Seorang wanita harus mengakui akan posisi dirinya transmigran ke tubuh seseorang wanita yang tidak dia kenali,bahkan posisi dia berubah menjadi seorang istri dan itu semua karena perjodohan yang sengaja direncanakan oleh keluarganya.
Mengira dirinya akan menikah dengan seorang pria tua,tapi kenyataannya bukan dirinya menikah dari seorang pria tampan dengan sifat dinginnya bahkan berlanjut sampai di pernikahan mereka karena perjodohan yang keluarga mereka lakukan.
Tapi semua berubah setelah semua terjadi dan tergantikan posisi seseorang wanita lain menempati tubuh wanita ini.
Apakah dia akan mendapatkan kebahagiaan dari semua pengorbanannya itu.Dan apakah dia bisa meluluhkan perasaan suaminya yang begitu dingin padanya.
Walaupun diam-diam dia memiliki rahasia yang besar yang dia sembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Anggota baru
"Maksud nona?"
"Ciri-ciri yang kamu maksudkan sama persis dengan orang yang kami cari.Mereka musuh kami,karena ulah mereka kami harus kehilangan teman kami.Sekali kamu menyebutkan ciri-ciri mereka seperti itu,kami pun paham orang yang menghabisi keluargamu sama dengan orang yang menghabisi teman kami." jawab Miranda yang tahu betul jika merekalah pelakunya.
"Tingkah gila mereka tak pernah berubah,bahkan orang lain mereka bunuh tanpa sebab." jawab Ello yang merasa kesal dengan ulah mereka.
"Seperti itulah mereka,kita cari mereka dan langsung habisi mereka." jawab Miranda yang sama-sama kesal dengan kelakuan mereka.
"Bolehkan saya membantu?" tanya wanita itu yang secara langsung maju mengajukan diri.
Sontak saja Miranda kaget, tiba-tiba saja dia mengajukan diri untuk membantu mereka."Apa kamu bilang,tidak salah saya dengar?" tanya balik Miranda balik pada wanita itu.
"Anda tidak salah nona,saya mengajukan diri ingin membantu anda sekaligus memberikan pelajaran pada mereka yang telah membunuh keluarga saya." Wanita itu tampak begitu marah bahkan dendam mulai merambat ke pikirannya yang merasakan kecewa pada orang-orang yang membunuh keluarganya.
Miranda terdiam mendengar apa jawaban dari wanita itu, nampak rasa kecewa yang terlihat dari raut wajah wanita itu.
"Apa kamu yakin dengan pilihanmu itu?" tanya sekali lagi Miranda pada wanita itu.
"Saya yakin nona,saya tak tidak pernah main-main dengan ucapan saya ini."jawab wanita itu dengan tegas, bahkan dia terlihat begitu marah.
"Baiklah jika itu keputusanmu,tapi ingat semua pun tak mudah untuk kamu lakukan.Jika niatmu untuk membalas mereka,kamu juga harus belajar dari nol.Dave dan beberapa teman disini akan membantu kamu berlatih.Bagaimana ,kamu siap?" tanya Miranda yang tak mudah melakukan hal itu.
"Saya siap nona,saya mohon bantuannya." ucap wanita itu yang memohon pada Miranda.
"Baiklah,kamu sekarang menjadi bagian anggota kami.dan namamu akan aku ubah menjadi nama Flo,besok kamu bisa mulai latihan dengan mereka.Dave pun akan mengawasi mu selama latihan." jawab Miranda yang mempercayakan semuanya pada asistennya.
"Baik nona saya mengerti." setelah mereka selesai berunding,Dave mengarahkan wanita menuju ruang istirahatnya.
Didalam ruangan Hanya ada Miranda dan Ello, keduanya tampak serius dengan percakapan mereka.
"Sepertinya mereka makin brutal nona."
" Seperti itulah Mereka,awasi pergerakan mereka dan juga awasi betul-betul wanita itu.Dia terlalu terbelenggu oleh dendamnya sendiri, kematian keluarganya makin membuat rasa balas dendam wanita makin besar." jawab Miranda merasa wanita sudah tak bisa di kontrol karena dendamnya begitu besar.
"Baik nona,akan selalu saya awasi betul." jawab Ello yang perbicangan mereka berakhir dan waktunya dia untuk pulang mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Beberapa menit kemudian
Miranda sudah sampai dirumahnya, situasi didalam terlihat sepi hanya ada penerangan lampu diarea ruang tengah.
Miranda pun menuju dapur mencari minuman dingin, tanpa dia sadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.
"Ahh segarnya." gumam Miranda yang langsung menutup pintu kulkas.
Seketika Miranda kaget, tiba-tiba saja tepat dibelakang pintu kulkas berdiri seorang pria berbadan tegak.
Spontan Miranda menginjak kaki pria itu apalagi suasana di dapur remang-remang minim penerangan dari lampu.
"Awww." suara kesakitan yang terdengar cukup keras.
Lampu pun menyala dan yang dia lihat ternyata suaminya yang berdiri dibelakang pintu kulkas.
"Kamu!"
"Darimana saja kamu,ini sudah tengah malam baru pulang!" balik teriak Arsya yang menahan sakit kakinya di injak.
"Kenapa kamu tanya,terserah aku mau pergi kemana.Jangan pernah ikut campur urusanku." jawab Miranda dengan nada kesal.
"Semakin lama kamu makin sulit di atur." balas Arsya dengan ekspresi marahnya.
"Terserah aku,mau apa kamu." Miranda balik menantang suaminya.
"Jika kamu sulit di atur aku akan berbuat lebih parah dari ini." ancam Arsya yang dibalas dengan nada ejekan.
"Silahkan kalau kamu berani, mulai berani kamu mengancam ku." Miranda langsung memukul perut Suaminya,tapi sayangnya suaminya bisa menahannya dengan tangannya.
"Kita lihat lebih tangguh mana." ucap Arsya yang balik menyerangnya, Miranda pun hampir saja terjatuh bersamaan Arsya.Pada akhirnya mereka terjatuh bersama karena lantai di dapur sedikit licin.
"Brukk."
Keduanya jatuh bersamaan,hingga tanpa mereka sadari posisi mereka saling berdekatan.Yang dimana Posisi Arsya dibawah sedangkan Miranda ada diatas badan Arsya.
sontak saja kejadian itu membuat kedua kaget.
"Kamu!" teriak Miranda yang kaget posisi mereka saling berhadapan.
Tanpa mereka sadari kejadian itu di lihat oleh seseorang yang ada di dapur,karena suara berisik nampak terdengar dari dapur .
Alur ceritanya boleh juga.
So pasti boleh juga di jadikan referensi tuk bacaan kalaian..
Thanks ya Thor 👍🏼👌🏻✅