NovelToon NovelToon
Sistem Kekayaan Tak Terbatas

Sistem Kekayaan Tak Terbatas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:151.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jin kazama

Rangga yang ditindas dan dibully oleh teman-temannya di kampus. Kini hidupnya berubah drastis setelah dia mendapatkan sistem kekayaan tak terbatas. Dirinya yang dulu terpuruk, kini mulai menunjukkan dominasinya.


Entah itu kehormatan, kekuatan, kekayaan, ketenaran, popularitas, wanita, semua bisa didapatkan dengan mudah. Ikuti kisah Rangga dan petualangannya yang penuh dengan adegan adegan seru yang mendebarkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Membeli Mall Bagian 3.

Bab 4. Membeli Mall Bagian 3.

Alita berjalan ke suatu arah, diikuti seseorang di belakangnya. Lima belas menit kemudian, mereka tiba di sebuah ruangan. Alita mengetuk pintu.

"TOK! TOK! TOK! TOK!"

Dari dalam, terdengar suara seorang pria paruh baya.

"Masuk," ucapnya.

Mendengar seruan itu, Alita menoleh ke arah Rangga dan berkata,

"Mari tuan," ucapnya sambil memberikan gestur mengundang.

Rangga hanya mengangguk singkat sebagai tanggapan.

Di tempat lain, berdiri sebuah rumah megah dan mewah yang didekorasi dengan sangat indah. Rumah itu dikelilingi pagar tinggi dan kokoh.

Halaman luasnya ditumbuhi rumput hijau yang segar dan terawat sejauh mata memandang. Di salah satu sudut, terdapat kebun bunga beraneka warna yang tampak begitu indah.

Selain itu, ada kolam kecil berisi ikan koi, air mancur, serta taman buatan yang dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan efek visual yang menawan.

Rumah itu adalah milik seorang pengusaha kaya bernama Hendra Herlambang.

Keluarga Herlambang merupakan salah satu dari enam keluarga besar di kota Black Rock. Sedangkan lima keluarga lainnya adalah keluarga Sasongko, Sucipto, Kusumo, Bramono, dan terakhir keluarga Suryo.

Di sebuah ruangan khusus, Hendra Herlambang tampak mondar-mandir, wajahnya nampak di selimuti oleh kegelisahan. Sebagai pengusaha properti dengan aset bernilai triliunan, ia tengah menghadapi masalah besar, yaitu kekurangan dana untuk menyelesaikan proyek pembangunan.

Proyek ini merupakan kerja sama dengan pemerintah pusat. Sesuai perjanjian, Hendra harus membiayai 50% pembangunan dengan dana pribadinya sebelum mendapat bantuan dari pemerintah.

Saat ini, pembangunan telah mencapai 45%, hanya tersisa 5% sebelum dana pemerintah turun. Namun, Hendra kehabisan modal.

Sebagian besar asetnya yaitu rumah makan, dealer mobil, dan penyewaan apartemen sudah digadaikan ke Bank. Hanya Sunrise Mall, pusat perbelanjaan miliknya, yang belum dijadikan jaminan. Jika tidak ada solusi lain, ia bertekad menggadaikan Sunrise Mall demi menyelamatkan proyek ini.

Awalnya, dana yang ia miliki sudah cukup untuk memenuhi syarat 50% pembangunan. Namun, bencana tak terduga terjadi. Ini adalah hal di luar prediksi. Hujan deras menyebabkan tanah longsor di lokasi proyek, yang kebetulan terletak di dekat kawasan pegunungan.

Perumahan itu memang dirancang sebagai kawasan wisata di daerah pegunungan. Namun, longsor tersebut menyebabkan kerusakan besar dan membutuhkan biaya tambahan untuk perbaikan.

Kini, Hendra di pusingkan dengan dana yang harus dia dapatkan secepatnya. Proyek ini harus bisa berjalan minimal sampai tembus 50%.

Jika ada solusi lain, sebenarnya Hendra enggan untuk menjadikan Sunrise Mall sebagai biaya jaminan ke bank. Dia lebih suka menjualnya secara langsung jika ada yang berminat. Karena Sunrise Mall merupakan salah satu usahanya yang cukup memiliki prospek yang menjanjikan di kota Black Rock. Setidaknya jika dia menjualnya saat ini, itu bisa laku sekitar Rp 2 triliun.

Akan tetapi, pertanyaannya adalah, kepada siapa dia harus menjualnya? Jika dia menjual ke keluarga lain, jelas tidak mungkin. Tentunya mereka akan menawar dengan harga rendah, dan tentunya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ini bukan merupakan hal yang baru karena persaingan antara 6 keluarga di kota Black Rock sudah berlangsung selama puluhan tahun dari generasi ke generasi.

Persaingan 6 keluarga besar ini telah terjadi sejak lama. Masing-masing dari keluarga besar saling berlomba untuk menunjukkan keunggulan masing-masing, entah itu dri bisnis maupun usaha dan pengaruh mereka untuk mendominasi satu sama lain. Mereka berusaha untuk menjadi satu-satunya keluarga yang paling kaya dan berkuasa di kota Black Rock.

Selain itu setiap lima tahun sekali akan ada sebuah pelelangan besar, yang mana pelelangan ini akan diadakan di pusat kota, yaitu Kota Greenville.

Pelelangan ini, bukanlah pelelangan biasa, akan tetapi merupakan pelelangan yang menjadi kesempatan untuk menjalin relasi dengan keluarga besar lainnya yang ada di kota Greenville.

