"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Wanita cantik baru saja keluar dari dalam toilet tempat nya menginap di kota tersebut. Dia adalah Gania Mala Saregar. Wanita berusia 26 tahun serta seorang CEO di salah satu perusahaan besar milik keluarganya. Kania terus menatap benda panjang di tangannya yaitu benda untuk tes kehamilan. Di dalam benda tersebut memperlihatkan dua garis merah, yang menandakan bahwa Gania positif hamil.
Gania yang melihat benda tersebut begitu sangat bahagia, setelah penantian yang cukup lama yaitu dua tahun, akhirnya Gania hamil juga. Kania segera memasukan testpack ke dalam tas nya, dan segera keluar dari kamar hotel.
Hari ini adalah hari terakhir Gania berada di Singapure, untuk melakukan suatu proyek di Singapure yang mengharuskan dirinya pergi tanpa sang suami. Di dalam mobil Gania begitu tidak sabar untuk segera sampai di Jakarta, untuk memberi tahu Desta yaitu suaminya, kalau dia sedang mengandung.
Perjalanan cukup jauh, antara Singapure menuju ke Jakarta. Setelah hampir beberapa jam akhirnya pesawat pun sudah berhasil landing di kota Jakarta. Hari ini Gania sengaja tidak memberi tahu Desta jika dia akan pulang ke Jakarta. Satu buah mobil mewah sudah siap menunggu Gania di depan bandara. Gania langsung masuk begitu saja ke dalam mobil, saat pintu mobil secara otomatis sudah terbuka.
Gania yang ada di dalam mobil terus menatap ke arah jalan yang tidak terlalu ramai di sore hari. Ia benar-benar merindukan kota kelahirannya setelah satu bulan berada di Singapure, bahkan dia juga begitu merindukan suaminya, dan tidak sabar untuk berjumpa. Setelah Perjalanan hampir satu jam, Gania pun sudah sampai di sebuah apartemen mewah miliknya bersama Desta. Gania sudah turun dari mobil dengan membawa buket bunga yang berukuran cukup besar. Pasalnya hari ini adalah hari anniversary Gania dan Desta yang ke dua tahun. Gania terus melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam lift, dan lift pun kembali tertutup untuk menuju ke lantai 5, di mana letak apartemen Gania dan Desta berada.
Setibanya di lantai 5. Tiara sudah berjalan ke arah apartemen miliknya. Namun sebelum Gania masuk ke dalam apartemen ia memberikan parfum ke arah buketnya agar harum dan segar dan tidak lupa juga meraih beberapa tes pack yang ada di dalam tasnya, untuk nanti ia tunjukan kepada Desta. Gania benar-benar sudah tidak sabar melihat ekspresi Desta saat mengetahui bahwa Gania sudah hamil anaknya.
Gania langsung membuka pintu Apartemen dengan kartu apartemen yang selalu ia bawa ke mana-mana. Saat masuk ke dalam apartemen, Gania melihat semua lampu apartemen mati, kecuali satu kamarnya bersama Desta yang terus menyala. Mungkin Desta sedang beristirahat di kamar karena kelelahan seharian bekerja, dan tidak sempat menyalakan lampu di ruangan yang lainnya pikir Gania di dalam hati.
Namun saat Gania semakin masuk ke dalam apartemen, ia melihat ada hils seorang wanita berwarna putih berserakan di lantai. Gania semakin melangkahkan kakinya karena penasaran hils siapa yang berada di apartemnnya. Saat Gania semakin dekat ke arah kamar. Ia melihat sebuah celana dalam wanita yang juga berserakan di lantai, Gania juga melihat baju seorang wanita yang juga berserakan di depan kamar. Gania yang melihat semua benda yang bukan miliknya seketika merasa bingung dan aneh.
Seketika langkah Gania terhenti saat mendengar suara yang begitu jelas terdengar di telinganya.
"Ahhhh.. Ahhh.. mas.." Gania yang mendengar suara rintihan seorang wanita yang begitu jelas, bahkan Gania mendengar suara tersebut begitu halus dan juga manja.
Gania yang mendengar suara tersebut semakin mendekat ke arah kamar.
"Plok.."
"Plok.."
"Plok.."