NovelToon NovelToon
The Love Story Of Pram And Kailla

The Love Story Of Pram And Kailla

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Cintamanis / CEO / Tamat
Popularitas:8.8M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Novel ini adalah musim ke 3 dari kisah cinta beda usia antara Pram dan Kailla.

- Istri Kecil Sang Presdir ( season 1 )

Pernikahan karena perjodohan antara Pram dan Kailla. Rumah tangga yang diwarnai
dengan konflik ringan karena tidak hanya karakter tetapi juga umur keduanya berbeda jauh. Perjuangan Pram, sebagai seorang suami untuk meraih cinta istrinya. Rumah tangga mereka berakhir dengan keguguran Kailla.

- Istri Sang Presdir ( season 2 )
Kehadiran mama Pram yang tiba-tiba muncul, mewarnai perjalanan rumah tangga mereka. Konflik antara menantu dan mertua, kehadiran orang ketiga, ada banyak kehilangan yang membentuk karakter Kailla yang manja menjadi lebih dewasa. Akhir dari season 2 adalah kelahiran bayi kembar Pram dan Kailla.

Season ketiga adalah perjalanan rumah tangga Pram dan Kailla bersama kedua bayi kembar mereka. Ada orang-orang dari masa lalu yang juga ikut menguji kekuatan cinta mereka. Pram dengan dewasa dan kematangannya. Kailla dengan kemanjaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pram & Kailla 10

Kailla berlari turun dari mobil yang dikendarai Sam saat security sedang berjuang membuka pintu pagar. Ponselnya berdering untuk ke sekian kali. Siapa lagi kalau bukan Pram. Pria tua itu menghubungi Kailla berulang kali, demi memastikan kalau ibu dari putra kembarnya sudah menjejaki kaki di kediaman mereka.

“Ya, Sayang.” Kailla mengusap layar gawai silver yang menampilkan wajah tampan dengan garis tegang. Tampak Pram sedang duduk di kursi kebesarannya.

“Kamu sudah tiba di rumah?” tanya Pram. Garis wajahnya sedikit longgar. Dua sudut bibir melengkung ke atas, menatap pemandangan pintu rumahnya yang masih tertutup rapat.

“Ya, aku sudah di depan rumah.” Kailla menjawab dengan napas tersengal-sengal. Bulir-bulir peluh menghiasi dahi dan pelipis. Ia baru saja berlari cepat untuk bisa mengambil visual depan rumahnya demi bukti nyata untuk suami yang semakin tua semakin menjadi dan posesif.

“Aku mencintaimu. Sangat!” Pram tersenyum melihat Kailla mengernyit dengan napas memburu.

“Ya.”

“Katakan! Aku sudah menunda rapat terlalu lama untuk memastikan kalau kamu tiba di rumah.” Pram kembali seperti anak kecil. Sifat yang tiba-tiba muncul beberapa bulan terakhir.

“Aku mencintaimu,” ucap Kailla tersenyum.

“Jangan ke mana-mana selama aku di kantor. Aku akan pulang cepat hari ini,” ucap Pram dengan senyum manis yang terpampang memenuhi layar ponsel.

“Ya ... ya ... ya.” Kailla menjawab sembari berlari masuk ke dalam rumah

***

Kailla sedang duduk di atas playmat warna-warni bersama kembar kesayangannya. Menemani dua anak laki-lakinya bermain adalah agenda Kailla setiap sore sambil menunggu sang kepala keluarga pulang kantor. Ada banyak mainan terhampar di atas matras, di ruang bermain anak-anak yang didesain Pram khusus untuk si kembar. Tak jauh dari ketiganya, tampak Kinara dan Binara mengawasi sambil berjaga-jaga.

Alunan musik klasik bercampur celotehan tak jelas Bentley dan Kentley membuat suasana kamar bermain itu semakin ramai. Selain rak-rak berisi mainan, kamar itu juga dilengkapi dengan ranjang empuk, televisi dan satu set sofa untuk bersantai.

“Bu, kami permisi salat Magrib.” Kinara berpamitan pada Kailla saat melihat jam di dinding kamar bergerak menuju pukul enam sore. Suasana di luar mulai gelap, matahari pun terlihat bersembunyi di ufuk barat.

“Ya,” sahut Kailla sambil meraih tangan putranya Bentley agar tidak bergerak terlalu jauh darinya. Tanpa kedua pengasuh itu, ia harus lebih hati-hati. Kedua putranya mulai aktif dan ekspresif.

