BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1
Maaf sebelumnya, mungkin kalian banyak yang kecewa dengan novel yang saya bikin, dan jujur saya sangat merasa bersalah karena membuat karya tidak pantas untuk di baca.
Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya ingin hapus semua novel yang saya buat tapi tidak bisa karena semuanya sudah terikat kontrak.
Beberapa bulan yang lalu, saya ingin merevisi/ merombak semuanya, tapi tidak segampang yang saya bayangkan, jadi saya memutuskan untuk tidak merombaknya. tapi kalau ada kata yang masih typo saya akan perbaiki, tapi tidak untuk merombak ceritanya.
Saya akan berkerja keras untuk memberikan cerita yang bagus untuk kalian baca. Terimakasih sudah mampir 🤍
...~ happy reading ~...
Hai kanalın nama aku Fatimah Az-Zahra, biasa di panggil Fatimah, Zahra, dan ada juga yang lebih singkat ya itu Ara.
Sekarang umur 20 Tahun. Tepat di bulan Juni tanggal 9 ini. Aku kuliah di salah satu universitas di tempat aku tinggal.
Aku punya sahabat namanya Ayu lestari. Dia teman aku dari aku SMA sampai saat ini.
" Ra, tugas kemarin kamu sudah bikin Ra? " Tanya ayu
" Udah yu, kamu udah bikin kan, Jangan bilang belum" ucap Zahra
" Enak saja, aku udah bikin kok, tadi aku cuma ngingetin kamu saja" ucap ayu
" Eh tahu gak kemarin aku lihat kak Rey lho" ucap Zahra antusias.
" Ingat!!! Dilarang pacaran" ucap ayu
" Aku gak pacaran kok, cuma menginginkan dia jadi iman ku" ucap Zahra yang sudah berada di awan.
" Astaghfirullah, istighfar Ra" suruh ayu
" Iya, tahu kok, tapi gak salah kan mengharapkan dia " kekeh Zahra
" Iya, gak salah, yang salah itu kamu yang terlalu mengharapkan dia Ra, melihat kamu saja dia gak pernah" ucapan ayu membuat Zahra sadar bahwa dia tidak pantas bersanding dengan laki laki yang dia impikan.
" Kamu benar yu" ucap Zahra menunduk kepalanya.
Akhirnya kelas sudah berakhir. Zahra tidak ada niat untuk pergi ke kantin. Mood nya hari ini hancur karena ucapan ayu.
" Ra Kanti yuk" ajak ayu
" Gak yu, aku gak lapar, kamu saja " tolak Zahra
" Ya udah aku ke kantin dulu, Jangan mikirin orang yang tidak pernah memikirkan kita Ra " ucap ayu memegang pundak Zahra, dan langsung pergi meninggalkannya Zahra.
" Bener kata ayu, kak Rey gak pernah melihat ku sama sekali, mungkin perasaan ini harus di akhir saja " ucap Zahra yang melihat punggung sahabatnya yang makin jauh.
Mungkin ini yang terbaik untuk masalah percintaan yang sudah lama ia pendam. Dan tak ada kejelasan dari sang pemilik hati.
" Mungkin ini yang terbaik, aku tahu ini Salah ya Allah, tapi hamba hanya manusia normal yang bisa mencintai lawan jenis dari ketampanannya, Apa lagi dia sangat Deket dengan-MU ya robb, wanita mana yang tidak menginginkan dia untuk menjadi imamnya ya Rabb "
Setelah mengatakan itu Zahra langsung meninggalkan kampus, karena jam kuliahnya hanya berlangsung satu mata kuliah saja. Ia pergi Tampa memberi tahu ayu.
Tempat yang paling Zahra suka ketika suasana hatinya tidak baik itu adalah masjid.
Setelah melaksanakan kewajibannya sebagai muslimah ia biasanya akan duduk dan merenung. Karana masjid adalah tempat yang paling aman dan membuat hati tenteram.
