NovelToon NovelToon
Diary Marsya Si Gadis Bar-bar

Diary Marsya Si Gadis Bar-bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kebangkitan pecundang / Keluarga / Romansa / Trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

Orang tua yang bercerai, keluarga yang berantakan, cinta yang menyakitkan di masa lalu sampai meninggalkan trauma yang mendalam, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang nakal, suka membangkang, sering mabuk-mabukan, dan mengikuti balap liar. Sering kali dia ingin menyerah atas hidupnya, tetapi dia tidak senekat itu untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Marsya hanya sering menyakiti dirinya sendiri seperti menyayat lengannya, hanya untuk menyamarkan rasa sakit di hatinya.
Setelah lelah hidup di lingkungan yang menurutnya berantakan, ia memutuskan untuk pulang ke kota kelahirannya, menempati rumah mendiang neneknya,
akankah setelah merantau kehidupan Marsya akan membaik dan bisa melupakan traumanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marsya Olivia

Brumm brummm brumm

Deru motor bersahut-sahutan di arena balap liar malam itu, udara yang dingin tak menyurutkan semangat para pemuda-pemudi untuk menyalurkan hoby mereka, tak terkecuali Marsya dan teman-teman prianya. Sebenarnya Marsya tidak terlalu menyukai balapan, dia hanya ikut nongkrong saja, untuk meminum wedang jahe dan merokok, dia hanya ingin sedikit meringankan beban pikirannya yang kacau.

"galau mulu brother, mau turun ga?" tawar Aldo menghampiri Marsya, dia adalah pria pemilik bengkel sekaligus mekanik motor yang akan di pakai untuk balapan.

"ngga, gua gabisa balap" jawab Marsya dengan raut wajahnya yang datar.

"makanya kalo anak-anak lagi latihan tuh lu belajar juga, biar bisa ikut balap" jawab Aldo sambil meminum wedang jahenya.

"ogah, lu aja sama keluarga lu yang metal-metal" jawab Marsya sambil menatap malas kepada Aldo.

Mendengar jawaban Marsya, Bara, Vicky, Naufal, dan Farel pun mentertawakan Aldo.

"ppfttt bhahaha, lah keluarga Aldo mah bukan metal lagi Sya, dangdut" jawab Farel yang mulutnya memang suka asbun (asal bunyi), kalo ngomong suka ga di filter, orangnya lumayan tampan, tapi alay, makanya jomblo.

"sialan lu Rel kereta api" jawab Aldo cemberut.

Sedikit perkenalan Aldo ini paling tua diantara mereka usianya 20 tahun. Bara, dan Vicky kelas 9 SMP. Naufal, dan Farel kelas 10 SMK. sedangkan Marsya sendiri baru saja lulus SMK tahun ini.

"yaudah gua aja sini yang turun" jawab Bara, dia adalah pentolan di geng mereka, teman-temannya semua menghormati dan takut padanya, sifatnya cuek, wajahnya selalu ketus dan menyeramkan, padahal wajahnya lumayan manis.

"yaudah ayo kedepan" ajak Vicky, cowok cadel, imut, lumayan tampan, dan paling polos diantara teman-temannya yang lain.

"Bang, ayok kedepan, nontonin si Bara" ajak Naufal, cowok yang mempunyai bekas luka di alis, tubuhnya agak pendek, dan paling loyal diantara yang lain.

Agak aneh memang si Naufal ini, dia memanggil Marsya dengan sebutan Abang, karena katanya Marsya seperti laki-laki , tidak seperti perempuan.

"Gak gue disini aja, mager." jawab Marsya.

"iya udah lu sana, hus hus, Marsya disini aja sama gua, biar gua yang jagain, takut di bungkus sama om-om mesum" jawab Farel mengusir teman-temannya yang lain.

"elu Rel om-om mesumnya" jawab Vicky dengan menampilkan raut wajahnya yang seakan-akan mau muntah, lalu berbalik untuk maju ke garis start.

"dih gila, dedek emesh begini di bilang om-om mesum" jawab Farel sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"sok ganteng lu jamet" ucap Marsya meraup wajah Farel.

"lah tapi emang ganteng kan"

"ganteng tapi somplak" jawab Marsya sambil menghembuskan asap rokoknya.

"gapapa yang penting ganteng" jawab Farel sambil senyum-senyum kearah Marsya.

"dasar bocah gila"

*****

Drrtttt drrttt

Getaran ponsel yang tak kunjung berhenti membangunkan Marsya dari tidur lelapnya di pagi hari itu, padahal ia baru tertidur pada pukul 03.00 dini hari sepulang nonton balap liar dengan teman-temannya.

'Sial siapa sih yang telfon pagi-pagi begini, astagaaa mata sepet banget lagi kek di gantungin motor ninja'

"hallo" Marsya mengangkat telfon dengan mata yang setengah terpejam.

"hallo Sya, tolong bilangin bibi Wulan, aa seminggu lagi mau nikah" rupanya itu adalah kakak sepupu Marsya dari pihak Mama Wulan yang tinggal di Kota Bandung.

"ohh oke, hari apa nikahnya a?" tanya Marsya lagi untuk memastikan.

"tepat hari Minggu."

"oke Marsya kabarin mama dulu."

Setelah sambungan telfon terputus, Marsya langsung menghubungi mamanya untuk memberikan kabar dari kakak sepupunya yang akan menikah.

