NovelToon NovelToon
Mafia Kejam Dan Sistem

Mafia Kejam Dan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / CEO / Sistem / Perperangan / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nrsl

Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Ada yang merah di pipi namun bukan blush on, Cia yang jatuh hati malah terlihat oon.

Cia saat ini tengah menangkup kedua pipinya yang memerah karena malu.

"Ale benarkah yang kamu katakan tadi?" Tanya Cia malu-malu meong.

[Benar Cia... Hehehehe]

Cia menepuk-nepuk pipinya yang memanas.

"Aaaaaaaa Ale... Aku malu sekali... Huhuhu" ucap Cia pura-pura sedih.

[Kenapa harus malu? Itu terlihat romantis Cia]

...****************...

Flashback On

Setelah kejadian Vina di jalan kenangan, Cia dan Aiden sempat berdebat perihal pulang bareng, Aiden yang khawatir dan Cia yang keras kepala. Namun berakhir Cia yang diantar Aiden menggunakan mobil sport milik Cia.

"Ayo pulang" ucap Aiden dengan mengelus pipi Cia lembut. Cia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"lya kak Iden”

Aiden pun membalas senyuman Cia, kemudian ia melepas jaketnya, sehingga ia hanya menggunakan kaos hitam polos yang pas di badannya, terlihatlah otot-otot nya yang waw.

"Pakai jaketnya, piyama kamu sangat tipis" ucap Aiden langsung memakaikan jaketnya pada Cia .

Cia tersenyum manis.

"Terimakasih kak Iden"

"Hm, lain kali jangan pakai baju seperti itu lagi kalo keluar yaa. Kakak cemburu" ucap Aiden dengan merapikan anak rambut Cia.

Blush

Pipi Cia memerah seperti kepiting rebus, jantungnya benar-benar berdegup dengan kencang.

"Ya Tuhan, jika setiap hari seperti ini, lama-lama meleleh aku" ucap Cia dalam hatinya.

Aiden yan melihat pipi Cia memerah terkekeh.

"Ayo" ucap Aiden mengelus pucuk kepala Cia dan langsung membukakan pintu mobil untuk Cia. Cia tersenyum.

"Hmm, terimakasih kak"

Di perjalanan pulang Aiden terus menggenggam tangan Cia sesekali mengecupnya, itu membuat jantung Cia tidak aman.

Deg deg deg

"Ale, kenapa kak Iden manis sekali" ucap Cia dalam hatinya.

[Bukankah itu menandakan dia sangat mencintaimu Cia]

"Tapi... Tapi... Tapi... Ah sudahlah" ucap Cia tidak bisa berkata-kata lagi.

[Nikmati saja Cia, hehehe]

Cia pun akhirnya menikmati genggaman tangan Aiden 'nyaman' pikirnya, tak terasa ia pun tertidur.

Aiden yang melihat gadisnya tertidur tersenyum dan mengelus pipinya lembut.

"Kakak akan selalu menunggu kamu Cia" ucapnya dalam hati dan kembali menggenggam tangannya.

Sesampainya di mansion Baskara, Cia masih tertidur pulas, Aiden pun tidak tega jika membangunkan gadisnya, akhirnya ia pun menggendongnya ala bridal style.

Saat berada di pintu utama, Aiden hanya melihat pelayan saja, mungkin kedua orang tua Cia sudah tidur pikirnya.

"Dimana kamar Cia?" Tanya Aiden datar dan dingin.

"E-eh, D-di lantai tiga, pintu putih tuan muda" ucap pelayan, ia sungguh takut dengan auranya Aiden.

Aiden pun melangkah menuju lift.

Ting

Terlihatlah pintu berwarna putih, Aiden pun melangkah menuju kamar Cia.

Ceklek

Begitu kamar nya dibuka, seketika aroma Cia menyeruak 'sangat menenangkan' pikir Aiden.

Aiden pun meletakan Cia ke kasur secara perlahan, lalu menarik selimut menutupi tubuh Cia.

Aiden menatap Cia lekat dan merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya.

"Kamu sudah membuat Kakak jatuh cinta setiap harinya Cia"

"Sungguh Kaka tidak ingin jauh-jauh darimu"

Cup

Aiden mengecup kening Cia lembut dan sedikit lama.

"Good night sayang" ucap Aiden dengan mengelus surai Cia lembut.

Tak lama Aiden meninggalkan kamar Cia dan pergi menuju markas Cruel.

Flashback Off

"Aaaaaaaa... Manis sekali... Apa aku terima aja ya Ale" ucap Cia.

[Terima Cia, Aiden sungguh sangat tampan dan romantis]

"Tapi aku belum yakin dengan perasaan aku, Ale" ucap Cia sendu, ia galau.

[Aiden terlihat sangat mencintaimu Cia]

"Memang benar, aku pun merasakannya. Namun aku butuh waktu untuk memikirkannya lagi" ucap Cia.

[Baiklah Cia, itu keputusanmu]

Cia pun tersenyum.

"Ale, apakah misi ku berhasil?" Tanya Cia.

[Ding]

[Misi berhasil]

[Selamat anda mendapatkan poin kesehatan 10%]

CIA tersenyum senang

"Aku mau melihat statusku Ale" ucap Cia.

