Jika biasanya orang yang putus cinta akan berubah sikap menjadi dingin dan cuek, tapi berbeda dengan Davion Slade. Pria tampan berusia 28 tahun itu justru berubah sikap menjadi pria paling menyebalkan dan random.
Dua tahun dia melajang setelah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, bukan karena Davion ataupun sang kekasih saling berkhianat. Tapi, karena sang kekasih memiliki kelainan penyimpangan.
Wanita yang dia jadikan kekasih selama satu tahun itu ternyata penyuka sesama jenis. Davion yang mengetahui hal tersebut menjadi jijik dan geli sendiri.
Hingga akhirnya, Davion bertemu dengan Vynessa setelah menggantikan jabatan papanya sebagai CEO.
Rasa ingin memiliki langsung muncul begitu saja saat melihat Vynessa yang begitu cekatan dan multitalenta. Tanpa Davion tau jika status Vynessa adalah mantan istri rival bisnisnya.
Mampukah Davion meluluhkan hati Vynessa yang sudah trauma dengan yang nama nya cinta?
Simak kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 : Act of Service or Physical Touch?
"Ekhemm.. " Davion berdehem dengan keras membuat Sam dan wanita itu terkejut.
Sam langsung berbalik badan menatap Davion seraya menundukkan kepalanya. "Tuan.. "
"Apa mengobrolnya sudah? Kita sudah terlambat". Ucap Davion dingin
"S-sudah tuan". Jawab Sam terbata-bata kikuk, ia merasa malu dengan Davion karena ketahuan tengah menggoda seorang wanita.
"Ayo berangkat sekarang". Davion segera menarik tangan Vynessa yang sedari tadi ia genggam itu, mengajaknya masuk kedalam mobil. Tapi,langkah kedua tanya terhenti ketika wanita yang Sam goda tadi memanggil Davion.
"Maaf tuan, boleh saya berkenalan dengan anda ?", ujarnya bertanya dengan genit dan centilnya.
Davion memutar badannya menatap wanita itu dingin, kemudian ia mengangkat tangannya yang tengah menggenggam tangan Vynessa itu tinggi-tinggi.
"Tidak! apa kau buta? aku sedang bersama istriku tapi nyali mu besar juga mengajak ku berkenalan", Ucap Davion dengan suara yang terdengar sarkas tapi juga tengil.
Vynessa yang mendengar itu sontak membulatkan mata nya, ia menolehkan kepalanya menatap Davion dengan mulut yang terbuka melongo.
"Lagi pula, bukankah Sam tadi sudah mengajak mu berkenalan? Aku rasa wajah Sam juga tak kalah tampannya dariku, meskipun tetap aku yang paling unggul", imbuh nya dengan begitu percaya dirinya
"Cih!" Sam yang mendengar itu berdecih sebal dalam hatinya.
"Sudahlah, ayo Sam.. " Davion memutar kembali badan nya lalu menarik Vynessa untuk masuk kedalam mobil.
Wanita itu merasa harga dirinya sudah direndahkan oleh Davion menggeram tak terima, ia menghentak-hentakkan kakinya kesal saat mobil yang ditumpangi Davion melesat pergi lewat dihadapannya.
.
"Sam.." panggil Davion, ia duduk dikursi penumpang bersama dengan Vynessa.
"Ya tuan?" sahut Sam seraya melirik tuannya itu dari kaca spion.
"Lain kali kalau mau cari perempuan, carilah perempuan yang baik-baik jangan seperti model lemur seperti itu". Ucap Davion menasehati asistennya.
"Baik tuan". Jawab Sam seadanya, ia tidak ingin memperpanjang masalah dan memilih untuk mengalah.
Vynessa yang mendengar itu berdecak dalam hatinya.
"Tidak mengaca, padahal dia sendiri juga seperti itu.." ucap Vynessa dalam hati
"Ya Vyn? Kau mengatakan apa?" ujar Davion seolah tau jika perempuan disampingnya ini tengah membicarakannya.
"Ah ya tuan? Saya tidak berbicara apa-apa". Sahut Vynessa gelagapan
Davion mengangguk-anggukkan kepalanya, ia lalu mendekatkan wajahnya dengan Vynessa kemudian ia berbisik.
"Jangan suka mengumpati ku Vyn, kau bisa jatuh cinta dengan ku nanti..." bisiknya tepat ditelinga Vynessa membuat bulu kuduk perempuan itu seketika meremang, sontak ia langsung memundurkan wajah nya menjauh dari Davion.
Kepalanya hampir terbentur kaca jendela mobil, tapi dengan sigap tangan besar Davion langsung melindunginya.
"Hati-hati.." ucap Davion lirih tapi terdengar begitu lembut.
Tubuh Vynessa seketika membeku, ia hanya bisa mengedip-ngedipkan matanya. Otak nya seketika blank. Perlakuan serta tutur kata Davion yang lembut mampu menghipnotis dirinya.
Jujur saja, meskipun dia pernah menikah. Tapi mantan suami nya Bryson tak pernah memperlakukannya selembut ini. Mungkin apa yang dilakukan Davion adalah hal sepele tapi mampu mengobrak-abrik hati serta pikiran Vynessa.
