NovelToon NovelToon
Tak Disangka Jodoh Terbaik

Tak Disangka Jodoh Terbaik

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Orang Disabilitas / Tamat
Popularitas:28.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Alvaro Neo Sandler adalah pria kaya raya yang memiliki kerajaan bisnis di dalam negri maupun di luar negri, saat ini Alvaro sudah berusia 28 tahu.

Dulu Alvaro menikah di usia 18 tahun setelah lulus SMA, saat itu ia menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya karena balas budi.

tapi pernikahan itu tidak tahan lama karena Alvaro mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Kedua orang tuanya meninggal sedangkan ia lumpuh dan di nyatakan mandul.

disaat terpuruk sang istri justru menghina dirinya yang cacat serta mandul, lalu memberi surat perceraian.



Tiara Puspa, gadis cantik dan juga baik hati yang baru saja menginjak usia 17 tahun dan duduk di kelas tiga SMA. Tiara adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal tujuh tahun lalu akibat kecelakaan.

Ia di jadikan pembantu di rumahnya sendiri oleh dan Tante yang menumpang hidup padanya. hingga hampir di jual karena akan di jadikan alat pembayar hutang.

ingin tau kisah keduanya ayo mulai mengikuti kisah mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Lamaran Candra dan Tari

Dua minggu telah berlalu sejak momen bahagia lamaran Marco dan Tika. Foto-foto lamaran masih memenuhi beranda media sosial keluarga dan sahabat mereka, termasuk Tari—sahabat dekat Tika sejak SMA. Dalam setiap foto, Tari selalu berada di sisi Tika, ikut tertawa dan menangis haru. Tapi tak banyak yang tahu bahwa hatinya pun ikut bergetar hari itu, bukan hanya karena bahagia untuk sahabatnya, tapi karena seseorang yang diam-diam telah menempati ruang di hatinya—Candra.

Candra, adik Alvaro sekaligus tangan kanan kepercayaan keluarga, sudah mengenal Tari cukup lama.

Pertemuan demi pertemuan dalam berbagai acara keluarga membuat mereka saling mengenal, bahkan tanpa terlalu banyak bicara.

 Dan kini, setelah Marco dan Tika memulai langkah mereka, Candra tahu... saatnya ia juga mengambil langkah itu.

 

Hari Minggu yang cerah. Rumah keluarga Tari di pinggiran kota sudah dihias sederhana namun manis. Balon-balon putih dan bunga mawar menghiasi ruangan utama.

Tidak banyak tamu, hanya keluarga terdekat Tari dan rombongan dari pihak Candra—Mama Nara, Papa Noe, Alvaro, Tiara, serta si kembar: Arya dan Arsela yang hari itu tampil menggemaskan dengan pakaian adat Sunda berwarna biru muda.

“Om Canda mau tacih buna tut tintin Tali ya?” tanya Arsela polos di dalam mobil saat perjalanan ke rumah Tari.

Tiara tertawa sambil membetulkan hiasan rambut putrinya. “Iya, sayang. Hari ini Om Candra mau lamar Kak Tari. Arsela dan Arya bantu ya, kasih bunganya.”

Arya mengangguk mantap. “Ote mami! api abis itu boleh main balon, tan?”

“Boleh dong,” jawab Alvaro sambil tertawa.

Sesampainya di rumah Tari, suasana langsung terasa hangat dan akrab. Tari menyambut mereka di teras dengan senyum tulus. Hari itu, ia mengenakan kebaya berwarna krem keemasan dengan rambut digelung sederhana. Cantik, tenang, dan sedikit gugup.

“Selamat datang,” sapanya sopan.

Candra berdiri di paling depan, mengenakan batik hitam dengan corak emas. Wajahnya tampak tegas namun lembut saat menatap Tari.

“Hari ini saya datang... dengan niat baik,” katanya, pelan, saat Tari menyambutnya.

Tari hanya tersenyum dan menunduk, menyembunyikan rona merah di pipinya.

 

Setelah semua tamu duduk, acara pun dimulai. Kali ini tanpa banyak formalitas, karena keluarga Tari dan keluarga Candra sudah cukup saling mengenal. Yang menjadi fokus adalah momen pernyataan niat dari Candra, yang akhirnya berdiri di tengah ruangan sambil membawa sebuah kotak kecil dan buket bunga putih.

“Izinkan saya bicara langsung, karena saya bukan orang yang pandai berbasa-basi,” ucap Candra, tenang.

Semua mata menatapnya, termasuk Tari yang kini duduk di sebelah ibunya.

“Saya mengenal Tari sudah cukup lama. Tidak hanya sebagai sahabat dari Tika dan Tiara kakak ipar saya, tapi sebagai pribadi yang mandiri, lembut, dan selalu punya cara sendiri untuk membuat orang di sekitarnya merasa nyaman. Saya percaya, Tuhan mempertemukan saya dengan orang yang tepat. Dan hari ini... saya ingin melangkah lebih jauh.” ujar Candra dengan lugas dan percaya diri

Ia menoleh ke Tari, lalu berlutut dengan tenang, menyodorkan kotak berisi cincin berlian sederhana. “Tari, maukah kamu menikah denganku?”

