Khodam Leluhur

"Gimana ,enak kan kue nya ?" Tanya Arshy saat Airin memakan kue yang ia hidangkan.

"Iya,Oma. Kue ini enak sekali. Rasanya mirip kue yang di toko kue langganan mama aku " Ucap Airin

"Oh ya ? Toko mana ?" Tanya Arshy penasaran

"Toko kue yang tulisan nya Cake and Bakery Love's,Oma. Yang di perempatan dekat lampu merah sebelum perumahan ini " Jelas Airin

"Oh Cake and Bakery Love's. Iya,Oma juga tahu" Ucap Arshy sambil mengulum senyum

"Jadi toko kue itu langganan mama kamu ? " Tanya Arshy kemudian

"Iya,Oma. kalau ada keluarga datang mama pasti pesan kue di sana soalnya rasanya enak banget,gak bikin eneg harga nya juga bersahabat" Jawan Airin dengan mata berbinar

Arshy tersenyum mendengar penuturan gadis itu.

"Apakah kue ini Oma beli dari toko itu ?" Tanya Airin namun kemudian gadis itu menutup mulut nya.

"Enggak. Oma bikin sendiri" Jawab Arshy sambil tersenyum

"Benarkah ? Tapi kenapa rasanya sama seperti kue yang dijual di sana ?" Tanya Airin reflek

"Karena......" Belum juga Arshy menyelesaikan ucapan nya suara teriakan Pandu terdengar mengejutkan mereka.

" PERGIIIII.....!"

Airin menatap Arshy seolah mempertanyakan apa yang telah terjadi.

"Kamu tunggu sebentar di sini !" Ucap Arshy pada Airin

"A... aku ikut, Oma !" Seru Airin penasaran

"Yakin ?" tanya Arshy, ia takut gadis itu ajan ketakutan nanti.

"Iya, yakin Oma " Sahut Airin mengangguk

"Ya sudah, kamu tetap di dekat Oma!" Airin kembali mengangguk.

Mereka segera berjalan cepat menuju kamar Pandu. Sesampainya di sana,Arshy dan Airin melihat Pandu yang duduk meringkuk di pojokan ruangan,tubuh nya bergetar.

"Pandu !" Ucap Arshy tatapan nya kini tertuju pada sosok hitam besar yang berdiri tak jauh di depan Pandu.

Airin seketika menunduk,berusaha sebisa mungkin untuk tidak melihat sosok menyeramkan itu. Sedangkan Saras yang berdiri di samping Airin nampak kebingungan.

"Siapkan obat penenang !" Ucap dokter pada perawat.

"Baik, dokter"

Arshy menatap sosok itu dengan tatapan memohon,ia memusatkan pikiran untuk bisa berkomunikasi melalui batin.

"Tolong jangan ganggu cucu ku terus kasihan dia selalu ketakutan" Ucap nya membatin

"Hahahaha....saya tidak ingin mengganggu nya ,saya hanya ingin memastikan kondisi nya baik-baik saja " Ucap sosok itu dengan suara yang menggelegar.

Jendela dan beberapa barang nampak bergetar , bahkan hiasan dinding pun terjauh karena getaran yang dihasilkan.

Prakkk'

"Astaghfirullah...." kejut Saras

"Inalillahi...gempa ! Ayo kita segera menyelamatkan diri !" seru Dokter yang mendadak panik ,ia sampai lupa dengan jarum suntik yang sudah diisi obat penenang di tangan nya. Dokter itu segera menarik tangan suster yang merupakan istri nya itu untuk segera keluar ,akan tetapi ia tak sengaja menyuntikkan obat itu pada istrinya.

Suster nampak terkejut,menatap jarum suntik yang menancap di lengan nya. bahkan obat di dalam nya sudah masuk sebagian.

"Dokter...." Lirih nya

Mata sang dokter terbelalak,ia pun terkejut bukan main. Dengan gerakan cepat dia menarik jarum suntik lalu melempar nya.

"Maaf, aku gak sengaja " Lirih dokter ,namun detik berikutnya suster itu pun merasa lemas dan akhirnya tertidur dengan damai.

Tak ada yang sadar dengan kejadian itu ,karena semua tengah fokus pada Pandu.

"Tapi cara mu salah ! Lihatlah,cucuku jadi seperti ini. Jika kamu ingin melindunginya jangan kamu buat cucu ku seperti orang depresi !" Ucap Arshy

"Ggrrrrhhhh.....jadi menurutmu cara ku salah ?" Tanya sosok itu menatap marah

"HAHAHAHA....." bukan nya berintrospeksi diri,sosok itu malah tertawa terbahak-bahak, lalu hilang begitu saja.

"Huuuuuuhhh...., syukurlah dia sudah pergi " Lirih Arshy

"Alhamdulillah...." Gumam Airin yang tak lagi melihat sosok itu

"Kenapa ? Ada apa ?" Tanya Saras pada Airin

"Nanti saja kalian bicara. Sekarang bantu Oma bawa kakak mu ke tempat tidur !" Ucap Arshy menatap Saras

"Baik Oma "

"Sudah ,jangan takut lagi. Dia sudah pergi " Ucap Arshy sambil mengusap kepala cucu nya

Pandu mengedarkan pandangannya,hatinya merasa lega karena sesuatu yang dia takuti telah tiada. Pandu memang tak bisa melihat sosok nya,hanya saja dia bisa merasakan kehadiran nya. Lalu,kenapa Pandu bisa begitu ketakutan sementara dirinya saja tidak bisa melihat sosok hitam besar itu?