“Oh ya, kalau bertemu Bapak, tolong sampaikan kalau aku bersama anak-anak,” pesan Kailla. Teringat akan Pram yang selalu mencarinya setiap pulang kantor.

“Ya, Bu.”

Sepeninggalan Kinara dan Binara, kembali terdengar celotehan Bentley dan Kentley. Keduanya mengeluarkan suara tak jelas, sesekali berteriak kencang. Hiburan Kailla sejak menjadi seorang ibu adalah menemani dua jagoan kecil ini setiap hari. Mengikuti perkembangan Bentley dan Kentley yang setiap bertambah bulan, bertambah juga kebisaannya.

Bunyi pintu mengalihkan perhatian ibu dan anak itu. Disusul derap langkah teratur, berjalan perlahan di atas lantai berlapis kayu natural brown oak.

“Darling ....” sapa Pram berdiri gagah di dekat pintu. Tangan kanannya menggengam sebuket bunga mawar merah bercampur putih, Pram tersenyum bersiap menyambut ketiganya.

“Sayang!” pekik Kailla. Berlari kencang, menghambur memeluk Pram tanpa peduli Bentley dan Kentley yang hanya bisa menatap penuh iri. Keduanya menjerit bersamaan saat melihat Kailla naik ke atas gendongan Pram. Melingkarkan tangan di leher dengan kedua kaki menjepit di pinggang kekar sang suami.

“I love you.” Pram berbisik sembari menghadiahkan kecupan di bibir istrinya.

“Love you, too.” Kailla mengecup seluruh wajah pria yang tampak letih. Dahi, pelipis, mata, pipi, hidung dan berakhir di bibir. Perempuan dengan kaos putih dan celana jeans sepaha itu mengabsen lekuk wajah Pram dengan bibirnya.

Mungkin inilah hal yang paling dirindukan Pram sebagai seorang suami. Mendapat penyambutan yang tidak biasa, pria itu hampir menggila saat Kailla menghadiahkannya kecupan basah di leher kiri dan kanan.

“Merindukanku?” tanya Pram di sela teriakan kedua putranya.

“Hmmm.” Kailla bergumam dan bersiap turun. Ibu muda itu masih sempat memandang ke arah putranya. Keduanya menangis tersedu-sedu saat melihat sang daddy dikuasai mommy-nya sehingga mereka diabaikan.

“Untukmu.” Pram mengecup pipi Kailla dan menyerahkan buket bunga sebelum menghampiri kedua putranya.

“Daddy mandi sebentar. Tidak bisa menggendong kalian sekarang. Badan Daddy kotor dan berkeringat.” Pram berjongkok, tersenyum menatap keduanya bergantian. Tangisan si kembar belum berhenti, tangan-tangan mungil itu terulur meminta dimanjakan.

“Nanti, Sayang. Daddy mandi sebentar, ya. Setelah itu kita main bersama.” Pram bergegas keluar kamar.

***

Kailla sedang duduk di sofa kamar putranya sembari menyusui Kentley, sedangkan Pram tampak duduk di sebelahnya, menenangkan Bentley yang sedang menunggu giliran disusui.

“Sebentar, ya. Antre dulu. Mommy tidak bisa menyusui kalian sekaligus.” Pram merebahkan tubuh mungil Bentley dadanya, ditepuknya perlahan punggung bayi terbalut baju tidur katun dengan motif doraemon itu. Pelan dan lembut, membuat putra tertuanya nyaman. Tangis bayi tujuh bulan itu pun mengecil dan tak lama menghilang.

“Kai, aku putuskan membawa kalian ke Bandung. Mama juga,” ucap Pram.

“Hah! Kamu serius? Apa tidak merepotkan?” tanya Kailla memastikan. Menatap Kentley yang mulai terlelap dan berhenti mengecap puncak dadanya.

“Ya, aku tidak bisa pergi tanpamu. Dan kamu tidak bisa pergi tanpa anak-anak. Jadi aku putuskan membawa kalian semua,” jelas Pram.

“Kamu yakin? Anak-anak nanti merepotkanmu,” tanya Kailla, pelan-pelan meletakan Kentley ke dalam tempat tidur bayi. Berganti menyusui Bentley yang sudah tenang di dalam dekapan Pram.

“Yakin. Pieter juga sepertinya ingin mengajak Naina. Dia belum memberitahuku, tetapi dari gelagatnya sudah terbaca.”

