Setelah malam panas dengan seorang laki-laki yang tak dia kenal, Bella dinyatakan hamil. Malam itu Bella dijebak oleh sang kakak. Berliana merasa cemburu, karena Daddynya lebih sayang kepada Bella.
Rencana Berliana berhasil. Bella di usir dari rumah, dan akhirnya dia pergi ke luar negeri. Dia memilih mempertahankan anak itu. Dokter mengatakan, kalau dirinya saat itu sedang mengandung bayi kembar.
Kedua anaknya itu tumbuh menjadi anak yang genius, memiliki IQ yang tinggi. Mereka mampu mengubah kehidupan Bella. Sampai akhirnya, Bella memutuskan untuk kembali ke Indonesia membawa kedua anaknya.
Mampukah takdir mempertemukan mereka? Apakah Bella akan menikah dengan ayah biologis kembar ataukah memilih menikah dengan pria lainnya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius Milik CEO."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Busuk Berliana
"Kak Berli, sebenarnya kita mau ke mana?" Bella bertanya kepada sang kakak.
"Sudah, kamu diam saja. Jangan banyak bertanya! Nanti, kamu pun akan tahu kita kemana," sahut Berliana sang kakak, sambil fokus mengendarai mobilnya.
Dalam hatinya Berlian bersorak gembira. Dia yakin, selangkah lagi rencananya akan berhasil membuat sang adik diusir dari rumah oleh daddynya. Sungguh miris sekali, seorang kakak yang begitu tega membuat sebuah rencana busuk untuk adiknya sendiri.
"Selamat datang kehancuran Bella!"
Mobil Berliana sudah terparkir rapih di sebuah club malam di sebuah ibu kota.
"Ayo kita turun!" ajak Berliana.
"Mengapa kita ke tempat seperti ini, Kak? Aku tak terbiasa ke tempat seperti ini. Aku pun, merasa risih berpakaian seksi seperti ini. Lebih baik, kita pulang saja Kak!" rengek Bella kepada sang kakak.
Mana mungkin Berliana membatalkan rencananya. Berliana memaksa sang adik untuk turun, dan menarik tangan sang adik secara paksa masuk ke dalam.
Keadaan di sana membuat Bella merasa tak nyaman. Suara musik DJ begitu terdengar keras, mata laki-laki di sana pun memandang ke arahnya dengan tatapan tak biasa. Di sana terlihat begitu bebas. Mereka asyik bermesraan tanpa malu.
"Ayolah Bel, nikmati saja!" titah sang kakak.
"Aku tak suka, Kak! Ayo kita pulang!" Pinta Bella.
"Kamu tunggu dulu di sini! Kakak tahu, apa yang kamu butuhkan di sini," ucap Berliana dan Bella akhirnya menganggukkan kepalanya.
Apa yang Berliana lakukan?
Berliana memesan dua gelas minuman berkadar alkohol cukup tinggi. Setelah itu, memasukkan obat perang*sang dosis tinggi, ke dalam minuman Bella.
"Kita lihat reaksi kamu Bel, setelah minum obat ini!" Berliana tersenyum puas.
Berliana menghampiri sang adik, yang terlihat gelisah.
"Minumlah dulu! Setelah ini, pasti kamu akan merasa nyaman," Berliana berkata bohong kepada sang adik.
"Tidak kak, aku tak suka minuman ini," jelas Bella.
Berbagai cara Berli lakukan untuk merayu sang adik minum, dan akhirnya rencananya berhasil. Bella sudah minum minuman itu. Ternyata, bukan hanya satu gelas saja Berliana memberikan minuman memabukkan itu. Dia terus mencekoki sang adik, membuat sang adik mabuk.
Dirasa sang adik sudah mulai mabuk, Bella meminta bantuan untuk membawa sang adik ke dalam mobil. Setelah itu, dia memesan seorang gigo*lo untuk sang adik. Kini Berliana membawa Bella ke sebuah hotel.
"Panas—"
Tubuh Bella sudah mulai terasa panas. Meskipun mabuk, dia tetap merasa tak nyaman. Tubuhnya terlihat menggeliat seperti cacing kepanasan.
"Sabar ya! Sebentar lagi, kamu akan menikmati indahnya surga dunia!"
Berliana tampak tertawa begitu puas, merasa dirinya menang. Sesampainya di hotel, Berliana memapah sang adik, yang berjalan sempoyongan. Bella terus meracau tak jelas. Hingga sampailah mereka di kamar yang sudah Berliana pesan, untuk sang adik.
"Nikmati permainan kamu malam ini, adikku tercinta!" bisik Berliana.
Dia berhasil membuat Bella sudah dalam keadaan polos. Bella sudah tak sadarkan diri. Hawa panas dalam tubuhnya semakin menjadi, dia menginginkan sesuatu yang bisa membantu menghilangkan rasa itu. Berliana meninggalkan sang adik begitu saja.
"Shit, wanita itu menjebak aku!"