Karena sosok itu sering muncul dalam mimpi nya,dan sosok itu mengatakan selalu ada di samping nya,sehingga meski tanpa bisa melihat dan hanya merasakan kehadiran nya,secara langsung alam bawah sadar nya seketika bekerja.

Pandu memeluk Oma nya erat,perlahan matanya terpejam , tubuh nya melemas hingga beberapa saat kemudian Pandu pun terlelap.

"Istirahatlah,nak ....! Maafkan Oma yang tidak bisa menjagamu dengan baik " lirih Arshy sambil menitikkan air mata. Ia merasa dirinya tak berguna sebab yak bisa melindungi cucu nya dari gangguan makhluk ghaib.

Saras menatap iba pada kakak nya,merasa tak sanggup melihat nya gadis itu pun berbalik hendak keluar dari kamar itu ,namun ia terdiam melihat suster yang sudah tak sadar kan diri,dengan dokter yang menopang tubuhnya agar tak jatuh ke lantai.

"Loh,dok ...iyu suster nya kenapa ?" tanya Saras

"Tadi panik karena ada gempa, jadi nya gak sengaja ketusuk suntikan penenang " jawab dokter sambil meringis

"Gempa ? " Gumam Arshy merasa bingung

"Iya Oma,tadi ada gempa,tapi cuman sebentar "Ucap Saras

"Hah... gempa katanya ..." gumam Airin pelan,ia kemudian melirik ke arah Arshy yang dibalas senyuman kecil.

"Ya sudah sekarang lebih baik kita keluar ,biar dia bisa istirahat" Ucap nya

Mereka pun keluar dari kamar itu,dokter segera membawa istrinya ke rumah belakang. Sedangkan Arshy ke dapur untuk menyiapkan makanan.

"Kalian ngobrol berdua ya,Oma mau nyiapin makan dulu. Kamu belum boleh pulang sebelum mencicipi masakan Oma" Ucap Arshy pada Airin

"Waduh,jadi merepotkan Oma. Kalau gitu aku bantu ya " Ucap Airin merasa tak enak hati

"Jangan , kalian ngobrol saja,atau ajak Airin ke kamar kamu Saras. Kalian bisa belajar bareng sebelum makanan siap " Ucap Arshy menatap cucunya

"Baik Oma. Yuk kita ke kamar aku !" Ajak Saras menarik Airin ke kamar nya

"Apa gak apa-apa kita di sini sementara Oma memasak makanan untuk kita ?" tanya Airin. Saat ini mereka sudah berada di kamar Saras.

"Gak apa-apa. Santai saja,lagian Oma suka ngelarang aku ke dapur soalnya dulu aku pernah bikin dapur hampir kebakar. Mungkin Oma trauma jadinya ngelarang aku masuk dapur buat masak" Jawab Saras sambil meraih buku komik di rak buku. Ia lalu berjalan menuju tempat tidur.

Airin terkejut," Oh ya ? Bagaimana ceritanya dapur hampir kebakaran?" Tanya Airin penasaran

"Aku lupa matiin kompor,sedangkan di atas kompor ada wajan berisi minyak goreng. Jadinya kebakar deh wajan nya" Sahut Saras sambil terkekeh

"Ya ampun,....untung gak nyamber kemana-mana api nya"

"Gak hanya itu sih,aku pernah kena pisau dapur saat bantu ngupas bawang,padahal yang luka sedikit tapi Oma nampak heboh dan panik. Jadilah Oma melarang aku terjun ke dunia perdapuran,hee..." Terang Saras

Airin hanya geleng-geleng kepala mendengar nya. Gadis itu menatap seluruh ruangan kamar yang luas dan besar. Tempat tidurnya besar mungkin muat untuk tiga orang, semua interior si kamar itu membuat Airin merasa takjub.

"Oh iya Saras,yang tadi itu kakak kamu ?" tanya Airin

Saras mengangguk ," Iya "Jawab Saras singkat

"Memangnya kakak kamu kenapa ,sakit apa ? " Tanya Airin

"Maaf aku jadi kepo" lanjut nya merasa bersalah

Saras tersenyum," gak apa-apa kok. Kakak aku sakit Airin. Dia seperti nya masih shock dengan kepergian Om dan tante kami. Dia tak bisa melupakan kejadian mengerikan itu" Ucap Saras sambil menerawang jauh

"Kalau menurut aku kakak kamu bukan sakit karena tak bisa melupakan kejadian itu,tapi ada sesuatu yang membuat nya seperti itu " Ucap Airin mendekat ikut duduk di samping Saras

"Sesuatu apa ?"

"Sesuatu yang tak bisa dilihat dengan mata biasa" Lirih Airin

"Maksudnya?" bingung Saras

"Setan " Ucap Airin sambil berbisik

"Hah....?"

Ketika itu sosok hantu berparas cantik tiba-tiba muncul. Dari sosok itu,tercium bau aroma bunga yang khas. Sosok itu tersenyum dan menatap ke arah Airin.

(gambar hanya pemanis)

.....