NovelToon NovelToon
Pawang Dokter Impoten

Pawang Dokter Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:76.5k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Dokter Arslan Erdem Mahardika, pria tampan dan cerdas berusia 33 tahun, memiliki segalanya kecuali satu hal yaitu kepercayaan diri untuk menikah.

Bukan karena dia playboy atau belum siap berkomitmen, tapi karena sebuah rahasia yang ia bongkar sendiri kepada setiap perempuan yang dijodohkan dengannya yaitu ia impoten.

Setiap kencan buta berakhir bencana.
Setiap perjodohan berubah jadi kegagalan.

Tanpa cinta, tanpa ekspektasi, dan tanpa rasa malu, Tari Nayaka dipertemukan dengan Arslan. Alih-alih ilfeel, Tari justru penasaran. Bukannya lari setelah tahu kelemahan Arslan, dia malah menantang balik sang dokter yang terlalu kaku dan pesimis soal cinta.

“Kalau impoten doang, bisa diobatin, Bang. Yang susah itu, pria yang terlalu takut jatuh cinta,” ucap Tari, santai.

Yang awalnya hanya pengganti kakaknya, Tari justru jadi pawang paling ampuh bagi Arslan pawang hati, pawang ego, bahkan mungkin pawang rasa putus asanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10. Masih Jaim Padahal Cinta

PAGI HARI – DAPUR RUMAH NAYAKA

Bau bawang putih dan daun bawang menyeruak dari dapur mungil di rumah Nayaka. Kompor menyala ganda. Wajan satu penuh minyak menggoreng ayam krispi berbumbu khas Korea.

Wajan lain sibuk dengan capcay penuh warna, lengkap dengan sosis, udang, cumi, dan bakso. Di panci kecil, rendang daging menggelegak pelan. Di ujung meja, dua perkedel kentang sudah tersusun rapi.

Nayaka berdiri dengan apron bergambar kartun lucu, rambutnya diikat cepol asal-asalan, wajahnya berkilau kena uap panas.

“Gila sih ini, kayak masak buat lima orang,” gumamnya sambil balik ayam pakai penjepit.

Tangannya cepat. Mulutnya komat-kamit, nyanyi lagu yang cuma dia sendiri tahu. Tapi matanya fokus. Semua ini dia siapkan bukan buat siapa-siapa. Hanya buat satu orang.

Dr. Arslan Han Mahardika.

Cowok cuek, gantengnya nggak kira-kira, tapi hatinya? Misteri total. Kadang Nayaka mikir, beneran nggak sih cowok itu punya hati?

“Punya dong, masa iya ganteng doang,” ujarnya sendiri sambil tersenyum kecil.

Setelah semuanya matang, ia tata rapi di dalam kotak makan besar. Kotak hitam elegan dengan sekat-sekat, khas makanan catering mahal. Ayam krispi diletakkan di bagian paling kanan, lengkap dengan saus madu pedas buatan sendiri. Sayur capcay mengisi sisi lain. Rendang dan perkedel disatukan, semua tampak lezat.

“Semoga dia nggak bilang ‘terlalu banyak minyak’ atau ‘kenapa nggak makan aja di kantin rumah sakit’,” keluhnya pelan.

Setelah selesai, ia buru-buru masuk kamar, mandi, pilih baju paling simple: kemeja putih longgar, celana bahan hitam, dan sepatu sneakers kesayangan. Riasan tipis, lip tint dikit, dan seulas senyum paling tulus yang ia punya.

RUMAH SAKIT – AREA KHUSUS DOKTER BEDAH

Dr. Arslan sudah duduk di ruang briefing. Rapi seperti biasa. Jas putihnya bersih tanpa noda, rambut disisir ke belakang, wajah datar tanpa ekspresi. Di tangannya ada berkas laporan pra-operasi. Tapi matanya? Sekilas melirik jam lagi dan lagi.

Belum sempat ia membuka halaman ketiga, pintu diketuk dua kali.

“Masuk,” ucapnya pelan.

Pintu terbuka dan Nayaka masuk dengan gaya cerah khasnya. Membawa satu tas besar dan senyum yang bisa ngerobohin menara gading ego siapa pun.

“Selamat pagi, Dokter Ganteng. Aku bawain bekal. Jangan bilang kamu udah sarapan, nanti aku sedih lho,” ujarnya genit sambil meletakkan kotak makan di atas meja kerja Arslan.

Arslan mendongak tatapannya datar. Tapi tak bisa menahan satu tarikan napas panjang melihat isi kotak itu.

“Kamu masak semua ini sendiri?” tanyanya pelan.

“Ya iyalah, masa aku beli di pinggir jalan,” jawab Nayaka bangga sambil duduk di sebelahnya.

Arslan membuka tutup kotaknya perlahan. Matanya sempat membulat melihat susunan makanan yang seperti di hotel. Ia menelan ludah pelan tapi tetap jaga ekspresi.

