Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 28 - Perdebatan Sengit
Mama Ruby hendak menjawab perkataan Naomi. Namun, teriakan Melvina dari lantai atas rumah menghentikan niat Mama Ruby untuk berbicara. Gilang pun demikian. Tadinya dia hendak menghampiri Naomi. Namun karena mendengar suara Melvina membuat langkah Gilang jadi terhenti.
“Kamu, ngapain kamu datang ke sini?” Melvina terlihat melangkah terburu-buru menghampiri Naomi yang berdiri jauh dari dirinya berada.
Wajah Mama Ruby nampak panik melihat pergerakan Melvina yang terlihat begitu terburu-buru saat menuruni anak tangga. Apa lagi wajah Melvina kelihatan kurang bersahabat.
“Melvina!!” Baru saja Mama Ruby berteriak memanggil nama Melvina, Melvina sudah bergerak semakin cepat ke arah Naomi.
Bruk!
Tanpa banyak kata, Melvina mendorong kasar tubuh Naomi hingga hampir saja membuat Naomi terjerambab jika tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dengan baik.
“Apa maksudnya ini, Melvina. Kenapa kamu mendorongku?!” Seru Naomi. Jantungnya terasa berdetak begitu cepat saat ini. Karena kaget dengan pergerakan yang Melvina lakukan ditambah takut kalau dirinya jatuh dan membahayakan kondisi janinnya.
Melvina menatap nyalang wajah Naomi. “Seharusnya aku yang bertanya sama kamu. Kenapa kamu begitu jahat kepadaku. Hanya karena kamu cemburu Kak Gilang dekat denganku, kamu sampai meminta orang untuk merusak hidupku!” Melvina kembali hendak mendorong tubuh Naomi. Namun, Naomi dengan sigap menghindarinya.
“Jangan asal menduduhku. Aku gak melakukan apa yang kamu tuduhkan!” Tegas Naomi. Rasanya dia ingin marah dan mengamuk karena kembali dituduh yang bukan-bukan.
Tatapan mata Melvina nampak begitu tajam menatap wajah Naomi. Dia seolah tidak senang karena Naomi masih saja mengelak. “Asal menuduh kamu bilang? Sudah jelas pelakunya mengaku kalau dia disuruh sama kamu!” Bentak Melvina. Dia kembali berusaha menjangkau tubuh Naomi. Gilang yang melihatnya segera menghentikan pergerakan Melvina.
“Melvina, jangan bersikap seperti ini. Kamu bisa menyakiti Naomi!” Sentak Gilang. Meski dia menilai kalau Naomi bersalah, tapi Gilang tak rela istrinya diperlakukan buruk oleh Melvina.
Melvina menatap wajah Gilang dengan kedua bola mata berkaca-kaca. Mama Ruby yang sejak tadi diam akhirnya mendekat dan menatap tajam wajah Gilang.
“Gilang, bisa-bisanya kamu masih membela istri kamu setelah apa yang dia lakukan pada Melvina!” Seru Mama Ruby. Aura kemarahan di wajahnya masih terlihat pekat. Gilang pun dapat melihatnya dengan jelas.
Gilang menghela nafas dengan gerakan tangan yang masih memeluk tubuh Naomi. Melindungi istrinya dari amukan keluarganya.
“Dan kamu, Naomi. Pintar sekali kamu mengelak atas kesalahan yang sudah kamu perbuat. Kamu pikir saya dan keluarga belum tahu kalau kamu adalah dalang dari pelecehan yang terjadi pada Melvina!”
“Aku sama sekali gak melakukannya, Mah. Pria itu berbohong. Dia memfitnahku.” Naomi berusaha memberikan pembelaan. Dia tak mungkin hanya diam saja di saat semua orang menuduh dirinya sebagai penjahat.
Mama Ruby mendekat. Pelukan tangan Gilang di tubuh Naomi pun semakin erat seolah takut Mama Ruby akan melakukan hal di luar pikiran Gilang.
“Fitnah kamu bilang? Apa kamu pikir saya dan keluarga saya orang bodoh yang bisa dibohongi sama kamu? Dari semua sikap yang sering kamu tunjukkan pada Melvina selama ini, sudah sangat membuktikan kalau kamu gak suka sama Melvina. Kamu juga pasti akan melakukan banyak cara supaya menyingkirkan Melvina dari keluarga kami!”
