NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2 sangkar yang harum

Pria muda itu mengenakan kemeja hitam yang lengannya digulung hingga siku. Jam tangannya berkilau kena cahaya lampu. Wajahnya? Aruna bersumpah, pria itu seperti keluar dari sampul majalah bisnis internasional. Rahangnya tegas, matanya tajam, dan auranya begitu kuat sampai-asmpai Aruna merasa oksigen di ruangan itu mendadak menipis.

​"Nah, ini putri kami, Aruna," ujar Baskoro, sang ayah, dengan nada bangga yang terdengar agak dibuat-buat.

​Aruna memberikan salam kaku. "Halo... maaf, saya habis... eh, belajar kelompok yang sangat intensif."

​Pria muda itu menatap Aruna dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tatapannya berhenti di noda merah kecil di kaus Aruna. "Belajar kelompok tentang saus cabai?" tanyanya dengan suara rendah yang terdengar seperti getaran cello.

​Aruna tertawa garing. "Ah, ini... ini adalah simulasi kimia! Reaksi antara zat pedas dan kebahagiaan. Anda sangat jeli ya, Pak... Mas... Om?"

​"Damian," pria itu memperkenalkan diri tanpa senyum.

​"Aruna, duduklah," perintah Ibunya dengan mata yang memberi kode keras agar Aruna diam.

​"Jadi," Lukas, pria yang lebih tua, memulai pembicaraan. "Seperti yang sudah kita sepakati, Baskoro. Kami akan mengambil alih seluruh beban hutang perusahaanmu. Sebagai gantinya, aliansi ini harus diperkuat secara permanen."

​Aruna masih asyik mengambil kacang goreng di atas meja, tidak sadar arah pembicaraan. "Wah, keren ya Yah. Aliansi? Kita mau bikin Avengers versi UMKM?"

​Baskoro berdehem keras, wajahnya memerah karena malu. "Aruna, dengarkan baik-baik. Kamu akan menikah dengan Damian. Bulan depan."

​Kacang yang baru saja dikunyah Aruna seolah berhenti di tengah tenggorokan. Ia tersedak untuk kedua kalinya hari ini. "Hah? Menikah? Sama siapa? Mas Simulasi Kimia ini?"

​"Namanya Damian, Aruna!" bisik Ibunya tajam.

​"Tapi Yah! Aku masih muda! Aku bahkan belum tahu cara membedakan lengkuas dan jahe kalau di dalam rendang! Masa aku harus menikah?" Aruna mulai panik. Humornya adalah mekanisme pertahanannya.

"Lagipula, Mas Damian ini pasti salah pilih orang. Saya ini kalau tidur suka menendang, dan hobi saya adalah menonton video orang makan yang suaranya keras-keras. Mas tidak akan tahan!"

​Damian sedikit memajukan tubuhnya. Ia menatap Aruna dengan tatapan yang sulit diartikan antara terhibur dan merendahkan.

"Aku punya tim medis untuk mengobati kebiasaan menendangmu, dan aku punya ruang kedap suara untuk hobi makanmu. Apa ada keluhan lain?"

​Aruna ternganga. Wah, orang kaya ini serius, pikirnya.

​"Tapi ini kan perjodohan kuno! Ayah, ini tahun 2024! Harusnya ada proses pendekatan dulu, tukar-tukaran playlist Spotify, atau setidaknya kita kencan di pasar malam dulu untuk melihat apakah Mas Damian ini mau saya ajak makan gulali!"

​Lukas tertawa kecil, suara tawa yang terdengar dingin. "Kamu lucu sekali, Aruna. Tapi ini bukan permintaan. Ini adalah kesepakatan yang sudah ditandatangani. Kamu adalah jaminan atas kelangsungan hidup keluargamu."

​Mendengar kata 'jaminan', keceriaan di wajah Aruna perlahan memudar. Ia menatap ayahnya yang kini menunduk, tidak berani menatap matanya. Ia melihat ibunya yang menggenggam sapu tangan dengan erat.

​Aruna menyadari sesuatu. Ini bukan lelucon. Ini bukan kamera tersembunyi.

​Setelah pertemuan yang mencekam itu, Damian meminta waktu untuk berbicara berdua dengan Aruna di teras. Aruna berdiri dengan gelisah, sesekali memainkan ujung kausnya.

​"Jadi... Mas Damian, Anda pasti dipaksa juga kan oleh ayah Anda?" tanya Aruna, mencoba mencari sekutu. "Ayo kita kerjasama. Kita pura-pura tidak cocok. Mas bisa bilang saya punya kepribadian ganda atau saya sebenarnya adalah agen rahasia yang sedang dicari polisi. Saya pintar akting, kok!"

​Damian berdiri sangat dekat, aroma parfumnya yang maskulin dan mahal menusuk indra penciuman Aruna. Ia menunduk, menyejajarkan wajahnya dengan wajah Aruna yang mungil.

​"Pura-pura?" Damian tersenyum tipis, sebuah senyum yang tidak menyentuh matanya yang gelap. "Aruna, aku tidak pernah melakukan sesuatu dengan pura-pura. Aku menginginkan aset yang bisa kukendalikan. Dan kamu... adalah aset yang paling menarik yang pernah kutemui."

​"Aset? Saya ini manusia, Mas! Bukan saham gorengan!" Aruna membalas dengan berani, meski hatinya menciut.

​Damian menjulurkan tangan, merapikan satu anak rambut Aruna yang keluar dari ikatannya. Gerakannya begitu lembut, namun terasa seperti jeratan sutra yang sangat kencang.

"Mulai hari ini, dunia komedimu sudah berakhir. Selamat datang di duniaku, Aruna. Di sini, tidak ada noda seblak. Yang ada hanya ketaatan."

​Damian berbalik dan berjalan menuju mobil mewahnya tanpa menoleh lagi.

​Aruna berdiri terpaku di teras. Ia melihat mobil itu meluncur pergi dengan tenang. Ia merogoh saku celananya, menemukan sebuah permen karet sisa tadi siang. Ia mengunyahnya dengan hampa.

​"Ketaatan?" gumam Aruna. Ia lalu menatap langit malam yang mulai gelap. "Kita lihat saja nanti, Mas Damian. Kamu mungkin punya gedung tinggi, tapi kamu belum pernah menghadapi Aruna yang bisa bikin rusuh di pesta nikahan sendiri."

​Aruna mencoba melucu untuk menenangkan hatinya, namun kali ini, ia tidak bisa tertawa. Ia tahu, di balik sutra mewah yang mulai menyelimutinya, ada duri-duri tajam yang siap menusuk jika ia salah melangkah. Hidupnya yang berwarna-warni baru saja berubah menjadi hitam putih dalam hitungan satu porsi seblak.

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!