Deringan hp membuyarkan lamunan wanita yang berpakaian muslimah itu.
" Assalamualaikum ayah" sapa Zahra sopan
"Waalaikumsalam warahmatullahi, kamu lagi di mana nak " Tanya sang ayah dari seberang sana.
" Zahra lagi di masjid yah, tadi mampir sholat Zuhur" Jawab Zahra
" kamu pulang jam berapa nak" Tanya sang ayah
" Setalah ini Zahra langsung pulang yah" Jawab Zahra
" Ya udah nak, ayah cuma mau kasih tahu kalau nenek mu sedang ada di rumah nak, beliau ingin bertemu dengan mu " ucap sang ayah
" Iya yah, Zahra pulang sekarang yah" Jawab Zahra antusias.
...****...
"Nenek, Zahra kangen banget sama nenek" ucap Zahra yang melihat neneknya yang duduk bersama sang ayah.
" Kalau masuk rumah itu, ucapkan salam dulu nak " tegur sang ayah.
" Eh maaf ayah, Assalamualaikum" ucap Zahra mencium punggung tangan sang ayah dan nenek.
" Waalaikumsalam warahmatullahi"
" Kamu kapan mau ke rumah nenek nak" Tanya nenek Ainun. cucunya sudah dewasa sekarang.
" Zahra masih sibuk kuliah nek, rumah nenek sama kampus Zahra jauh nek, masak zahra harus naik pesawat setiap harinya nek" canda Zahra
" Iya juga ya nak, tapi gak pakai pesawat juga nak. cucu ku ini sangat pandai membuat orang tersenyum" ucap nenek Ainun tersenyum ke arah Zahra.
" Bunda mana yah" Tanya Zahra
" Bunda kamu lagi keluar nak, mau beli sayuran katanya" Jawab ayah, Zahra hanya ber'O'ria mendengar Jawaban sang ayah.
" Nak Gimana, kapan kamu ke rumah nenek" tanya nenek Ainun. " Nenek kesepian di rumah hanya sendiri " sedih nenek Ainun.
" Masak sih nenek kesepian di sana, bukanya Santri gak libur ya nek" heran Zahra. Pasalnya Nenek Ainun seseorang istri dari pemilik pesantren yang besar, masak neneknya kesepian?
" Iya, santri sih rame nak, kakek kamu sibuk nak di sana, nenek saja sering di tinggal sama kakekmu " curhat sang nenek.
" Ainun bukan begitu, aku meninggalkan kamu sendirian itu juga untuk ke masjid pesantren, buka kemana mana, kalau ada urusan di luar kota pun aku selalu mengajak mu, tapi kamu tidak pernah mau ikut" ucap kakek Zaki yang bergabung sama mereka.
" Kakek juga ada disini" ucap Zahra langsung mencium tangan sang kakek dan memeluknya.
"Kalau kakek mu gak di sini bisa ngamuk ratu kita yang satu ini" sindir ayah Zahra
" Bener kata mu Ahmad, kalau kakek gak ada disini bisa ngamuk dia" ucap kakek Zaki
" Nenek ngamuknya Kanya gimana kek? " Tanya Zahra polos
" Kamu belum tahu kemarahan nenek mu ini bisa membuat dunia ini dibagi menjadi dua nak" ucap kakek Zaki
" Ooh iya, ngeri juga ya " ucap Zahra menatap sang nenek
Lain halnya dengan Ahmad dan Zaki ia hanya tersenyum melihat nenek Ainun cemberut, mereka merasa itu sangat lucu sekali .
" Kamu hati-hati ya nak kalau nenek mu ini marah" ucap kakek Zaki
" Haiii!!!! jangan kau takut-takut cucu ku ini, Jangan dengerin apa kata kakek mu nak, itu tidak bener" ucap nenek Ainun, ia menatap suaminya dan anaknya dengan tajam.
...🍒🍒...