Elara Andini Dirgantara.
Tidak ada yang tidak mengenal dirinya dikalangan geng motor, karena ia merupakan ketua geng motor Ladybugs. Salah satu geng motor yang paling disegani di Bandung. Namun dalam misi untuk mencari siapa orang yang telah menodai saudara kembarnya—Elana, ia merubah tampilannya menjadi sosok Elana. Gadis manis, feminim dan bertutur kata lembut.
Lalu, akankah penyelidikannya tentang kasus yang menimpa kembarannya ini berjalan mulus atau penuh rintangan? Dan siapakah dalang sebenarnya dibalik kehancuran hidup seorang Elana Andini Dirgantara ini? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Jalanan malam memang kerap menjadi saat yang tepat untuk orang-orang tidak bertanggung jawab membuat keributan. Seperti halnya yang terjadi saat ini. Dua orang anggota Geng Atlantis tengah kebut-kebutan di jalan karena dikejar oleh dua orang yang sepertinya sengaja memancing keributan dengan mereka.
"Woy, berhenti!"
Dua anggota Atlantis itu tidak menghiraukan. Mereka terus memacu kendaraan mereka dengan kecepatan penuh. Tetapi si pengejar tentu saja tidak menyerah begitu saja. Salah satu dari pengejar itu menendang motor anggota Geng Atlantis, hingga motor tersebut oleng dan jatuh di jalan.
"Siapa kalian?" tanya anggota Atlantis.
"Bilang pada ketua kalian untuk tidak mendekati Elana, karena dia kekasih Bos kami." Setelah mengatakan itu, dua orang itu langsung pergi begitu saja. Namun sebelum mereka pergi, salah satu anggota Atlantis itu berhasil menangkap tulisan di belakang jaketnya.
"Ganstar?"
...•••***•••...
Elara yang tadi sempat enggan untuk mengikuti keinginan Langit untuk jalan-jalan malam ini, kini justru menikmatinya. Pasalnya, sejuknya angin malam yang berhembus malam ini seakan menerbangkan segala beban pikiran Elara, membuat Elara begitu menikmati waktu jalan-jalannya bersama Langit.
"Kau sudah makan?" tanya Langit.
"Sudah."
"Aku belum. Kita cari makan dulu ya." Tanpa menunggu persetujuan dari Elara, Langit melajukan motornya untuk mencari makan.
Sementara Elara merengut sebal. Bagaimana tidak, Langit selalu bertindak sesuka hati walau tanpa persetujuan darinya. Tampaknya, hari-hari Elara mulai tidak akan setenang kemarin jika terus bersama Langit.
Motor Langit berhenti di warung tendaan pinggir jalan. Langit mengajak Elara masuk, dan duduk di kursi yang tersedia.
"Kau bisa makan di sini, 'kan?" tanya Langit.
"Bisa saja."
"Syukurlah. Aku pikir kau tipe anak orang kaya yang apa-apa harus makan di tempat mewah."
"Aku bukan orang sombong."
Langit tergelak mendengar penuturan Elara. Tampaknya, Langit mulai merasa nyaman bersama Elara. "Ngomong-ngomong, sepertinya aku merasa kau sedikit berbeda sekarang."
"Maksudmu?"
"Iya, menurutku kau sekarang sangat berbeda daripada kau yang dulu. Seingatku, dulu kau itu pendiam dan kutu buku. Sekarang, kau justru terlihat liar dan tidak kalem seperti dulu." jelas Langit.
Elara gugup. Sumpah demi apapun ia tidak menyangka kalau Langit bisa menyadari perubahan sikapnya. Ya, harus Elara akui bahwa dirinya tidak lagi bertingkah seperti Elana, dan mungkin itu pula yang membuat Langit berkata dirinya berbeda. Tetapi, kalau dirinya bersikap seperti Elana yang lemah lembut secara terus menerus, maka Siena si pembuli itu pasti akan terus membulinya.
"Kau benar Elana, 'kan?"
Pertanyaan Langit berhasil menarik Elara dari lamunannya. "Apa yang kau pikirkan? Tentu saja aku Elana."
"Siapa tahu hantunya Elana." jawab Langit asal.
Elara tidak lagi menjawab. Sekarang, ia harus lebih berhati-hati lagi dalam bersikap. Kali ini mungkin hanya Langit yang curiga, tapi kalau ia bertindak seenaknya terus menerus, maka pasti akan lebih banyak yang mencurigainya dan penyamarannya akan terbongkar.
"Silahkan makanannya, Mas." Seorang pelayan warung meletakkan semua pesanan Langit dan Elara. Setelah itu ia pergi.
Langit mengambilkan ikan lele dan meletakkannya di piring Elara. Tidak lupa, ia juga menambahkan beberapa lalapan ke piring Elara. "Makanlah." ucapnya.
Elara memakan makanannya. Dalam hati, ia mengagumi sikap hangat Langit padanya. Rasanya, Elara seperti menemukan sisi lain yang berbeda dari apa yang terlihat dalam diri Langit selama ini. Karena biasanya Langit terlihat menyeramkan dan sedikit cuek, berbeda dari sikapnya malam ini yang sangat hangat.
