NovelToon NovelToon
Dia Yang Tak Biasa

Dia Yang Tak Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Duniahiburan / Wanita perkasa / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Showbiz / Cintapertama
Popularitas:28
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​Lina adalah pewaris kekuatan supranatural Dorong & Tarik yang hebat, sebuah energi kinetik yang hanya mengalir di garis keturunan perempuan keluarganya. Jika Lina fokus, ia bisa memindahkan truk. Tapi karena ia ceroboh, ia lebih sering menghancurkan perabotan rumah, membuat Ayah dan adiknya, Rio, selalu waspada.
​Kekuatan yang harus ia sembunyikan itu, ia gunakan secara terlalu ikhlas untuk membantu seorang kakek mendorong gerobak rongsokan, yang menyebabkannya melesat kencang di jalanan.
​Insiden konyol ini ternyata disaksikan oleh CEO Aris, seorang pebisnis jenius nan tampan yang sedang diburu musuh misterius. Aris langsung terobsesi dan merekrut, apa yang terjadi di kehidupan lina Bersiaplah mengikuti drama komedi supranatural ini.lerstgooo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Pengakuan

​Di dalam vault sempit itu, gelap dan sunyi. Satu-satunya suara adalah bunyi napas mereka yang beradu dan suara gesekan logam di luar—pertanda musuh sedang bekerja keras mencoba menembus lapisan pelindung kamar Aris.

​Lina dan Aris masih dalam posisi berpelukan erat. Jarak di antara mereka nol. Lina bisa merasakan detak jantung Aris yang cepat. Perasaan takut dan kehangatan bercampur, menciptakan chemistry yang kuat dan mendalam.

​Lina berbisik, suaranya tercekat. “Tuan Aris… apakah ini… sudah aman?”

​Aris melonggarkan pelukannya sedikit, tetapi tangannya masih menopang bahu Lina. “Ini adalah tempat teraman di kota, Lina. Kamar ini dilapisi baja yang sama dengan vault bank sentral. Mereka tidak akan bisa masuk.”

​Lina memejamkan mata, mencoba menenangkan energi kinetiknya yang liar. Dalam situasi setegang ini, ia takut kekuatannya akan meledak dan justru menghancurkan vault itu sendiri.

​“Aku minta maaf,” bisik Lina. “Tadi malam… aku menerbangkanmu dari kasur. Aku tidak bisa mengendalikan emosiku.”

​Aris tertawa kecil, meskipun situasinya tidak lucu. Tawa itu terdengar tulus, meredakan ketegangan Lina.

​“Aku tahu, Bodyguard Lina,” kata Aris, suaranya kini sangat lembut. “Dan aku mengerti. Kekuatanmu itu terikat pada hatimu. Semakin kau takut, semakin kau bahagia, semakin liar reaksinya.”

​Aris menghela napas. Momen ini adalah waktu Aris menunjukkan kerapuhan dan pengakuan yang sebenarnya.

​“Aku sudah melihat banyak teknologi, Lina. Tapi kekuatanmu… itu murni. Itu jujur. Dan aku... aku tertarik, bukan hanya pada kekuatannya. Tapi pada dirimu, yang berusaha keras mengendalikan monster itu.”

​Lina mendongak, matanya mencari mata Aris dalam kegelapan. Kata-kata Aris terasa nyata dan menusuk.

​“Aku tidak tahu apa itu, Lina,” lanjut Aris, suaranya sedikit bergetar. “Tapi sejak kau menerbangkan gerobak Kakek itu, aku merasa tertantang dan terikat. Aku tahu, hidupku tidak akan membosankan lagi.”

​Lina merasakan pipinya menghangat. Ini adalah pengakuan. Bukan cinta, tapi keterikatan emosional yang mendalam yang tumbuh dari bahaya.

​Tiba-tiba, suara gesekan di luar berhenti. Keheningan yang menakutkan menyelimuti.

​“Mereka pergi,” Aris menyimpulkan. “Atau mereka sedang merencanakan sesuatu.”

​Aris mengaktifkan scan dari dalam vault. Layar kecil menunjukkan gambar termal—kamar mereka kosong.

​Aris membuka vault perlahan. Mereka keluar. Kamar itu utuh, tetapi ada bau aneh di udara.

​“Mereka meninggalkan sesuatu,” Aris mengendus.

​Lina melihat ke langit-langit. Ada bekas lubang kecil, dan di lantai, ada sebuah tabung kecil yang mengeluarkan asap tipis.

​“Gas bius. Mereka mencoba melumpuhkan kita dari jarak jauh,” kata Aris, matanya menyipit. “Tapi mereka tidak tahu kamar ini memiliki sirkulasi udara tertutup.”

​Aris berjalan ke meja kerjanya. Ia menekan tombol tersembunyi, dan sebuah layar holografik muncul. Di sana, terlihat peta pergerakan musuh yang ia lacak dari drone keamanan.

​“Mereka adalah Orion Corp. Rival bisnis lama yang berubah menjadi teroris teknologi. Mereka tidak hanya mengincar chip kuantum, Lina. Mereka ingin menggunakan Formula itu untuk melacak semua energi kinetik di dunia—termasuk keluargamu.”

​Lina merasakan ketakutan yang dingin. Ini bukan hanya tentang menyelamatkan Aris, tapi tentang menyelamatkan keluarga dan rahasia mereka.