Naomi menggeleng. Membantah perkataan Mama Ruby. Sakit sekali hatinya dituduh yang bukan-bukan oleh keluarga suaminya itu. “Mama boleh tak menyukaiku. Tapi aku gak terima kalau Mama menuduhku seperti itu!” Naomi menggerakkan tubuhnya hingga akhirnya terlepas dari pelukan Gilang. Rasanya dia tidak leluasa berbicara dengan pososi terjepit seperti saat ini.
Pergerakan yang Naomi lakukan membuat Mama Ruby semakin mendapatkan celah untuk mendekati Naomi. Meski tubuh keduanya sudah semakin dekat, namun Naomi masih berdiam diri di posisinya. Seolah tak takut menghadapi Mama Ruby.
Plak!
Tangan Mama Ruby melayang keras ke pipi Naomi.
“Mama!” Gilang tersentak kaget dengan yang mamanya lakukan. Sangking kerasnya tamparan Mama Ruby, membuat Naomi sampai jatuh ke atas lantai.
“Aw…” Naomi meringis. Bukan hanya menahan rasa sakit di bagian pipinya, tapi juga di bagian perutnya.
“Naomi…” Gilang segera ingin membantu Naomi untuk berdiri. Namun, Naomi menghalau tangannya seolah tak ingin menerima bantuan dari Gilang.
“Asal kamu tahu, Naomi. Saya sungguh menyesal sudah merestui Gilang untuk menikahi kamu secara resmi saat itu. Andai saja saya tahu kalau kamu bukanlah wanita yang baik seperti yang pikirkan, sudah saya suruh Gilang untuk menceraikan kamu!!” Kata Mama Ruby berapi-api. Dia sama sekali tidak merasa bersalah sudah menampar Naomi. Mama Ruby bahkan kembali mengeluarkan kata-kata pada Naomi yang membuat hati Naomi terasa sakit.
Di balik punggung Mama Ruby, Melvina tersenyum sinis melihat Naomi yang sedang kesakitan dan terlihat memprihatinkan. Seolah tak ingin membuat Naomi lenyap dari kemarahan Mama Ruby, Melvina kembali bersuara.
“Mama, aku gak mau lihat wajah wanita jahat seperti dia lagi, Mah. Tolong usir dia dari sini!” Pinta Melvina seraya menangis.
Mama Ruby mengusap pundak Melvina. Dia dapat merasakan kesedihan anak angkatnya itu.
“Kamu dengar perkataan anak saya bukan? Silahkan angkat kaki dari rumah saya sekarang juga. Saya dan keluarga sudah tak sudi menerima kamu sebagai bagaian dari keluarga kami. Bahkan kalau bisa, Gilang akan menceraikan kamu secepatnya!”
Naomi tersentak kaget mendengar perkataan Mama Ruby. Pandangannya pun seketika beralih pada Gilang. Ingin memastikan kalau yang dikatakan Mama Ruby benar atau tidak.
Gilang yang ditatap oleh Naomi menghela nafas. Entah apa maksud Gilang berekspresi seperti itu. Yang jelas hati Naomi terasa sakit karena Gilang sama sekali tak membantah perkataan Mama Ruby.
“Naomi, lebih baik kamu pulang sekarang. Kita bahas masalah ini nanti di rumah.” Kata Gilang.
Naomi tak mengeluarkan suara. Namun, air matanya sudah mengalir membasahi kedua pipinya. Hatinya sungguh sakit sekali karena mertuanya berkata kalau Gilang bakalan menceraikan dirinya. Tanpa kata, Naomi membalikkan tubuhnya. Berlalu pergi dari sana sambil membawa luka di dalam hatinya.
Kedua kelopak mata Gilang terpejam melepas kepergian Naomi. Permasalahan yang terjadi di keluarganya saat ini sungguh sulit. Gilang merasa bingung dalam bersikap. Ingin membela Naomi tapi dia takut kemarahan mamanya kembali meledak dan mamanya bisa melakukan hal yang lebih parah dari sekedar menampar Naomi.
“Mah, gak seharusnya Mama menampar istriku seperti tadi!” Seru Gilang. Wajahnya kelihatan memerah menahan amarah di dalam dirinya. Bagaimana pun juga, Naomi adalah istrinya. Gilang tidak rela siapapun menyakiti istrinya. Termasuk orang tuanya sendiri.
“Lantas, kamu maunya Mama bersikap seperti apa sama dia? Apa kamu mau Mama bersujud di hadapannya dan berterima kasih karena dia sudah merusak masa depan Melvina?!” Bentak Mama Ruby. Lagi, dia dan Gilang kembali berdebat.