Uhuk... Uhuk...
Secepat kilat Langit mengambilkan minum dan membantu Elara meminumnya. Hal itu membuat Elara kembali dibuat terpana, hingga tanpa sadar ia menatap Langit.
"Jangan terlalu ditatap, nanti jadi suka." ucap Langit
Ingin sekali Elara mengacak-acak wajah Langit karena sudah kepedean. Tetapi Elara teringat bahwa Langit mulai mencurigainya, dan ia tidak akan membiarkan Langit menemukan celah untuk kembali mencurigai dirinya.
Dring... Dring...
"Ada apa?" tanya Langit sesaat setelah panggilan terhubung. "Apa? Baiklah, aku ke sana sekarang." Tanpa banyak kata lagi, Langit memutus sambungan teleponnya.
"Kenapa?" tanya Elara.
"Kita ke markas sekarang."
Langit membayar makannya dan Elara, setelah itu langsung tancap gas meninggalkan warung tenda tersebut. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Elara dan Langit tiba di markas Atlantis.
"Bos?" Jojo dan Sam sampai tercengang sat melihat Langit datang bersama Elara. Apalagi, ini adalah pertama kalinya Langit membawa wanita ke markas Atlantis.
"Dimana mereka?" tanya Langit.
"Mereka ada di dalam, Bos."
Langit masuk ke markas dan melihat dua anggota gengnya babak belur. "Siapa yang menyerang kalian?"
"Kami tidak tahu pasti siapa orangnya, Bos. Tapi sepertinya mereka adalah anggota Ganstar. Jaket yang mereka kenakan adalah milik Ganstar." jelas anggota tersebut.
"Ganstar?"
"Iya, Bos. Dan mereka juga berpesan agar Bos tidak mendekati Elana, karena Elana milik Bos mereka."
"Apa?" Elara yang sedari tadi hanya diam akhirnya ikut bersuara.
"Aku rasa kita harus membuat perhitungan pada Geng Ganstar. Sekarang mereka mulai berani menyerang kita." ucap Jojo.
"Aku setuju." timpal Sam.
"Tidak, belum tentu mereka pelakunya." ucap Langit.
"Semuanya sudah jelas, Langit. Jaket yang dikenakan penyerang itu milik Ganstar. Apa kau pikir jaket milik Ganstar itu dijual sembarangan?" timpal Jojo. "Menurutku, kita harus membuat perhitungan pada Geng Ganstar. Mereka harus tahu bahwa Atlantis tidak bisa mereka anggap remeh."
"Setuju." seru anggota lainnya.
Elara yang sedari tadi mendengar pembicaraan Langit bersama anggota Gengnya, menjadi semakin yakin dengan kecurigaannya terhadap Kenzie. Buktinya, Geng Ganstar menyerang anggota Atlantis, itu artinya tidak menutup kemungkinan bahwa pemimpin Ganstar jauh lebih bisa bertindah lebih keji dari sekedar penyerangan. Seperti memperk*sa contohnya.
Langit dan anggota Gengnya masuk ke salah satu ruangan. Tidak lama setelah itu, Langit kembali keluar menemui Elara yang duduk di sofa. "Ayo aku antar pulang. Ini sudah malam."
...•••***•••...
Setelah mengantar Elara pulang, Langit dan semua anggota gengnya yang berjumlah lebih dari dua puluh orang langsung menuju markas Ganstar. Ya, meskipun Langit tidak yakin sepenuhnya kalau Ganstar benar-benar melakukan penyerangan terhadap dua anggotanya, tetapi Langit juga tidak bisa egois dan memikirkan dirinya saja. Para anggota Atlantis sudah sepakat untuk menyerang Ganstar balik, maka itulah yang akan terjadi.
Deru suara motor yang bergema di depan markas Ganstar membuat para penghuninya keluar untuk memastikan, termasuk Kenzie, Darel dan Juna. Saat keluar, mereka semua terkejut melihat semua anggota Atlantis ada di sana.
"Ada apa ini?" tanya Kenzie.
"Tidak usah banyak tanya. Serahkan dua anggota Geng kalian yang sudah menghajar anggota kami." seru Jojo.
Kenzie melirik semua anggota gengnya yang berdiri di belakangnya. "Semua anggota Geng Ganstar tidak ada yang pergi dari markas malam ini. Aku jamin tidak ada satupun dari mereka yang menyerang anggota geng kalian."
"Banyak omong. Serang!"
...----------------...
Guys, like dan komennya jangan lupa ya. Aku bisa up lebih banyak dari biasanya, tapi please bantu karya aku untuk berkembang dengan meninggalkan like dan komentar baik. Tapi untuk sekarang, aku bakal up satu bab perhari, berharap dengan begitu kalian ngga malas ninggalin jejak dan penasaran dengan kelanjutan ceritanya, sehingga kalian nungguin terus.
Hihihi maaf ya kalau agak berharap
semakin di bikin penasaran sama authornya .,...🤣🤣
pinisirin kelanjutannya.....💪
masih belum ada titik terang siapa yg memperkosa elana...