NovelToon NovelToon
Kakak Tampan Itu Ternyata Ayahku

Kakak Tampan Itu Ternyata Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Beda Usia / Romansa / Bad Boy
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: kim Ekz

Bagaimana jika ada seorang anak yang terlahir dari kesalahan kedua orang tuanya, yang dimana ayah kandungnya sendiri masih seorang pelajar SMA

Ada beberapa korean version, jika terdapat kata kata yang belum benar mohon di maklumi, karna saya juga masih belajar🙏🏻

This is Season ke 2 from wp: "Nugi Si Anak Broken Home"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kim Ekz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chafter 1

"Aaaaaaa...! Mah sakit maaahhh" teriak seorang perempuan yang menangis kesakitan dan terus memegang tangan Mamahnya cukup kuat ketika ia akan melahirkan seorang bayi yang berada dalam perutnya

"Tahaaan Najwa, kamu pasti bisa sayang" ucap Mamahnya menguatkan sang anak

Perempuan bernama Najwa itu mengatur nafasnya, keringat sudah bercucuran membasahi wajahnya. Dia kembali berusaha mengejan karna sudah pembukaan ke sepuluh

"Ayo bu, kepalanya sudah mulai terlihat, terus ngejannya bu, ayo semangat ibu pasti bisa" ucap seorang bidan menyemangati

"Aaaaaaaaa sakit" teriak Najwa sembari menangis menahan sakit

"Iya bu, tapi ibu harus semangat supaya bayinya lahir dengan sehat dan selamat" ucap Bidan itu terus menyemangati

"Hah hah hah Aaaaaaaa" Teriak Najwa terus mengejan sekuat tenaga yang dia punya, sampai akhirnya

"Eaaaa"

"Eaaaa"

"Eaaaa"

Seorang bayi perempuan yang sangat cantik lahir dengan selamat

"Wah selamat ya bu, bayinya sudah lahir. Perempuan, cantik seperti ibunya" ucap Bidan itu tersenyum pada Najwa

Najwa yang masih mengatur nafasnya terlihat lelah hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Bidan yang membantunya melahirkan itu

Bayi cantik itu dibersihkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada ibunya

"Ini bu, bayinya" ucap bidan itu menyerahkan bayi cantik itu pada Najwa

"Terima kasih bu Bidan" ucap Najwa tersenyum sopan pada bidan tersebut

"Iya, sama sama" ucap Bidan itu lalu pergi dari ruangan tersebut setelah dia menyelesaikan tugasnya

Najwa yang sedang menggendong bayi itu tersenyum gemas sembari terus menatapnya

"Nana, dia cantik sekali nak" ucap Mamah Rita yakni ibu kandungnya Najwa

"Iya mah, matanya terlihat cantik seperti mata ayahnya" ucap Najwa tersenyum senang, tapi mamah Rita sama sekali tidak suka mendengar perkataan Najwa barusan

"Ayahnya juga harus tau kalau dia sudah punya anak dari kamu, Nana" ucap Mamah Rita dengan nada bicara yang sangat kesal

"Gak mah, kasian dia. Dia masih sekolah, dia belum cukup umur untuk menjadi seorang Ayah" ucap Najwa menunduk sedih

"Lagipula kenapa kamu harus berhubungan sama anak kecil, jangan mentang mentang dia mendapatkan donor ginjal dari suami kamu, kamu jadi mau berhubungan sama dia" ucap mamah Rita terlihat marah

"Mah, sudah. Aku yang salah dalam hal ini, jangan pernah salahin Nugi" ucap Najwa terlihat kesal pada sang Mamah

"Haaah, terserah kamu. Mamah cuma gak mau cucu mamah nanti hidup tanpa seorang Ayah" ucap Mamah Rita marah, lalu keluar dari ruang itu

****

~Busan, korea Selatan~

"Drrttt"

"Drrrtt"

"Drrrtt"

Terdengar bunyi telepon masuk dari sebuah ponsel mahal yang tergeletak diatas nakas di samping tempat tidur king size yang terlihat mewah bernuansa putih dan abu yang menghiasi kamar tersebut

Seorang pemuda yang masih tertidur pulas memakai kaos putih polos lengan pendek dan celana tidur yang melekat di tubuhnya, terpaksa membuka matanya karna bunyi telepon masuk tersebut, lalu dia mengambil ponsel nya dan mengangkat telepon yang sedari tadi terus berbunyi

"Emhhh yeoboseyo? ah haraboji? Iya aku baik baik saja, ah nde" ucap pemuda itu malas lalu menyimpan kembali ponsel nya diatas nakas

Karna masih sangat mengantuk dia pun kembali melanjutkan tidurnya

"Tok"

"Tok"

"Tok"

Terdengar bunyi ketukan pintu kamar cukup keras, hingga kembali mengganggu pemuda yang sedari tadi tertidur

"Haishhh shibal sekkiya, yak siapa yang mengganggu tidur ku di jam segini, aku masih mengantuk" gerutu pemuda itu merasa sangat kesal, lalu bangun dari tidur nya dan berjalan membuka pintu kamarnya

"Hyun ki a, tuan park menyuruh hyung untuk membangunkan mu, dan kamu disuruh ke rumah sakit untuk mulai bekerja hari ini" ucap Sejin

Sejin adalah seorang Bodyguard yang bekerja untuk menjaga pemuda yang bernama Park hyun ki itu

"Yak hyung, aku masih mengantuk. Bisa tidak kerjanya besok saja" gerutu Park hyun ki terlihat malas sambil sesekali menguap menahan kantuk

"Ini sudah pukul 8 pagi, dan kamu harus segera bersiap siap sekarang juga karna kalau tidak, hyung akan melaporkan mu pada tuan park" ucap sejin mengancam

"Hah, oke oke...! Yasudah aku mau mandi dulu, Hyung tunggu saja diluar" ucap Hyun ki lalu menutup pintu kamarnya dan bergegas ke kamar mandi

....

