Tragedi menimpa Kenanga, dia yang akan ikut suaminya ke kota setelah menikah, justru mengalami kejadian mengerikan.
Kenanga mengalami pelecehan yang di lakukan tujuh orang di sebuah air terjun kampung yang bernama kampung Dara.
Setelah di lecehkan, dia di buang begitu saja ke dalam air terjun dalam keadaan sekarat bersama suaminya yang juga di tusuk di tempat itu, hingga sosoknya terus muncul untuk menuntut balas kepada para pelaku di kampung itu.
Mampukah sosok Kenanga membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah kenyataan baru
Wisnu langsung mendatangi dukun yang sempat memberikan gelang itu pada Tarno, dia mengatakan kalau Tarno membuka gelang itu dan sekarang di temukan meninggal dalam keadaan mengenaskan di perbatasan kampung, bahkan jasadnya sudah tidak bisa di kenali lagi karena perutnya terbelah.
"Ini lebih kejam dari kematian Rusli dan Juned Mbah, apa gelang itu sama sekali tidak berpengaruh?" tanya Wisnu
"Gelang itu berpengaruh Wisnu, Itu sebabnya Kenanga tidak bisa mendekati Tarno saat ada gelang itu, tapi Tarno malah membukanya dan pasti dia ketakutan dengan teror dari Kenanga" jawab dukun yang bernama Jumadi itu.
"Jadi Kenanga tidak akan bisa mendekat, tapi dia masih bisa menggangu kami?" tanya Wisnu yang ke sana bersama Burhan
"Iya, jadi sebisa mungkin, meski kalian takut dan di teror Kenanga, jangan pernah melepaskan gelang itu" jawab Jumadi
"Saya juga di teror Mbah, tapi saya tidak takut sama sekali pada sosok Kenanga itu, malah kalau bisa, saya ingin jadikan dia sebagai istri saya" ungkap Burhan membuat Wisnu memukul kepalanya.
Plak.
"Kamu mau menikahi hantu!" bentak Wisnu
"Bukankah kuntilanak itu kalau di tancapkan paku akan punya wujud seperti manusia?" tanya Burhan
"Itu hanya takhayul, tidak ada yang seperti itu, paku di tancapkan itu hanya agar kuntilanak itu tidak menggangu manusia, tapi Kenanga bukan kuntilanak, dia arwah penasaran yang tidak bisa beristirahat dengan tenang" jawab Jumadi
"Apa paku ini hanya ada satu Mbah, kalau hanya saya yang pegang, mungkin Kenanga akan menghindari saya" ucap Wisnu
"Hanya satu, dan paku itu adalah paku yang sudah aku isi dengan banyak sihir, dengan menggunakan paku itu, arwah Kenanga akan terikat di tempat jasadnya berada, tidak akan bisa kembali lagi asal paku itu tidak di cabut" jawab Jumadi
"Tiga sudah mati, hanya tinggal juragan, saya, Cahyo dan Beno, mereka sekarang sedang berada di kampung sukun untuk mengawal non Zainab, apa yang akan kita lakukan juragan?" tanya Burhan
"Biarkan mereka menjalankan tugas mereka, Zainab harus selalu di jaga ketat, dia sedang mengandung anakku" jawab Wisnu.
Jumadi cukup terkejut karena ternyata juragan yang terkenal baik hati dan juga setia itu justru suka main perempuan di luar sana, meski hanya punya Zainab saja, tapi saat Wisnu datang ke tempat Jumadi dan mengatakan sudah melecehkan Kenanga bersama para pekerjanya, Jumadi sempat marah.
Jumadi marah karena Wisnu sudah membuat masalah besar dengan menyentuh Kenanga, karena Kenanga adalah seorang cucu dari Putri, pemilik ilmu putih yang begitu terkenal dan merupakan saingan dari ayah Jumadi dulu.
~~~~
"Kenanga, satu orang pekerja bapak meninggal lagi, sangat mengenaskan dan entah apa yang terjadi, tapi aku jadi khawatir pada kamu, aku takut ada orang asing yang mengganggu kamu di tempat ini, kita pindah ya" bujuk Sigit
Dia langsung menemui Kenanga setelah Wisnu pergi ke tempat Jumadi, dan saat ini mereka sedang duduk di teras panggung rumah Kenanga sambil menikmati pemandangan suruf saat matahari mulai terbenam.
"Tidak mau mas, Kenanga mau di sini, di sini sepi, tidak ada yang melihat Kenanga dan aman, ada Mbah Putri yang menjaga Kenanga di sini" jawab Kenanga
"Tapi aku takut kalau sampai terjadi sesuatu saat aku tidak ada di samping kamu Kenanga" ungkap Sigit.
Kenanga menatap Sigit dengan tatapan dalam, dia kembali mengingat kejadian di mana dia di paksa melayani orang orang Wisnu dan Wisnu sendiri, Sigit tergeletak pingsan saat itu tapi Kenanga yakin kalau Sigit akan melawan orang orang itu sekuat tenaga meski dia terluka sekalipun.