Alex terlihat jalan sempoyongan. Dia merasakan hawa panas menjalar di tubuhnya. Keringat mulai bercucuran membasahi wajahnya. Dengan kesadaran yang tersisa, Alex menuju kamarnya.
Namun, ternyata dia salah. Dia justru memasuki sebuah kamar yang di sana sudah ada Bella. Alex tampak mengerutkan keningnya, saat melihat wanita cantik yang berada di ranjang.
Langkah Alex terhenti, saat mendengar suara rintihan Bella. Rasanya begitu seksi terdengar.
"Aku mohon, tolonglah aku! Panas—"
Bella terlihat begitu bergai*rah, membuat kelelakian Alex pun bangkit melihat tubuh indah Bella.
"Hai Nona, apa yang Anda lakukan? Jangan menggoda aku," ucap Alex.
Sejak tadi Alex berusaha untuk menahannya, meskipun rasanya membuatnya tersiksa. Berkali-kali Alex menelan saliva. Miliknya pun sudah menegang, membuat dia semakin tak karuan.
"Tuan, aku mohon bantulah aku! Aku sudah tak tahan lagi!" Bella terus memohon.
"Baiklah, ini permintaan kamu! Aku akan kabulkan kamu. Aku pun sejak tadi sudah tak tahan, membutuhkan pelepasan. Tapi setelah ini, jangan pernah meminta tanggung jawab dariku!" Alex menegaskan.
Wanita cantik itu hanya menganggukkan kepalanya, menatap lekat wajah laki-laki yang di hadapannya. Meskipun nantinya, mungkin dia tak akan mengingatnya.
Alex mulai melucuti Pakaian yang dia kenakan saat itu, membuat tubuhnya sudah dalam keadaan polos. Setelah itu merangkak naik ke ranjang dan mulai mengungkung Bella. Sama halnya dengan Bella, ini pun pertama kalinya Bagi Alex menghabiskan malamnya bersama seorang wanita.
Selama ini dia hanyalah sosok laki-laki yang dingin terhadap seorang wanita. Malam itu diadakan sebuah pesta, di tempat Alex melewati malam bersama Bella. Alea, wanita yang berniat ditunangkan dengan Alex telah menjebaknya.
Niat hati ingin menjebak Alex, Alex justru memilih untuk ke kamarnya, dan kini dia justru malah menghabiskan malamnya bersama Bella. Alea kehilangan Alex. Saat dia ke kamar Alex, Alea tak menemukan dia.
"Si*alan, dia berusaha kabur dariku!" Alea tampak kesal, dia terlihat mengepalkan tangannya. Rencananya untuk membuat Alex tidur dengannya, gagal.
Di tempat lain. Berliana dengan Romeo-sang gigolo tampak bingung. Kamar tempat Bella berada dikunci. Padahal, terakhir kalinya Berliana pergi. Dia tak menguncinya.
"Gimana ini? Apa kita dobrak saja?" tanya Romeo.
"Apa kau sudah gila? Ini hotel mewah, aku tak punya uang banyak untuk mengganti. Sudahlah biarkan saja, pasti di dalam Bella pun sudah dija*mah tubuhnya dengan laki-laki lain. Pasti saat ini dia sudah menjadi santapan pria gendut dan tua," ucap Berliana diiringi gelak tawa.
Pikiran dia salah. Bella justru saat ini sedang bersama seorang pria kaya raya, yang memiliki wajah yang tampan. Hanya saja, dia selalu bersikap dingin kepada wanita.
"Gimana, kalau aku menghabiskan malam ini bersama kamu? Aku sudah meminum obat kuat dosis tinggi," goda Romeo sambil memainkan alisnya.
Rugi bagi Romeo, jika dia pulang tanpa membawa uang. Terlebih, dia juga membutuhkan pelepasan. Setelah dia mendapatkan tawaran dari Berliana, dia langsung mengkonsumsi obat kuat. Agar stamina dia di ranjang, tak patut diragukan.
"Ayolah, Baby! Aku akan puaskan kamu malam ini. Membuat kamu menjerit merasa nikmat," bisik Romeo sensual mungkin.
Dengan berani, dia pun mulai menci*um tengkuk Berliana. Berliana dan Bella kakak beradik yang memiliki wajah cantik. Namun, kecantikan mereka sangatlah berbeda.
Berliana selalu cantik dengan menggunakan make-up, dan Bella sudah cantik secara alami. Selain itu, Bella memiliki tubuh tinggi ramping. Sedangkan Berliana memiliki tubuh lebih pendek dan padat berisi.
Berliana selalu bersikap iri kepada sang adik, karena dia merasa daddynya lebih menyayangi sang adik. Dia ingin kasih sayang daddynya tercurah kepadanya. Dengan seperti itu, seluruh harta kekayaannya akan menjadi miliknya.
Bukan Bella yang menegang... Tapi Alex 🤣🤣🤣🤭