“Kenapa nggak secukupnya aja? Ini terlalu banyak,” gumamnya.

“Terlalu banyak? Eh maaf nih, kamu pikir perasaan aku ke kamu juga secukupnya? Nggak, Dok. Ini semua simbolis. Aku masak pakai cinta. Ayam krispi ini simbol keberanianku. Rendang ini lambang kesabaran. Capcay Itu keberagaman emosi. Perkedel ya itu kamu luarnya lembut dalamnya hangat,” jelas Nayaka panjang sambil tertawa.

Arslan mendesah. Tapi tangannya tetap mengambil satu sendok kecil capcay dan mencicipi matanya menahan reaksi.

“Enak, kan?” goda Nayaka.

“Hmm,” sahut Arslan pendek.

Tak lama kemudian, Nayaka menyuapkan sepotong ayam ke arah Arslan refleks, pria itu menghindar.

“Jangan aku bisa makan sendiri,” ucapnya dingin.

“Tapi aku maunya nyuapin kamu. Kan calon istri,” katanya manja.

“Nayaka…” ucap Arslan peringatan.

Namun Nayaka tetap nekat. “Aaa buka mulutnya sayang…”

Arslan sempat memalingkan wajah, tapi akhirnya membuka sedikit. Ayam masuk ke mulutnya lidahnya mencecap rasanya dan matanya refleks menutup karena kriuknya pas. Dia nggak bilang apa-apa, tapi ekspresinya cukup.

TANPA MEREKA SADARI – SUDUT LORONG RUMAH SAKIT

Seseorang berdiri diam dengan ponsel di tangan. Kamera diarahkan diam-diam ke mereka. Beberapa jepretan terdengar. Satu, dua, tiga. Lalu satu video singkat saat Nayaka menyuapi Arslan dan pria itu, dengan segala kekakuannya, menerima.

“Perfect,” gumam orang itu sambil tersenyum kecil. “Mainnya udah mulai, Dokter. Kita lihat sampai mana kamu bisa bertahan.”

KEMBALI KE RUANGAN

Arslan meletakkan sendok dan mulai membereskan kotaknya.

“Kita mulai briefing sepuluh menit lagi. Kamu siap?” tanyanya tenang.

“Sip. Aku udah baca semua data pasien malam tadi. Aku bawa hasil rontgen dan hasil lab terakhir juga. Nggak ada yang luput calon istrimu ini bukan cuma cantik, tapi juga detail,” katanya bangga.

Arslan menatapnya cukup lama. Tapi hanya mengangguk lalu berdiri dan melangkah ke arah meja operasi.

Sebelum keluar ruangan, ia menoleh sekilas.

“Terima kasih, makanannya,” ucapnya lirih.

Nayaka tersenyum. Bukan senyum genit kali ini. Tapi senyum penuh rasa syukur. Karena hari ini, untuk pertama kalinya, Arslan mulai membuka pintu hatinya, walau cuma selebar garis tipis. Dan bagi Nayaka itu lebih dari cukup untuk bertahan.

RUMAH SAKIT – RUANG DOKTER BEDAH KHUSUS

POV Dr. Arslan Han Mahardika…

Sudah pukul tujuh lebih lima. Arslan duduk di balik meja, membuka satu per satu lembaran data pasien. Tangannya bekerja cepat. Matanya fokus. Tapi telinganya menangkap setiap detik jarum jam yang lewat. Dan itu menyebalkan.

Sudah tiga kali ia melirik ke arah pintu. Tak ada siapa-siapa.

Ia benci menunggu. Apalagi menunggu perempuan bernama Nayaka. Karena setiap kali perempuan itu muncul, ritme hidupnya berubah dan itu membuatnya merasa kalah.

Pintu diketuk dua kali. Ia tidak langsung menyahut sengaja. Satu… dua… tiga detik.

“Masuk,” ucapnya singkat.

Dan seperti biasa datanglah badai dalam wujud gadis dengan energi meledak-ledak itu.

“Selamat pagi, Dokter Ganteng. Aku bawain bekal. Jangan bilang kamu udah sarapan, nanti aku sedih lho,” ujar Nayaka ceria, meletakkan kotak makan besar di atas meja.

Arslan menatap kotak itu, lalu menatap wajahnya. Masih dengan ekspresi datar, padahal dalam hati, ia heran.

Dia masak? Untukku? Sebanyak ini?

“Kamu masak semua ini sendiri?” tanyanya akhirnya.

“Ya iyalah, masa aku beli di pinggir jalan,” jawabnya cepat.

Kotak makan dibuka. Aroma ayam krispi langsung naik ke hidung. Ia menelan ludah. Tangan Nayaka rapi menata segalanya. Rendang. Sayur. Perkedel. Ayam. Bahkan sausnya dipisah di tempat kecil.