Davion yang ditatap seintens itu oleh Vynessa pun terkekeh gemas, ia lalu menarik lembut tangan Vynessa dan membenarkan posisi duduk perempuan itu.
Sontak saja, Vynessa langsung tersadar dari lamunannya. Ia malu setengah mati.
"T-terimakasih..." ucap Vynessa terbata-bata salah tingkah.
"Hmm.." sahut Davion berdehem seraya mengulas senyum tipis.
.
.
Mobil yang dikendarai Sam tiba diparkiran bandar udara internasional New York. Davion segera turun dari mobil setelah Sam membukakan pintunya. Setelah itu, barulah Vynessa juga menyusul turun.
Kemudian ketiga nya langsung menuju landasan pacu, dimana pesawat pribadi milik keluarga Slade sudah terparkir disana. Setelah melakukan beberapa proses administratif singkat, mereka segera masuk kedalam pesawat dan bersiap untuk terbang ke LA.
Pesawat pribadi milik keluarga Davion mulai lepas landas, meninggalkan area bandar udara internasional New York.
Davion duduk sendiri sambil menikmati pemandangan kota New York dari atas pesawat. Sedangkan, Sam duduk bersama Vynessa. Kedua nya mendiskusikan proyek kerjasama yang dengan HORISON GRUP.
"Nona, saya izin ke toilet sebentar". Ucap Sam menyela pembicaraan mereka
"Baik". Sahut Vynessa
Setelah itu, Sam beranjak dari duduknya dan bergegas melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang terletak dibagian belakang pesawat.
Sembari menunggu Sam, Vynessa kembali mengecek proposal dokumen kerjasama antar HORISON GRUP. Entah, sudah berapa kali ia menguap saat kantuk mulai datang menyerang.
Davion yang sedari tadi diam-diam memperhatikan Vynessa pun akhirnya berdiri dari duduknya menghampiri perempuan itu.
"Istirahatlah dikamar, perjalanan ke LA masih lama". Ucap Davion berdiri disamping Vynessa.
"Tidak, terimakasih tuan". Tolak nya halus
"Jangan membantah ku Vyn, aku tidak ingin nanti saat kau melakukan presentasi dengan perwakilan HORISON justru kau malah tidur". Ujar Davion
"Tid- aahh..."
Tanpa aba-aba, Davion langsung mengangkat tubuh Vynessa menggendongnya ala bridal style. Reflek Vynessa memekik terkejut seraya mengalungkan lengannya dileher kokoh Davion.
"Mata mu saja sudah memerah begini, kenapa terus membantah hm...", ucap Davion lembut tapi penuh ketegasan.
"Saya hanya tidak ingin merepotkan anda tuan". Tukas Vynessa
"CK!" Davion berdecak mendengar nya, ia lalu menggendong Vynessa menuju kamar tidur yang ada dibelakang pesawat.
"Buka pintunya.." titah Davion pada Vynessa, tangannya kesusahan untuk meraih handle pintu karena ia tengah menggendong Vynessa.
Ceklek...
Pintu terbuka, Davion mendorong pelan pintunya menggunakan kakinya. Setelah itu, ia membaringkan Vynessa diranjang berukuran king size itu dengan hati-hati.
Sesaat Vynessa terkesima dengan desain kamar tidur yang ada didalam pesawat pribadi milik keluarga Slade. Kamar itu terlihat sangat nyaman sekali.
"Tidurlah, kita masih punya waktu 4 jam untuk sampai di LA. Gunakan waktu itu sebaik mungkin". Ucap Davion
"Terimakasih tuan". Tukas Vynessa
"Hmm.." Davion berdehem seraya menganggukkan kepalanya, setelah itu ia berbalik badan melangkahkan kakinya keluar.
Jujur saja, sebenarnya Vynessa merasa canggung dan tak enak hati pada Davion. Dia ini hanya seorang sekretaris tapi atasannya itu justru memperlakukan dirinya bak ratu.
Tak ingin memikirkannya berlarut-larut, Vynessa segera membaringkan tubuhnya diranjang yang empuk itu. Rasanya sangat nyaman sekali, apalagi semalam ia kurang tidur.
Tak butuh waktu lama, Vynessa sudah masuk kealam mimpi nya. Nafas nya mulai teratur. Tanpa Vynessa sadari jika sedari tadi Davion sebenarnya tidak keluar, ia hanya berdiri didepan pintu dan bersandar disana sembari menunggu Vynessa tidur.
Setelah memastikan Vynessa benar-benar terlelap dalam tidur nya, Davion kembali masuk kedalam kamar. Ia mendekati Vynessa lalu duduk ditepian ranjang.
Tangannya terangkat menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Vynessa. Seulas senyum tipis terbit diwajahnya yang tampan.
"Entah apa yang ada didalam dirimu, kamu seperti magnet. Aku yang sudah tak ingin mengenal wanita lagi kini justru ingin memiliki mu..."
.
.
.
To Be Continue...
sntai bgt blng ky gt,kl vyn dngr pst dia mkin bnci tauuu...
bru bntr bcanya,udh abs aja kk....
d tnggu up ny lg....smnggtt....
kl ska jgn ky gt dong dav....
mskpn dia jnda,tp msih segel tauuu.....