Ruangan menjadi hening. Lalu terdengar isak kecil dari ibu Tari yang duduk di samping putrinya. Tari sendiri tampak terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia menatap Candra dengan senyum bergetar, lalu mengangguk perlahan.

“Iya, aku mau.” jawab Tari pelan tapi mantap

Tepuk tangan dan suara bahagia memenuhi ruangan. Mama Nara memeluk Papa Noe dengan senyum puas. Alvaro dan Tiara bertepuk tangan pelan, sementara Arya dan Arsela langsung lari ke arah Tari.

“Ini bunanyaaaa tinti!” seru Arsela sambil menyerahkan bunga mawar kecil yang sudah diikat pita pink.

Arya menyusul dan berkata, “Celamat ya tinti Tali! Om Canda jangan galakin tinti Tali ya!”

Semua orang tertawa. Candra mengelus kepala keduanya dengan lembut, bagi Candra Arsela dan Arya sudah seperti anaknya sendiri.

“Om bakal jaga Tante Tari baik-baik, janji,” kata Candra pelan.

Tari langsung memeluk kedua anak itu sambil menangis terharu. Momen itu membuat banyak mata berkaca-kaca.

 

Setelah prosesi cincin dan pemberian seserahan simbolik, makan siang disajikan. Tari dan Candra memilih untuk duduk di dekat jendela, menghindari keramaian sebentar.

“Kamu tenang banget waktu tadi lamar aku,” kata Tari sambil menyeruput teh hangat.

Candra tersenyum kecil. “Padahal deg-degan setengah mati.”

Tari tertawa pelan. “Aku juga. Tapi... aku senang. Aku nggak pernah nyangka kamu akan seberani ini.”

“Karena kamu pantas diperjuangkan, Tari,” jawab Candra tulus.

Mereka terdiam sesaat, saling menatap dalam keheningan yang nyaman. Di kejauhan, terdengar tawa anak-anak dan suara orang-orang dewasa yang berbincang akrab. Hari itu bukan hanya hari lamaran—itu adalah hari penyatuan dua hati yang selama ini saling menyimpan rasa, diam-diam saling menunggu waktu yang tepat.

Dan waktu itu akhirnya datang.

 

Acara pun ditutup dengan doa bersama dan foto keluarga. Tari berdiri di samping Candra, dikelilingi oleh keluarga besar yang tampak bahagia. Mama Nara menggandeng tangan Tari dan berbisik pelan, “Selamat datang di keluarga kami, Nak.”

Tari menahan tangis dan memeluk Mama Nara erat. “Terima kasih sudah menerimaku.”

Papa Noe yang berdiri di samping hanya tersenyum bijak. “Kamu satu-satunya calon menantu yang bikin cucu-cucu kami langsung cocok dari awal. Itu tanda baik.”

Tiara, yang memotret seluruh momen itu, berkata pada Alvaro, “Kayaknya kita harus siap-siap banyak cucu, deh.”

Alvaro hanya terkekeh sambil menggendong Arsela. “Siap-siap beli rumah yang lebih besar juga, kayaknya.”

Semua tertawa.

Hari itu berakhir dengan pelukan, tawa, dan janji akan masa depan yang lebih indah. Dan satu bulan dari sekarang, janji itu akan diikat dalam ikatan suci—dua pernikahan dalam satu hari, dua hati yang disatukan di hadapan keluarga dan cinta.

Bersambung

1
Dewiendahsetiowati
makasih Thor buat ceritanya dan terus berkarya
Ayudya
Alhamdulillah sampai tamat juga aku bacanya walau kadang sinyal di tempat aku susah.mau kirim komen kadang ga terkirim.makasi Mak
Ayudya: sama sama mak.maaf kalau ada sikap kata aku yg menyakitkan perasaan mak
inda Permatasari: terima kasih udah mampir kak, 🌹🌹🌹
total 2 replies
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Alhamdulillah ceritana sampe tamat, ending yg bahagia 😉😊🤗 makasih thor sehat sllu
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Tinggal tara yg belom ya
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kapan bisa begitu /Facepalm/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waah bahahian na 🫠🤗
biby
terimakasih sdh menghibur dg bacaan yg bagus banget
Aghitsna Agis
yah udah tamat kasih season 2 tjor atau judul dendiri tentang anak2nya
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kumpul lagi deh
Aghitsna Agis
tapi kasihan tara blm.ada jodoh jgn lupakan tara dong biar tara juga ikut bahadia ajak srkali.kali untuk.ngumpul bersama seperti yg sudah sudah agar tambah erat lagi apalagi dekarang udah jd kel. dr canfra
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Dwi Setyaningrum
kirain sdh tamat😁 Krn sdh bahagia semua
Cindy
lanjut kak
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Lah bukanna mereka kaya juga, punya rumah besar, kemana harta yg mereka takut bagi2 🤔
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃: Ooh begitu ceritana, pantesaan.. 😅 baguslah
inda Permatasari: di jual semua dan di simpan, karena bongin kabur tapi dapat musibah hingga tidak ada lagi
total 2 replies
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Hhiih moal mereun 😏 bikin susah sendiri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ya ampuun menghilang gara2 warisnkah
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Aghitsna Agis
lagi thor upnya masuh pe asaran nih kel candra pada kemana fitu ggu ipnya mks
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!