"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
“Abah, Alisa kan sudah kembali pada orang tuanya. Jadi kapan Kita mau menemui mereka ?” tanya Najwa saat ini mereka berada di kamar, seperti biasa mereka akan mengobrol sebentar sebelum tidur.
Aziz menghela nafasnya.
“Apa Ummi yakin, mau menjadikan Alisa menantu ?” tanya Aziz menatap Najwa.
“Jika itu yang membuat Fahmi bahagia, Ummi pasti juga ikut bahagia, Bah !” jawab Najwa apa ada adanya.
“Ya sudah, kalau begitu. Nanti secepatnya Abah atur waktu, kita berangkat menemui kedua orang tua Alisa.” Ucap Aziz pelan.
“Beneran, Bah ?”
“Iya ! Kalau tidak ada halangan minggu depan mungkin Kita bisa kesana.” Jawab Aziz lagi.
Najwa tersenyum, ia kemudian mengambil ponsel dan menghubungi Fahmi yang sudah tinggal di kota.
“Assalamualaikum.”
“Walaikumsalam, Fahmi !”
“Ummi, ada apa ? Ummi sudah makan ?”
“Sudah, Nak ! Fahmi minggu depan Kita temui kedua orang tua Alisa ya !” kata Najwa
“Serius, Ummi ?”
“Iya Fahmi ! Doakan saja minggu depan tidak ada halangan, kita bisa bertemu dengan kedua orang tua Alisa.”
“Aamiin, terimakasih, Ummi !”
“Sama-sama Nak ! Kamu jaga kesehatan ya ! Jangan sampai terlambat makan ! Ummi selalu mendoakan Kamu sukses dalam berkarir !”
“Aamiin, iya Ummi !”
“Ya sudah, Ummi tutup dulu ya. Assalamualaikum.”
“Walaikumsalam.”
Lain halnya dengan Alisa,
Saat ini Alisa tengah merawat Ibunya, satu yang hanya ia inginkan adalah agar Ibunya sembuh.
“Alisa, terimakasih ya, Kamu sudah mau merawat Ibu !”
“Ibu kenapa bicara seperti itu, sudah sewajarnya Alisa merawat Ibu. Ibu jangan terlalu banyak pikiran. Ibu harus sembuh, ya !” jawab Alisa menggenggam tangan Zulaikha.
Zulaikha menganggukkan kepalanya.
“Kamu mau pergi kan, Nak ?”
“Iya Bu ! Aku mau beli ponsel ! Aku harus kasih kabar sama Mbak Syira dan Ummi Najwa kalau Aku baik-baik saja disini sama Ibu !” kata Alisa, namun ia sendiri tak ingin meninggalkan Ibunya seorang diri di rumah.
“Pergilah, Nak ! Ibu tidak apa-apa dirumah sendirian !” jawab Zulaikha
“Tapi Aku khawatir kalau harus meninggalkan Ibu sendirian dirumah !”
“Tidak apa-apa, Nak ! Pergilah, Ibu baik-baik saja di rumah ! Lagi pula Kamu kan pergi tidak akan lama !” kata Zulaikha lagi
Alisa menggigit bibirnya, terus terang ia tak tega meninggalkan Ibunya sendirian dirumah.
“Alisa ! bisa Ibu minta tolong, buka lemari Ibu di bagian bawah ada laci kecil tolong ambil kotak di dalamnya !” ucap Zulaikha.
“Iya Bu !” jawab Alisa menurut.
Alisa mengambil kotak tersebut dan mendekatkannya pada Ibunya.
“Bukalah, Nak !” pinta Zulaikha
Alisa membuka kotak tersebut, ternyata isi dalam kotak itu adalah perhiasan emas milik Zulaikha yang selama ini ia simpan.
“Tolong jual Nak ! Berapa pun uangnya nanti, tolong disimpan ! Saat ini Ibu memang tidak punya uang lagi !”
Mata Alisa berkaca-kaca mendengarnya, dulu hidup keluarganya serba berkecukupan, namun saat ini mereka tak lagi memiliki apa-apa selain perhiasan yang dimiliki oleh Ibunya.
“Kalau semuanya di jual, lalu bagaimana dengan simpanan Ibu ! Ibu juga berhak menikmati masa tua Ibu nantinya !” kata Alisa
Zulaikha tersenyum,
“Melihat Kamu tumbuh jadi gadis soleha seperti ini saja, Ibu sudah sangat bahagia, Alisa ! Tidak apa-apa, itu hanya sebuah perhiasan. Tidak akan di bawa mati, nantinya !” kata Zulaikha
Alisa kini mulai berpikir, ia mungkin harus segera mendapatkan pekerjaan, sebab saat ini ia adalah tulang punggung keluarganya. Ia harus merawat Ibunya agar Ibunya sembuh. Walaupun Alisa memiliki uang tabungan, uang itu lama kelamaan akan habis untuk berobat Ibunya. Sedangkan kehidupan mereka akan terus berjalan.
“Ya sudah, Alisa akan jual perhiasan Ibu. Ibu doakan Alisa ya ! Semoga Alisa cepat dapat kerja nantinya !”
“Aamiin ! Maafkan Ibu ya Nak ! Ibu jadi seperti ini, membuat Kamu harus mengubur mimpi mu ! Maafkan Ibu !” lirih Zulaikha menangis karena tak bisa memberikan Alisa pendidikan yang tinggi agar Alisa dapat meraih mimpi dan cita-citanya.
Alisa memeluk Zulaikha.
“Tidak apa-apa ! Ibu doakan Alisa saja ya ! Semoga Alisa selalu dalam lindungan Allah, dan Alisa selalu di lancarkan rezekinya. Insyaallah Alisa bisa meraih mimpi dan cita-cita Alisa nanti dengan hasil jerih payah Alisa sendiri !” kata Alisa sembari memeluk Ibunya.
“Aamin.”
...****************...
cerita nya seru dan menarik
apa salah Alisa sama Anisa dan fahmi