“Mah…” Melvina memeluk erat tubuh Mama Ruby. Hingga mengalihkan pandangan Mama Ruby dari Gilang kepadanya. “Aku gak mau lagi jumpa sama wanita jahat seperti Kak Naomi, Mah. Hidupku udah hancur karena dia. Aku sangat membencinya. Sangat!”
Jeritan Melvina terdengar memilukan di telinga Mama Ruby. Dia kembali mengusap pundak Naomi untuk menenangkannya. “Mama janji gak akan biarin dia masuk ke dalam rumah kita lagi. Mama gak akan biarin dia kembali menyakiti kamu, nak.”
Melvina kembali menangis. Kali ini suara tangisannya terdengar kembali keras.
“Apakah istri kamu udah puas buat Melvina hancur seperti ini?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Mama Ruby membuat Gilang diam seribu bahasa. Dia jadi merasa bersalah pada Melvina karena melihat Melvina yang sedang menangis saat ini.
Tak mendapatkan jawaban dari Gilang, membuat Mama Ruby memutuskan untuk beranjak pergi dari hadapan Gilang. Berniat membawa Melvina masuk ke dalam kamarnya. Namun, sebelum dia benar-benar pergi dari hadapan Gilang, Mama Ruby mengatakan hal yang membuat Gilang tersentak.
“Kamu harus segera membayar kesalahan dari istri kamu atau Mama akan menjebloskan istri kamu ke dalam penjara!”
**
Mobil yang dikendarai Naomi nampak melaju pelan di jalan raya. Sepanjang perjalanan setelah meninggalkan kediaman orang tua Gilang, Naomintak berhenti menangis di dalam mobil. Hatinya sakit sekali mendengar semua tuduhan yang diarahkan pada dirinya.
“Kenapa semua orang menuduhku seperti seorang penjahat. Padahal aku sama sekali tak melakukan apapun pada Melvina.”
Bukan hanya sakit mendengar tuduhan yang diberikan pada dirinya, tapi Naomi juga sakit karena Gilang sama sekali tidak percaya dengan perkataannya. Gilang bahkan terlihat membenarkan perkataan mamanya tadi.
“Apa Gilang beneran akan menceraikan aku?” Pertanyaan tersebut mulai mengusik pemikiran Naomi.
Meski suasana hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja, tapi Naomi tetap melanjutkan niatnya untuk bekerja. Dia harus bersikap profesional dalam bekerja. Naomi tidak ingin karena permasalahannya dan Gilang membuat pekerjaannya jadi terhambat.
“Nak, kamu baik-baik aja kan di dalam perut Mama?” Tanya Naomi sambil mengusap perut karena teringat kejadian tadi saat dirinya terjatuh akibat tamparan Mama Ruby. Naomi takut janinnya kenapa-napa. Apa lagi sejak tadi perutnya terus terasa keram.
Untuk memastikan kandungannya baik-baik saja, setibanya di rumah sakit, Naomi tak langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya. Naomi memilih untuk pergi ke ruangan dokter kandungan. Meminta rekan kerjanya untuk memeriksa kondisi kandungannya.
“Naomi, kenapa pipi kamu lebam begini? Apa kamu habis ditampar seseorang?” Bukannya langsung melakukan tugasnya dengan baik melakukan USG pada Naomi, rekan kerja Naomi justru mempertanyakan hal yang tidak penting pada Naomi.
“Aku gak papa. Tolong segera periksa kandunganku!” Titah Naomi. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan rekan kerjanya tersebut. Naomi ingin rekan kerjanya fokus memeriksa kondisi kandungannya.
“Baiklah.” Wanita itu segera melakukan tugasnya dengan baik. Melakukan USG di perut Naomi dan menyampaikan beberapa hal penting pada Naomi.
“Kondisi kandungan kamu sangat lemah. Aku harap kamu bisa menjaga kesehatan kamu dengan baik. Jangan terlalu banyak pikiran atau sampai kelelahan. Karena di usia kandungan kamu saat ini masih sangat rentan untuk keguguran. Kamu harus lebih memperhatikan kandungan kamu jika tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan.”
Naomi terdiam. Tangannya pun bergerak mengusap bagian perutnya yang sudah kembali tertutup oleh kain setelah melakukan pemeriksaan USG.
“Nak, tetaplah tumbuh dengan sehat di dalam rahim mama. Karena cuma kamu alasan mama bisa bertahan untuk saat ini.” Gumam Naomi dalam hati. Saat ini Naomi merasa sangat takut jika permasalahan yang terjadi di rumah tangganya menimbulkan efek buruk untuk janinnya.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
pengen ku tabok dirimu pake kuali Mak ku Gilang😠😠😠😠😠