​“Kita harus membawa chip itu keluar dari kota. Mereka akan terus menyerang di sini,” kata Lina, nadanya penuh tekad.

​Aris mengangguk. “Ya. Tapi jika kita kabur bersama, Dika pasti akan menuduhku menculikmu. Kita harus melakukannya dengan cerdas.”

​Aris menyeringai. “Kita akan gunakan Bodyguard yang rapuh, dan CEO yang sombong.”

​Matahari mulai terbit. Aris dan Lina harus bertindak cepat.

​Lina berjalan ke kamar mandi, mengambil sikat giginya. Aris menyusul, berdiri di ambang pintu kamar mandi.

​“Lina, untuk rencana ini berhasil, kau harus terlihat sedikit lebih... terpengaruh olehku,” Aris berbisik, matanya menatap Lina di cermin.

​“Terpengaruh bagaimana, Tuan Aris?” tanya Lina, canggung, sambil menyikat giginya.

​“Terpengaruh, seperti… seorang asisten magang yang diam-diam tergila-gila pada CEO-nya. Sedikit flirting, sedikit gugup. Dika pasti akan percaya jika dia pikir kau sedang jatuh cinta dan tidak melihat bahaya yang nyata,” jelas Aris, senyumnya licik.

​Lina hampir tersedak pasta giginya. “Anda menyuruh saya akting jatuh cinta pada Anda? Apa-apaan?!”

​“Demi misi, Lina. Ini adalah Kontrak Akting Darurat,” Aris mengangkat bahu. Momen lucu yang menggemaskan ini melucuti ketegangan aksi mereka.

​Tiba-tiba, Aris melangkah lebih dekat. Lina refleks mundur, punggungnya menabrak dinding dingin.

​Aris mendekat, matanya menatap Lina dengan intens. “Misalnya… seperti ini.”

​Aris mengangkat tangannya dan menyentuh rambut Lina, menyelipkan sehelai rambut ke belakang telinga Lina. Sentuhan itu ringan, tetapi penuh makna, dan sangat intim. Chemistry yang kuat.

​“Kau harus terlihat canggung, tapi tidak menolakku. Mengerti?” Aris berbisik, suaranya rendah.

​Lina merasakan wajahnya memerah total. Ia mengangguk kaku, jantungnya berdebar kencang. Ia tahu, akting ini tidak akan sulit.

​Aris tersenyum puas, lalu mundur. “Bagus. Sekarang, ayo kita panggil Dika.”

​Aris membuat panggilan darurat ke Detektif Dika, melaporkan upaya penyusupan tadi malam. Dika tiba di penthouse Aris 30 menit kemudian, dengan wajah marah.

​“Apa yang terjadi di sini? Kau mencoba menculik Lina?!” Dika berteriak.

​Lina melangkah maju. Ini adalah saatnya akting.

​“Dika, tenang. Aku baik-baik saja. Aku yang ingin tinggal di sini,” kata Lina.

​Dika menatap Lina, hatinya sakit. “Lina, kau tidak melihat bahaya yang sebenarnya! Pria ini berbahaya!”

​Tiba-tiba, Lina melakukan hal yang mengejutkan. Ia memandang Dika dengan tatapan tulus, tetapi tangannya bergeser ke belakang, memegang lengan Aris—sebuah sentuhan yang menunjukkan keterikatan yang lebih dalam.

​“Aku tahu, Dika. Tapi aku percaya pada Aris. Dia bukan hanya majikanku. Dia… dia adalah orang yang percaya padaku, tidak sepertimu,” kata Lina, suaranya bergetar karena emosi nyata.

​Dika melihat sentuhan Lina pada Aris. Ia melihat tatapan ‘jatuh cinta’ yang dipaksakan Lina (yang ia yakini tulus). Rasa sakit dan cemburu Dika terasa sangat nyata, mengira ia kehilangan Lina.

​“Lina…” Dika menghela napas, putus asa. “Baiklah. Tapi jika kau dalam bahaya, aku yang akan menyelamatkanmu.”

​Setelah Dika pergi, Lina dan Aris saling pandang. Keberhasilan akting mereka terasa pahit.

​Aris tersenyum tipis. “Akting yang bagus, Bodyguard Lina. Terutama sentuhan di lengan itu. Sangat meyakinkan.”

​Lina melepaskan lengan Aris. “Sekarang, Tuan Aris. Kapan kita pergi? Kita harus melarikan diri sebelum Orion Corp datang lagi.”

​“Malam ini. Kita akan ke luar kota, ke markas rahasia lamaku. Dan kita akan kabur bersama,” jawab Aris, matanya kini dipenuhi tekad.

​Lina mengangguk. Ia membuat keputusan. Ia tidak akan kabur.

​“Tidak, Tuan Aris. Anda kabur sendirian. Saya akan tinggal di sini dan menjadi umpan.”

​Aris membelalakkan mata. “Apa?!”

​“Mereka mengincar kekuatan kinetik. Mereka pasti akan datang lagi mencariku. Aku akan menunggu di sini, menjadi umpan. Sementara mereka sibuk denganku, Anda bisa membawa chip kuantum itu ke tempat yang aman,” kata Lina, suaranya mantap.

​Ini adalah keputusan Lina yang mengubah hidup. Dia tidak lagi hanya melindungi, tetapi mengambil kendali penuh atas takdirnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!