[Tentu CIA]

[Memproses]

[STATUS]

Nama : Felicia Baskara

Umur : 17 tahun

Kecantikan : 95 %

Keimutan : 95 %

Daya tarik : 95 %

Kepintaran : 80 %

Kesehatan : 100 %

Kekuatan : 100 %

Kelebihan : Meracik racun dan obat, menembak

Poin : 1.080

Aset : Black Card dari orang tua, pewangi badan strawberry permanen, senjata bayangan, toko bunga di sudut kota J

[Selamat trauma mu sudah tidak terdeteksi lagi Cia]

”Waaah benarkah... Itu sangat bagus Ale” ucap Cia senang.

[Benar Cia]

[Istirahatlah kembali, waktu masih pukul 12 malam]

CIA mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Selamat malam Ale"

[Selamat malam Cia]

...****************...

Markas Cruel

Terlihat Bima yang sedang mengintrogasi pria yang ingin membuat tunangannya celaka.

Aldino dan Galang, mereka hanya memperhatikan saja, sedangkan Aiden belum sampai ke markas.

"Siapa yang menyuruh kalian?" Tanya Bima datar.

"Saya tidak tahu" ucap pria itu.

Plak

"JAWAB" ucap Bima dengan menampar pipi pria itu dengan keras.

"Sssssssh... Saya benar-benar tidak tahu" ucap pria itu masih berbohong.

Tap tap tap

Suara langkah kaki memasuki area eksekusi CRUEL.

Ya, itulah Aiden dengan auranya yang dingin dan mendominasi, tatapannya yang tajam membuat semua orang yang melihatnya bergidik ngeri.

Aiden melangkah mendekati pria itu dengan kedua tangannya yang di masuki ke dalam saku celananya, auranya sungguh sangat menyeramkan. Aiden menatap pria itu.

"Kalian tau sedang berurusan dengan siapa?" Tanya Aiden datar dan dingin.

Pria itu menelan ludahnya kasar. la sungguh takut dengan aura Aiden.

"Jadi, siapa yang menyuruh kalian ?" Tanya Aiden dengan tatapan matanya yang tajam.

"K-kami tidak tau" ucap pria itu masih dengan jawaban yang sama.

Aiden tersenyum menyeringai, lalu ia mengeluarkan sebuah pisau dan mengarahkannya ke wajah pria itu. Ujung pisau itu kini menempel pada pipi pria itu.

"Jawab atau bukan hanya kau yang merasakan ini"

Sret

Aiden menggores pipi pria itu dalam, sehingga terlihat tulang pipinya.

"Aaaaa ahh" ringisan pria itu.

"Tapi..."

"Keluargamu juga akan merasakannya" ucap Aiden tersenyum smirk.

Deg

"S-saya mohon, jangan sakiti keluarga saya" ucap pria itu memohon.

"Katakanlah" ucap Aiden dengan aura dinginnya.

"K-kami di suruh Re-nan" ucap pria itu terbata-bata.

"Renan?" Tanya Bima yang ingin tahu.

"Ya Renan Setyara, dia pemimpin kami" ucap pria itu.

"Kenapa dia ingin mencelakai tunangan ku?" Tanya Bima.

"Saya tidak tau, saya hanya di suruh untuk merusak tunanganmu" ucap pria itu menatap Bima.

"BRE*GSEK"

Bugh bugh bugh

Bima memukul pria itu dengan brutal, ia sangat marah saat ini.

"Sssssshhh" ringisan pria itu. Kini wajahnya penuh dengan luka.

"Tunggu Bima" ucap Aiden menghentikan Bima. Aiden menatap pria itu.

"Pemimpin apa yang kau maksud?" Tanya Aiden datar.

"K-kami termasuk komunitas pembunuh bayaran"

Aiden tersenyum smirk, ah ternyata ia sudah mengetahui rahasia Renan.

"Kau tau, apa kesalahanmu?" Tanya Aiden dengan aura dinginnya yang menyeruak.

"S-saya tidak tau" ucap pria itu, ia tidak berani menatap mata tajam Aiden.

Aiden mengepalkan tangannya kuat, ia sangat marah mengingat pria itu sudah menyentuh Cia nya. Aiden mengarahkan senjata apinya ke arah kepala pria itu.

"KAU TELAH MENYENTUH GADISKU" ucap Aiden dengan mengeraskan rahangnya. Dan...

Dor

"Aaaaaahh" teriak kesakitan pria itu.

Dengan sekali tembakan pria itu mati di tempat. Aiden tersenyum menyeringai.

"Ini balasan untukmu, karena sudah berani menyentuh gadisku" ucap Aiden dengan tatapan matanya yang tajam.

...****************...

"Aaaaaaah... SI*L" ucap Renan dengan mengacak rambutnya.

"Kenapa mereka semua tidak bisa dihubungi"

Tok tok tok

"Masuk" ucap Renan datar.

"Permisi bos, kami telah mengecek lokasi. Namun tidak melihat siapa pun, hanya ada serpihan kaca mobil" ucap pria yang merupakan anak buah Renan.

Braaak

Renan menggebrak mejanya.

"BRE*GSEK... KEMANA MEREKA PERGI HAH" ucap Renan dengan amarahnya.

"K-kami tidak tau bos"

"CEPAT CARI MEREKA" perintah Renan.

"Baik bos"

Bersambung

1
***vivi_Luf***
o begitu ceritanya alex, tpi cia ya mana ingat kan umur aja 4 tahun.. aku aja sendiri kemaren ngapain aja lupaa sudah.. 😆😆
Ida Rohani
/Determined//Angry//Determined//Angry//Panic/ayo semangat terus thor
Travel Diaryska
bagus author, lanjutkan. semangattt
Aryanti endah
Luar biasa
Nur Khayati
seruuuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!