“Pieter serius dengan Naina?” tanya Kailla memastikan. Tampak ia meringis saat sedotan kencang di puncak dadanya oleh putra pertamanya.

“Sepertinya.” Pram tersenyum saat melihat puncak dada Kailla yang lain ikut mengeluarkan cairan yang hampir menetes turun.

“Itu masih ada, Sayang.” Pram berkomentar sembari meraih selembar tisu dan mengusapnya pelan. Tidak ingin tetesan ASI itu membasahi gaun tidur Kailla.

“Ya, tadi Kentley tidak menghabiskannya. Sepertinya anak itu kelelahan.”

“Yang ini sudah kelaparan. Sejak tadi sudah tidak sabar menunggu giliran.” Pram tersenyum melihat Bentley mengecap dengan kencang, disusul suara menelan yang terdengar jelas. Diusapnya pelan pipi gembul putranya dengan punggung telunjuknya.

“Kai .... tidak berminat memiliki anak perempuan? Seperti Bara dan Bella.”

“Aku tidak mau lagi. Masih terbayang sakitnya melahirkan. Tidak apa-apa, kan?” tanya Kailla dengan wajah memelas.

“Ya. Lagi pula aku sudah memiliki anak perempuan. Manjanya minta ampun. Apalagi kalau ada maunya, susah diatur dan suka mengamuk.” Pram tergelak saat melihat mata Kailla membulat, tidak terima dengan semua ucapannya.

“Aku tidak manja! Kamu yang manja sekarang, Sayang. Sam bercerita tadi ... kalau kamu mengamuk lagi di kantor.” Kailla memulai pembicaraan.

“Hah!” Pram terperanjat.

“Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Pak Adrian. Aku mohon percaya padaku.” Kailla meminta.

“Jangan menemuinya lagi. Aku tidak suka kamu bertemu dengannya, Kai.”

“Aku kuliah. Pasti tiap hari bertemu dengannya.”

Terlihat Pram merangkul pundak Kailla. “Berjanji padaku. Jangan mengulanginya lagi. Kasihan anak-anak, Kai.” Pram menggesekkan ujung hidung mancungnya pada pipi Kailla.

“Ya ....”

***

Tbc

1
Fitri ahmad
kok gak ada aq klik judulnya
Fitri ahmad
buset dahhh.. kuluarga upin ipin
Ayu Galih
Baguus banget karya2 mu kak dr awal 1,2 & 3 aqu ikutin cuma sayaaangnya aqu gk bisa lihat season ke 4 nya sefih bangeet ..😌
untuk yg lain aqu sdh melimpir kak...SEMANGAT ...
kalea rizuky
kaila kek bocah ua pernah selingkuh sih maklum suaminya tua jd liat yg muda kek. maruk/Smug/ jd inget dia pas selingkuh ma koko ditya ampe ciuman bibir menjijikan
kalea rizuky
Q baca lagi di taun 2025
Tifanny Lette
ceritanya real mana mba
Tifanny Lette
ceritanya real mana
Tifanny Lette
mba tau judul ceritanya panji dan ellena kah
Abiy Dewa
Luar biasa
Mak sulis
ternyata Keysa mendonorkan darah untuk Kailla..
membayangkan Pram kok mumet mboyong keluarga ke negri singa dan gak tau sampe kapan demi keamanan.
sat set sat set
Mak sulis
semoga ini jadi pelajaran dan pendewasaan buat Kailla
Mak sulis
hadduh kok Kailla juga diculik tapi gak papa sih..bisa ketemu anaknya.. tapi ngomong2 Sam kemana.. bakalan dirujak Pram ini
Mak sulis
Kailla jangan gegabah buat bergerak sendiri..dari pada tambah runyam
Mak sulis
Kailla dilarang menampakkan diri di hadapan Pram, ehhhslah nyusul ke kantor
Mak sulis
masih juga dikandungan sudah onty main jodoh2in aja
Mak sulis
warung sudah dibuka hidangan siap disantap ehhh gagal gara2 TLP interupsi
Mak sulis
Pram salah perhitungan..dg minta bantuan mama berharap bisa ngasih solusi malah dimarahi
Mak sulis
penasaran apa rencana Pram untuk membalas perlakuan Kai yg memancing dg memakai lingerie tapi harus jaga
Mak sulis
Sam semangaaaat!!!💪🏼💪🏼💪🏼 kerjaanmu double2😁
Mak sulis
lega..akhirnya Pram tau kalo Kailla hamil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!