'mumpung gue bakal datang ke acara nikahan Aa Rian, sekalian aja kali ya gue cari kerja disana, udah muak banget gue tinggal disini, lagipula papa juga ga pernah merhatiin gue, ga peduliin gue, giliran gue bikin masalah dia maki-maki gue, mungkin dia malah seneng kalo gue gaada disini'

Marsya membatin sambil kembali rebahan di kasur kecilnya yang tipis untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

Marsya Olivia, terlahir di keluarga yang kurang mampu dan keluarga yang jauh dari kata harmonis. Mamanya bernama Mama Wulan, wanita yang cantik, dan baik hati, sayangnya dia menikah dengan sosok yang seperti Papa Erwin yang seringkali tidak memperhatikan keluarganya, lebih suka menyayangi dan membanggakan anak-anak orang lain, cenderung lebih memprioritaskan orang lain di bandingkan keluarganya sendiri, sehingga seringkali menciptakan perdebatan diantara keduanya.

Tumbuh di keluarga yang toxic menjadikan pribadi Marsya yang sulit diatur, liar, cuek, tomboy, dan suka membuat masalah.

Satu tahun lalu orang tuanya memutuskan untuk berpisah.

Sebelum orang tuanya berpisah mereka memutuskan untuk menjual rumahnya di kota Jakarta dan membangun rumah di desa T. Karena tempatnya yang sangat terpencil membuat Marsya sulit menemukan sekolah SMK yang dekat dari rumahnya di desa, jadi Marsya memutuskan untuk ikut dengan Papa Erwin dirumah kakek dan neneknya.

Sedangkan adiknya yang bernama Ghea Oriza Putri memutuskan untuk mengikuti Mama Wulan, dan tinggal di rumah mereka di desa T.

Sebelum orang tuanya bercerai, selain menjual rumahnya yang di kota Jakarta dan membangun rumah di desa T, papa Erwin juga di pecat dari pekerjaannya dan berakhir menjadi security di bengkel dengan penghasilannya yang sangat kecil, membuat papa Erwin tidak pernah memenuhi segala kebutuhan Marsya, bahkan pernah berbulan-bulan Marsya menginap dirumah temannya karena kekurangan ongkos untuk pulang kerumah neneknya.

Satu tahun yang lalu...

"pa, Marsya dapet surat dari sekolah, soalnya udah 3 bulan nunggak uang SPP, bayarannya kurang lebih 600 ribu." sebelum berangkat sekolah Marsya memberikan surat edaran dari sekolahnya dan memberikan surat itu kepada ayahnya.

"papa uang dari mana, Marsya kan tau papa habis di pecat, papa gapunya uang sama sekali, gaji papa di tempat kerja yang sekarang sangat kecil"

Marsya yang polos dan naif itu tidak tau apa-apa, dia tidak tahu jika seseorang di pecat dari pekerjaannya maka perusahaan akan memberikan pesangon untuk mantan karyawannya.

"ohh yaudah deh kalo gitu, yang penting papa urus sekolah Riza aja jangan sampe nunggak, gausah pikirin Marsya, Marsya mah gampang"

"iya sya"

"Marsya berangkat sekolah dulu pa, papa punya uang ngga buat ongkos Marsya?" tanya Marsya sambil memasukan kembali surat edaran dari sekolahnya ke dalam tas.

"papa cuma punya uang 10 ribu Sya" jawab papa Erwin sambil menyerahkan uang pecahan 10 ribu.

Marsya tertegun sambil memegang uang yang di berikan oleh ayahnya. Dia sangat bingung uang yang di berikan ayahnya tidak cukup untuk ongkos pulang-pergi sekolah, sedangkan jika dia tidak masuk sekolah ayahnya pasti akan memarahinya.

"Marsya berangkat dulu, assalamualaikum" Marsya lekas menyalami ayah, nenek, dan kakeknya, lalu segera berangkat ke sekolah.

'dari rumah ke pangkalan angkot jauh banget harus naik ojek, belum lagi 3 kali naik angkot buat sampe sekolah, sekali naik angkot aja ongkosnya 3 ribu'

Saat itu Marsya terpaksa berjalan kaki untuk sampai ke pangkalan angkot, sampai akhirnya kedua pahanya lecet parah karena berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh.

Saat itu Marsya yang kehabisan uang akhirnya ikut pulang ke rumah temannya dan menginap selama berbulan-bulan disana karena ayahnya tak kunjung memberikan uang yang cukup untuk bekal sekolah Marsya.

Saat itulah Marsya mulai berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengandalkan papanya, memutar otak bagaimana caranya mendapatkan uang, hingga Marsya pernah mengamen dari rumah ke rumah hanya untuk memenuhi kebutuhannya untuk makan, dan bekal sekolah.

*foto Marsya yang di bonceng oleh Naufal sepulang dari menonton balap liar.

1
Diana (ig Diana_didi1324)
hallo thor salam kenal ya
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊
Rainy_day: salam kenal juga Kakakkuu, terimakasih sudah mampir dan baca ceritaku🫶🏼
total 1 replies
Maira_ThePuppetWolf
Aku tahu pasti thor punya banyak ide kreatif lagi!
Killspree
Sudah jadi bagian hidupku. 🤗
Rainy_day: tunggu update selanjutnya yaa☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!