Hyun ki turun dari mobil mewahnya di depan sebuah rumah sakit yang terlihat megah dihadapannya.

"Wah gedung rumah sakitnya besar dan megah sekali, jadi ini rumah sakit yang selalu haraboji ceritakan" ucap Hyun ki menatap sekeliling gedung rumah sakit tersebut

"Iya Hyun ki a, kamu akan bekerja di sini mulai sekarang, tapi kamu akan menjadi dokter umum terlebih dahulu dan membantu dokter lainnya di ruang IGD saja" ucap sejin menjelaskan

"Hah apa aku bisa, aku gak suka darah dan bau obat obatan, rasanya bikin aku mual Hyung" ucap hyun ki mengeluh

"Kamu ini, belum apa apa sudah mengeluh, Kajja kita masuk" ajak Sejin memasuki rumah sakit tersebut

Semua staf di rumah sakit itu menatap Hyun ki, karna berjalan dengan Sejin bodyguard keluarga Park, Hyun ki yang merasa tak nyaman menghentikan langkahnya

"Waeyo?" Tanya Sejin

"Hyung? Sebaiknya Hyung tidak mengikuti ku terus, aku tidak nyaman diliatin para staf disini" bisik hyun ki pada Sejin

"Ah tapi kalau kamu kenapa kenapa bagaimana hyun ki a? Hyung takut dimarahi Tuan Park kalau kamu sampai terluka" bisik Sejin mengingatkan

"Yak Hyung, ini rumah sakit. Lagi pula siapa yang akan menyakiti ku disini? Hyung lihat, aku juga pakai jam tangan yang hyung kasih, Hyung bilang aku hanya perlu memencet tombol disini kalau aku dalam bahaya kan? Jadi Hyung tenang saja" ucap Hyun ki meyakinkan

Hyun ki memang diberikan sebuah jam tangan yang cukup canggih, yang bisa mendeteksi keberadaan sang pemakai jika dia dalam bahaya, jam tangan itu akan memberi sinyal pada alat yang selalu dipegang Sejin

"Hah, baik lah hyung akan keluar tapi tidak akan jauh dari rumah sakit ini, kamu masuk saja ke ruangan Dokter Jae won dan minta staf disini untuk mengantar mu ke ruangannya" ucap Sejin memberitahu

Hyun ki hanya mengangguk mengerti, lalu sejin pun pergi dari sana

.

...

Hyun ki dan salah satu perawat yang mengantarnya sudah sampai didepan ruangan Dokter Jae won, Perawat itu masuk memasuki ruangan Dokter Jae won terlebih dahulu, terlihat Dokter Jae won tampak sibuk dengan laptop didepannya

"Permisi dokter, ada yang mau bertemu dengan anda atas nama park hyun ki, dan dia sudah berada diluar ruangan ini" ucap perawat itu memberitahu

"Baik, persilahkan dia masuk" ucap Dokter Jae won

"Baik, dokter" ucap perawat itu lalu keluar ruangan untuk memberitahu Hyun ki

Hyun ki memasuki ruangan Dokter Jae won, terlihat Dokter Jae won menatap Hyun ki tersenyum lalu berdiri menyambutnya

"Park hyun ki shi, silahkan duduk" ucap Dokter Jae won membungkuk hormat pada Hyun ki

"Hyung? Kenapa Hyung menjadi formal seperti ini? Aku tak suka hyung menyambutku dengan panggilan seperti itu" ucap Hyun ki terlihat kesal

"Ha...ha... Mianhae, jadi sekarang kamu mulai bekerja disini?" Tanya Dokter jae won

"Menurut Hyung? Hah, sebenarnya lebih suka diam dirumah sambil main game daripada disini, tapi Haraboji terus memaksa ku" ucap Hyun ki terlihat kesal

"Ha...ha... gwenchana, Haraboji kamu memang benar, kamu memang harus mulai belajar bekerja dari sekarang" ucap Dokter Jae won tersenyum menatap Hyun ki

"Hah terserah Hyung saja, tapi Hyung jangan kasih tau seluruh staf rumah sakit ini tentang siapa aku" ucap Hyun ki mengingatkan

"Loh kenapa? Bukannya semuanya harus tau ya kalau ka..."

"Ah Hyung, aku tidak mau mereka menganggap ku berlebihan, aku mau berteman dengan mereka apa adanya tanpa ada rasa hormat" ucap Hyun ki

"Hah, kamu ini. Baik lah Hyung akan turuti ke inginan kamu Dokter Park hyun ki" ucap Dokter Jae won tersenyum

"Ah hyung? apa aku pantas jadi seorang Dokter?" Tanya Hyun ki

"Kenapa begitu? Kamu sangat pantas Park Hyun ki" ucap Dokter Jae won memegang kedua bahu hyun ki, meyakinkan

"Hah, baik lah" ucap hyun ki tersenyum tapi terpaksa

"Kajja, Hyung akan bawa kamu ke ruang unit gawat darurat tempat kamu mulai bekerja" ucap Dokter Jae won berjalan terlebih dulu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!