Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Prolog
Arqian Yulandres,
Seorang pemuda tampan berusia 23 tahun. Di usianya yang masih terbilang muda ia telah menyelesaikan pendidikan sampai S2 nya di salah satu universitas terkenal di dunia.
Wajahnya yang rupawan membuat para kaum hawa terpesona bahkan berlomba lomba mendapatkan hati lelaki tampan itu, meskipun ia memiliki sikap dingin dan Arogan, namun tak membuat para kaum hawa menyerah begitu saja.
Kepulangannya ke tanah air bukan semata mata untuk menggantikan sang papi menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan dengan seorang gadis cantik yang merupakan anak dari kolega bisnis sang papi.
Viona Adira, gadis berusia 22 tahun yang sedang menjalani semester akhir kuliah S2 nya di salah satu universitas terbaik di indonesia.
Wajah cantik nan imutnya tertutup dengan sikap bar bar nya. Ia adalah gadis dengan sejuta pesona dan daya tarik tersendiri.
Rifqi Yulandres(papi Rifqi), Papi dari Arqian Yulandres.
Tiara Yulandres (mami Ara), mami dari Arqian Yulandres.
Arqianna Yulandres (Nana), adik dari Arqian Yulandres.
Rico Adira (papa Rico), papa dari Viona Adira.
Diana Adira (mama manda), mama dari Viona Adira.
...
Qian sedang bersantai dikamar disebuah apartemen miliknya yang berada dinegara A.
Ia sedang menikmati waktu bersantainya setelah lulus dari pendidikan S2 nya.
Bibirnya tersungging senyum tipis saat melihat ke bawah yang menyuguhkan pemandangan indah kota itu diwaktu malam.
Lampu lampu memancarkan gemerlap cahayanya disusul dengan suasana hiruk pikuk kota itu yang seakan tak pernah padam.
Di sisi lain,
Nampak papi Rifqi dan mami Ara sedang berada didalam kamar.
Hari ini merupakan akhir pekan yang otomatis papi Rifqi tidak masuk kerja.
Sepasang manusia itu belum juga keluar dari kamarnya walaupun hari sudah mulai siang.
Sang anak perempuan, Nana pun kesal sendiri dengan orang tuanya yang tidak menemaninya sarapan di pagi ini.
"Ish mami sama papi ngapai sih dikamar, masak dari kemarin sore nggak keluar keluar. Apa nggak pegel tu pinggang rebahan dari kemarin" gerutu Nana.
Memang benar, orang tuanya belum juga keluar kamar semenjak papinya pulang kerja kemarin sore.
Entah apa yang dilakukan sepasang paruh baya itu hingga makan malam dan sarapan pun menyuruh pelayan untuk membawakannya ke kamar.
Nana merebahkan dirinya dikasur empuknya.
"Hahhh percuma rumah gede, duit banyak tapi sepi gini" gumamnya.
Tangannya meraba raba mencari handphonenya.
Jari jari lentiknya mengscroll akun chatingannya yang sudah dipenuhi dengan pesan dari para teman temannya yang menanyakan kemana dirinya akan melanjutkan sekolah menengah atasnya.
Entahlah, gadis itu belum memiliki pilihannya, ia menyerahkan segalanya pada sang papi.
Ia yakin keputusan sang papi adalah yang terbaik untuknya.
Ia memencet kontak kakaknya. Terlihat sang kakak mengiriminya pesan yang isinya sama dengan teman teman nya yaitu menanyakan kelanjutan sekolahnya.
"Adek kesayangan kakak mau lanjut sekolah kemana?"
Gadis itu tersenyum ketika mengingat sang kakak yang sangat perhatian padanya.
4 tahun sudah gadis itu tak bertemu dengan kakaknya.
Semenjak memutuskan kuliah diluar negeri dan mengambil S1 dan S2 nya, Qian tak pernah kembali ke tanah air walau hanya sekedar melepas rindu.
Baginya, fokusnya saat ini adalah bagaimana caranya ia bisa lulus dengan cepat, pikirnya.
Nana memencet icon telepone.
Tuttt
Tuttt
(Berdering)
"Halo Nana" sapa sang kakak diseberang.