Kalau bukan karena egonya, dia udah puji habis-habisan.

“Kenapa nggak secukupnya aja? Ini terlalu banyak,” katanya datar.

“Terlalu banyak? Eh maaf nih, kamu pikir perasaan aku ke kamu juga secukupnya? Nggak, Dok. Ini semua simbolis…”

Dan di situlah dia mulai ceramah soal filosofi makanan. Capcay sebagai lambang emosi. Perkedel yang katanya seperti dirinya. Luar lembut dalamnya hangat.

Arslan mendesah namun tangannya tetap mengambil sendok dan mencicipi sedikit capcay.

Enak banget. Tapi wajahnya tetap seperti biasa. Hambar.

Sialnya, Nayaka tahu cara mengacak-acak pertahanannya.

“Aaa buka mulut, sayang…”

Arslan menoleh. Tatapannya tajam.

“Nayaka…”

Tapi perempuan itu tetap nekat menyodorkan potongan ayam ke mulutnya. Dan dia, entah kenapa, menurut.

Ayam masuk. Garing. Berbumbu. Rasanya meledak di mulut. Tapi ekspresinya? Tetap biasa. Ia tahu, Nayaka sedang memperhatikan reaksinya.

Dan dia kalah lagi seketika, ia merasa nyaman dan itu menakutkan.

RUANG OPERASI – BEBERAPA MENIT KEMUDIAN

Arslan berdiri di sisi meja, menyiapkan alat. Nayaka di seberangnya, dengan hairnet dan masker, fokus pada tugasnya. Tapi matanya, sesekali mencuri pandang.

Dan entah kenapa, itu terasa menyenangkan.

Setelah operasi selesai dan pasien berhasil dipindahkan ke ruang pemulihan, Arslan duduk di lounge dokter sebentar. Dia membuka ponsel banyak notifikasi.

Satu pesan dari grup alumni.

Foto dia dan Nayaka sedang makan bareng dan ada juga video.

Dan di akhir tulisan itu, seseorang menulis:

> “Dokter Arslan yang katanya dingin, ternyata luluh juga ya. Siapa tuh cewek?”

1
Rizka Susanto
apa kabarnya bang kai... saaarrr😁
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: udah tenggelam 🤣🤭
total 1 replies
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Alhamdulillah makasih banyak kakak
total 1 replies
kalea rizuky
katanya keguguran salah satu bayinya g jd kah
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: kembar tiga kak satu keguguran
total 1 replies
Rizka Susanto
keren bgd sih km nay...
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak sudah mampir baca kakak, bisa mampir baca novel baru aku dong kakak judulnya Terjerat Pesona Ustadz Tampan
total 1 replies
Rizka Susanto
jodoh km sdh mulai mendekat ay...
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Dipaksa Menjadi orang ketiga ceritanya nggak kalah seru kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
Rizka Susanto
ya allah bang... dpt serangan mendadak untung aja km gk pingsan 😆
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣
total 1 replies
Faika Pertiwi
lanjut
Yani
mau satu ky pak dokter di real world ada ga yaa /Silent/
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sulit dan langka banget 🤣🤭
total 1 replies
Yani
nah kan dibilangin bu dokter suruh anteng mlh bikin rusuh yg ujungnya resah dan gelisah.. ha ha/Silent//Silent/
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehe 🤭🤣
total 1 replies
Fatimah Zarah🎯™🦩⃝ᶠ͢ᵌꨄ​
next
Fahira Febrina
semakin suka
Aqila nurifa
lanjut
Fadila Bakri
apakah akan melahirkan
Yani
pagi pagi udah local abis
suasana ter absurd dan terkonyol menjelang lahiran Di dunia pernovelan
pingin salto tp takut kesleo /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha minum obat keseleo atau ke tukang urut saja 🤣☺️
total 1 replies
Sholikhah Sholikhah
kok aq penasaran dengan mantannya aylara, dia kan nikah sama sepupunya suaminya juga kan ?
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sabar nanti aku khususkan kisahnya mereka.
total 1 replies
Sholikhah Sholikhah
ya, Allah kak author ini ngetik sambil lihat Al Quran apa kak author hapal Al Quran nih 🤔🤔🤔👍👍👍
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: nyontek kakak ☺️🙏🏻🙏🏻🤭
total 1 replies
sasip
mantab sekali komentarnya suster.. 👍🏻🫶🏻✌🏻
sasip
wih, bagaimana itu rasanya dicintai sebegitu mendalam tapi diam² yak? 😉🤭 bikin penasaran ajah karya dikau neh thor.. lanjut..
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe...

makasih banyak 😘🙏🏻
total 1 replies
Farhana
crazy update dong kak
Yani
ya Allah ya Robbi pagi pagi udah kaku perut aku ama tingkah klga absurd ini... /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣

kak follback yah 🙏🏻 aku follow 🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!