Air matanya kembali luruh saat mengingat Dirga yang hanya menatapnya dengan air mata yang mengalir dan teriakan saja tanpa mencoba melawan dan membantu Kenanga saat itu. Kenanga tahu Dirga begitu kuat, dia punya bekal Ilmu bela diri silat yang dia pelajari dari almarhum kakeknya tapi kenapa saat itu Dirga tidak bisa melawan satu orang yang menahannya.
"Kamu kenapa menangis?" tanya Sigit mengusap air mata di kulit Kenanga yang terasa dingin.
"Hiks... Mas Dirga, Kenanga rindu mas Dirga" jawab Kenanga
"Apa kamu mau aku mencarinya ke kota? Mungkin dia masih di kontrakan lamanya" tanya Sigit
"Dia sudah pergi, sangat jauh dan tidak mengingat Kenanga lagi" jawab Kenanga
"Tapi kalian masih terikat pernikahan kenanga, dia tidak bisa menelantarkan kamu di sini, bahkan kamu harus bersembunyi dari semua orang, bi Yuyun saja terus menanyakan apa kamu sudah bisa di hubungi atau tidak" bujuk Sigit
"Tapi dia sudah tidak mungkin kembali mas, dia pergi sangat jauh" jawab Kenanga
"Kenanga..... Jika dalam empat bulan Dirga tidak kembali, itu artinya sudah jatuh talak satu untukmu karena dia tidak memenuhi kewajibannya sebagai suami, tapi aku juga tidak tahu, mungkin harus ke pengadilan agama bertanya" ungkap Sigit
"Kami sudah di ceraikan takdir" gumam kenanga tapi masih bisa di dengar Sigit
Sigit memilih untuk tidak pulang ke rumahnya karena dia yakin Wisnu akan sibuk di luar, sama seperti saat Rusli dan Juned meninggal dia sibuk sampai larut malam tidak pulang, bukan hanya ke dukun saja tapi juga menemui Zainab di rumahnya dan akan menghabiskan waktu dengan perempuan itu di kamar mereka tanpa di ketahui orang tua Zainab.
"Aku yang akan menjagamu mulai dari sekarang Kenanga, tidak akan aku biarkan kamu merasa di tinggalkan lagi" ungkap Sigit
"Terima kasih, andai waktu bisa di putar, Kenanga tidak akan merubah apapun, Kenanga hanya ingin memeluk mas Sigit di saat terakhir itu, agar Kenanga bisa pergi dengan tenang" ungkap kenanga
"Kenapa kamu bicara seperti itu, seperti kamu tidak ingin kembali lagi ke kampung ini" ucap Sigit
"Kenanga kembali karena mas Sigit, karena urusan yang belum selesai dan karena Kenanga belum tenang" jawab Kenanga
"Maksudnya?"
"Tidak ada maksud"
Kenanga memeluk Sigit agar dia tidak banyak bertanya lagi, dia tidak bisa menjelaskan kalau saat ini dia tidak bisa bersama Sigit karena sudah bukan manusia, jasad Kenanga masih ada, dia terlindung energi putih milik Putri, neneknya, hanya saja jasad itu terkubur di dalam dasar air terjun dan Kenanga ingin Sigit yang mengambilnya, tapi nanti, setelah urusan dendamnya dengan Wisnu dan orang orang yang terlibat dalam kematiannya dan Dirga selesai.
"Aku mencintaimu Kenanga" ungkap Sigit mengecup rambut Kenanga
"Kenanga tahu, maaf" jawab Kenanga dan Sigit mengangguk.
"Jangan balas perasaanku saat ini juga, cukup kamu tetap menerima perhatianku saja, saat kamu mulai mencintaiku, saat itulah kamu bisa datang padaku dengan senyum indahmu lagi, aku tidak pernah melihat itu sejak kita bertemu lagi Kenanga, senyuman ceria dan penuh cinta" ungkap Sigit
Kenanga tak mengatakan apapun, dia hanya menatap langit-langit yang sudah gelap karena sudah masuk waktu Maghrib. Saat Kenanga mengincar buruannya.
"Mas Sigit pulanglah, mungkin juragan Wisnu sudah pulang sekarang"
"Dia akan pulang larut Kenanga, jadi aku akan tetap di sini" jawab Sigit
Kenanga mengusap rambut Sigit, dia juga tahu Sigit mengetahui perselingkuhan Wisnu dan Zainab, tapi Kenanga tidak akan ikut campur urusan mereka, yang Kenanga inginkan hanyalah kematian Wisnu.
"Kasihan sekali kamu mas, kamu punya segalanya tapi kamu tidak punya kebahagiaan dalam hidupmu, Kenanga akan menemani mas Sigit sampai dendam Kenanga sudah terbalaskan, dan jika saat itu tiba, Kenanga harap mas Sigit sudah menemukan kebahagiaan mas Sigit" batin Kenanga membuat Sigit tertidur nyenyak dengan mengusap mata Sigit dengan tangannya.
kenanga tutut blasa mu aq mah hayok
menarik di awal bab