NovelToon NovelToon
Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Selingkuh
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11: Peragaan Busana Patah Hati

Dunia mode Jakarta tidak pernah sesunyi ini saat menyambut sebuah pengumuman. Dalam waktu kurang dari sepuluh hari, Arini berhasil melakukan sesuatu yang dianggap mustahil oleh banyak orang: menciptakan sepuluh rancangan busana baru dari nol. Ia tidak lagi bersembunyi di balik meja kantornya. Ia justru mengundang para kritikus mode paling berpengaruh, sosialita, dan bahkan beberapa rekan bisnis Adrian ke sebuah private preview di studionya.

Suasana studio malam itu sangat dramatis. Lampu-lampu sorot hanya diarahkan pada manekin, sementara bagian ruangan lainnya dibiarkan gelap gulita. Tidak ada musik catwalk yang ceria; hanya terdengar detak jam raksasa yang bergema, menciptakan ketegangan yang nyata.

Arini berdiri di tengah ruangan, mengenakan setelan hitam yang sangat minimalis. Wajahnya dipoles dengan riasan bold dan lipstik merah gelap yang memberikan kesan misterius namun dominan.

"Banyak yang bertanya, bagaimana saya bisa tetap bekerja di tengah badai yang menghancurkan rumah tangga saya," suara Arini terdengar jernih, menghentikan bisikan para tamu. "Jawabannya sederhana. Seorang penjahit tidak akan berhenti menjahit hanya karena jarinya tertusuk. Rasa sakit justru membuat pegangan kita pada jarum semakin kuat."

Ia menarik kain penutup manekin pertama. Sebuah gaun sutra berwarna gading yang dihiasi dengan sulaman benang hitam yang sengaja dibuat semrawut di bagian dada—tepat di atas jantung.

"Ini adalah koleksi 'Fragmen'," lanjut Arini. "Tentang bagaimana pengkhianatan merobek sesuatu yang utuh, dan bagaimana kita memilih untuk menyatukannya kembali dengan cara yang berbeda. Luka ini tidak saya tutupi dengan renda yang cantik. Saya menunjukkannya kepada dunia, karena di balik setiap jahitan kasar ini, ada keberanian untuk bangkit."

Para tamu terpesona. Mereka belum pernah melihat sisi Arini yang sevulgar ini dalam mengekspresikan emosi. Ini bukan sekadar pakaian; ini adalah pernyataan perang. Koleksi itu seketika menjadi viral di media sosial. Tagar #AriniResilience mulai menggeser pemberitaan buruk yang coba disebarkan oleh Adrian sebelumnya.

Di sudut ruangan, Rendra mendekati Arini sembari membisikkan sesuatu. "Adrian ada di luar. Dia memaksa masuk. Dia tampak sangat kacau."

Arini menarik napas panjang. "Biarkan dia masuk. Aku ingin dia melihat apa yang lahir dari rasa sakit yang dia berikan."

Adrian masuk ke studio dengan wajah yang jauh dari kata tampan. Matanya cekung dan ia tampak tidak terurus. Sejak aset-asetnya dibekukan dan perusahaan propertinya dinyatakan dalam pengawasan hukum, ia kehilangan semua akses kemewahan. Teman-temannya yang dulu memujanya kini menjauh seolah ia adalah wabah.

"Arini! Hentikan semua kegilaan ini!" Adrian berteriak, mengabaikan tatapan sinis dari para tamu undangan kelas atas. "Kau menggunakan penderitaan kita untuk jualan baju? Kau benar-benar wanita tanpa hati!"

Arini berjalan mendekati Adrian tanpa rasa takut sedikit pun. Ia berdiri tepat di depan suaminya, tinggi badannya yang dibantu stiletto membuat mereka sejajar.

"Penderitaan kita, Adrian?" tanya Arini dengan nada rendah namun tajam. "Hanya ada penderitaanku yang kau ciptakan, dan keserakahanmu yang menghancurkan dirimu sendiri. Aku tidak jualan baju. Aku sedang menunjukkan kepada semua orang bagaimana caraku 'menjahit' kembali hidupku yang kau robek."

Arini menunjuk ke arah gaun yang ada di depannya. "Lihat gaun itu, Ian. Benang hitam itu adalah pengkhianatanmu. Tanpa benang itu, gaun ini mungkin hanya gaun biasa yang membosankan. Terima kasih sudah memberiku inspirasi paling menyakitkan dalam hidupku. Sekarang, silakan pergi sebelum aku meminta polisi yang sudah menunggu di depan untuk membawamu atas kasus penipuan dokumen yang kita bicarakan kemarin."

Adrian terkesiap. Ia menoleh ke arah pintu dan melihat dua orang pria berseragam sudah berdiri di sana. Ketakutan yang murni akhirnya muncul di wajah pria itu. Ia menyadari bahwa Arini tidak pernah berniat melepaskannya begitu saja. Setiap langkah yang Arini ambil adalah bagian dari pola yang telah diperhitungkan secara matang.

"Kau akan menyesal, Arini!" ancam Adrian sembari diseret keluar oleh petugas.

Arini hanya tersenyum tipis, lalu kembali menatap tamu-tamunya dengan tenang. "Maaf atas gangguan kecil tadi. Mari kita lanjutkan. Masih ada satu gaun lagi yang ingin saya tunjukkan—sebuah gaun yang melambangkan kebebasan yang murni."

Malam itu, Arini memenangkan pertempuran opini publik. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini baru permulaan dari babak baru. Benang-benang itu sudah mulai terjalin menjadi sesuatu yang lebih besar dari sekadar dendam.

1
Yulitajasper
Cerita yang 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!