endang " seandainya saya tidak mengikuti omongan bapak untuk mengeluarkan Bima, saat ini perguruan saya yang akan jadi juara" kesal pak endang sambil keluar dari rumah idrus
Pak Endang sudah muak dengan kelakuan keluarga Idrus , yang selalu menekan nya karena donasi yang telah di sumbangkan membuat perguruan yang di pimpin nya tak bisa maju. Ia menyesal tidak dari dulu bersikap tegas, tapi penyesalan selalu datang terlambat, pak Endang pun kena teguran dan sangsi dari pusat, karena Bima yang mereka ketahui sebagai murid perguruan bangau putih telah berpindah ke perguruan NAGA HIJAU, performa yang di tunjukkan oleh Bima membuat pihak pusat menyadari ada yang salah di perguruan cabang .
Pak Endang menatap lesu foto foto kebersamaan saat belum terjadi perselisihan antara Bima dan keluarga Idrus, ia membereskan semua atribut perguruan, ia akan memindahkan semua atribut ke rumahnya dulu sebelum ia mendapatkan tempat yang lebih baik, atau ia akan kembali berlatih di perguruan pusat. Gedung yang sekarang ia tempati di sewa dengan dana dari keluarga Idrus. Ia sudah tak mau lagi berurusan dengan keluarga Idrus yang arogan hanya karena dia kaya.
Intan terbangun dengan linglung, ia melihat sekeliling nya, ia baru lega saat melihat banyak foto Bima terpampang di dinding. "Ini pasti kamar nya bima" gumamnya dalam hati
Ia melihat kamar Bima sedikit berantakan, ia bangun dan merapihkan kamar dan tempat tidur Bima. Bima bergegas ke kamar saat mendengar ada suara gaduh di kamarnya , begitupun ibunya Bima, mereka bergegas ke kamar Bima, tapi begitu sampai di kamar nya bima tertawa terbahak bahak, ibunya Bima pun tersenyum menahan tawa, bagaimana Bima tidak tertawa melihat Intan yang cemang cemong dan banyak sarang laba laba di rambutnya. Intan hanya tersenyum malu di perhatikan Bima dan ibunya
" aku lihat kamar mu agak berantakan jadi aku rapihan sebisanya, " ucap intan lirih, ibunya Bima tersenyum dan berlalu memberikan ruang untuk Bima dan intan. Bima merekuh Intan kedalam pelukannya
" terima kasih sayang, cuma kamu jangan terlalu maksain yah, liat wajah dan rambut kamu" ucap Bima sambil mengusap muka intan dengan tisu" intan tersenyum, "aku mau mandi di mana kamar mandinya?" Tanyanya kemudian
"Ada di belakang, kamu bawa baju ganti ga" tanya Bima
" tadinya bawa cuma di mobil , mobil kan di bawa papa "
" ya udah nanti aku belikan di depan yah"
Bima membersihkan sarang laba laba yang menyangkut di rambut Intan, Intan memeluk Bima merasa bahagia dengan perhatian Bima.
Bima menyuruh Intan mandi dan ia langsung ke pasar Koga yang tak jauh dari tempat tinggal nya. Bima membeli beberapa stel pakaian untuk intan dan bergegas kembali, ia langsung memberikan pakaian itu pada Intan. Saat Intan keluar dari kamar mandi Bima terbeliak terpesona, dengan rambut basah dan masih menetes bulir air intan terlihat sangat cantik, intan mendekat dan mencubit bima
" ngeliatin apa!!? Serunya
" ngeliat bidadari baru mandi " sentak kaget Bima. Intan tersenyum malu dan memeluk Bima
" gombal" ucapnya pelan
" kita keliling perguruan yuk, sekalian kenalan dengan murid murid perguruan ?" Ajak bima, intan hanya mengangguk
Bima dan Intan berkeliling di seputaran perguruan dan melihat lihat alat alat latihan yang di gunakan para murid, tak jarang Bima di suitan oleh muridnya yang sengaja menjahili Bima, Bima hanya tersenyum dan mengacungkan bogemnya secara bercanda.
" hayoooooo!!!" Tiba tiba asep melompat dan mengagetkan Bima dan intan .
"Eh dasar temen laknat, liat tuch cewek gw sampe kaget" seru Bima menjitak asep
" he he he sengaja bro, eh apa cewek loe?? Sejak kapan?? " ucapnya lagi
" mulai hari ini" Intan yang menjawab pertanyaan asep, asep hanya bengong
" huaaa loe curang bim , masa duluan dapet pacarnya, kan gw belum punya" asep pura pura nangis seperti anak kecil, Intan terkikik melihat kelakuan asep
" sssst, ada ratna tuch?" Celetuk Bima, asep yang mendengar nya langsung bangun dan membersihkan celana nya dan bergaya sok coklat
" mana ,mana Ratnanya" asep celingak celinguk, kontan Bima dan Intan tertawa
" di rumahnya lah" sahut Bima santai. Asep cemberut mendengar nya bibirnya di monyongin sampai bisa di kuncit pake karet gelang
" tuh kan jiwa ngambek nya keluar" ucap Bima lagi melihat asep mànyun sedangkan intan memegang perut nya tak kuat tertawa terus melihat asep
" bodo ah ,"
ucap asep sambil berlalu meninggalkan intan dan Bima yang sedang menertawakan nya
" bim, itu asep ngambek, emang ga kenapa napa??" Tanya intan khawatir,
"Ga apa apa, udah biasa nanti juga nyetir lagi" jawab Bima
" ada yang mau martabak telor ga yah!!" Teriak Bima sambil melirik asep yang sedang menjauh, asep yang mendengar ada martabak kesukaan nya langsung berlari balik lagi ke Bima
" mau dong, aa Bima yang ganteng," ucap asep melayu
" hust jauh jauh , gw masih normal," ucap Bima sambil mengibaskan tangannya, intan kembali terkikik," ngambek nya cepet amat sep ?" Tanya intan sembari tertawa
" Wah mbak bahaya kalau masih ngambek sama Bima, bisa bener bener ga di kasih martabak saya" Jawab asep sambil cengengesan
" ya udah nich beli , 6 , yang 2 buat gw sama ibu yang 1 buat loe yang 3 bagiin ke anak-anak " ucap Bima sambil memberikan 2 lembar uang ratusan ribu ,
" kok cuma satu bim," protes asep ,
" satu aja , latihannya betulin dulu kalau besok bisa menahan 15 bata gw beliin 4 kotak" ucap Bima
Asep lemas mendengar nya, karena selama ini ia baru bisa memecahkan 11 batu bata saja, belum bisa naik ke 12 bata , apalagi ke 15 bata.
" dah berangkat sana, nanti gw ga jadi nich ?? Ancam Bima, Asep langsung kabur takut ga jadi beli martabak telor nya.
Intan tertawa melihat nya.
Bima dan Intan kembali berkeliling hingga sampai pada mata air di belakang rumah kakeknya asep
"Sejuk banget di sini bim" intan langsung duduk di batu tempat biasa berlatih. Bima duduk di samping intan dan memeluk intan.
" ia di sini tempat aku dan asep biasa latihan" intan membalas pelukan Bima, ia merasa sangat bahagia bisa bersama dengan Bima
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