Jika salah satu dari enam keluarga besar di kota Black Rock bisa menjalin kerjasama dengan salah satu keluarga besar yang ada di kota Greenville, maka itu akan sangat membantu perekonomian dan kemakmuran keluarga.

Namun, Apabila terdengar salah satu kejatuhan dari salah satu enam keluarga besar, maka pihak keluarga lain pasti akan bergerak cepat dan menganggap ini sebagai kesempatan emas yang langka, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memberikan bantuan, akan tetapi, tentu saja dengan persyaratan yang menguntungkan pihak mereka sendiri.

Kembali Ke Sunrise Mall.

Saat pintu dibuka, terlihat seorang pria paruh baya yang mengangkat wajahnya dari berkas-berkas yang menumpuk di mejanya saat dia melihat siapa yang datang. Kemudian, dia sedikit tersenyum dan berkata,

"Oh, tenyata kamu, bukankah kamu pegawai baru itu? Ada apa? tanya pria paruh baya itu dengan tenang.

Meskipun Gunawan sendiri umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun, tapi ingatannya masih sangat baik.

"Maaf jika mengganggu waktu anda Tuan Gunawan, saya ingin menyampaikan jika ada salah satu pengunjung Mall, yang ingin menemui Anda." Kata Alita.

"Oh, apakah itu anak muda yang ada di sampingmu? tanya Gunawan.

"Benar tuan," ucap Alita.

Baiklah, kamu bisa keluar," kata Gunawan.

Mendengar itu, Alita pun mengangguk paham, dia sedikit membungkuk badannya sebelum akhirnya berbalik dan melangkah keluar dari ruangan untuk kembali bergabung dengan teman-temannya untuk melanjutkan pekerjaannya.

Saat ini tinggal Rangga dan Gunawan yang berada di dalam ruangan itu. Rangga sendiri kini telah memakai kemeja merek Armani yang baru dibelinya.

Sebelumnya, saat di perjalanan menuju ke ruangan manajer, dia berkata kepada Alita jika dia ingin berganti baju terlebih dahulu agar penampilannya terlihat sedikit lebih baik. Tentu saja Alita tanpa ragu menganggukkan kepalanya dan menunggu.

Kembali Ke Cerita.

Gunawan memperhatikan Rangga sekilas, akan tetapi saat dia melihat pakaian yang dipakainya adalah Kemeja Armani dari Sunrise Mall yang harganya mencapai puluhan juta rupiah dan dan temperamennya begitu tenang, dia langsung menyimpulkan jika Rangga adalah merupakan salah satu anak dari sebuah keluarga besar yang tidak bisa ia perlakukan sembarangan.

Jadi, dia segera memperbaiki sikapnya dan berkata dengan lebih sopan.

"Silahkan duduk, tuan uda. Apakah ada yang bisa saya bantu? tanya Gunawan.

Mendengar itu, Rangga langsung duduk dan tanpa basa basi, dia langsung menyampaikan keinginannya. Dia adalah orang yang tuntut poin dan tidak suka berbasa basi.

"Ah, begini paman," ucap Rangga menjeda kalimatnya.

Lalu dia melanjutkan.

"Sebelumnya, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Rangga. Aku berencana untuk membeli Sunrise Mall. Apakah itu bisa?" tanya Rangga dengan tenang.

Sontak saja, pertanyaan Rangga membuat Gunawan sangat terkejut, itu seperti bom yang meledak di kepalanya.

Untuk sejenak dia menjadi linglung dan tidak bisa mencerna apa yang baru saja ditanyakan oleh Rangga.

"Maaf tuan muda, bisakah anda mengulangi lagi apa yang anda katakan? tanya Gunawan sambil menajamkan telinganya. Dia bermaksud untuk mengkormasi apa yang akan dia dengar benar-benar jelas.

"Aku ingin membeli Sunrise Mall. Apakah itu bisa? tanya Rangga sekali lagi.

Namun, nadanya kali ini berbeda. Ada sedikit ketidakpuasan karena dia harus mengulang kembali pertanyaannya.

Mendengar itu, Gunawan benar-benar terkejut. Dia tidak salah dengar.

Ya, pemuda yang ada di depannya benar-benar berniat untuk membeli Sunrise Mall. Gila. Dunia ini benar-benar gila. Dia ingin membeli Sunrise Mall. Apakah dia tahu betapa mahalnya mall ini? Itu lebih dari satu triliun. Apakah pemuda di depannya benar-benar bisa mengeluarkan uang sebanyak itu?

Akan tetapi, saat mendengar nada tidak puas dari pemuda yang ada di depannya,sebuah perasaan takut melintas di matanya.

Akan ada konsekuensi fatal jika dia menyinggung orang dengan latar belakang yang besar.

Jadi, setelah menarik napas dalam-dalam dia berkata

"Maaf sebelumnya, tuan muda. Akan tetapi saya tidak bisa begitu saja mengambil keputusan. Itu di luar kuasa saya, saya harus menghubungi bos saya, yaitu pemilik Sunrise Mall, terlebih dahulu. Saya akan bertanya padanya apakah itu bisa atau tidak." ucap Gunawan.

Mendengar itu, Rangga hanya mengangguk singkat dan berkata dengan tenang,

Hmm..baiklah," ucapnya.

1
Candra Fadillah
kota black rock, kota yang cukup terkenal di beberapa novel bahkan ada yang sampai di sebutkan kota black rock itu kota yang sangat makmur dari pada kota kota yang ada di provinsi lain
Candra Fadillah
weh, kota Greenville sudah lama aku tidak mendengarkan nama kota itu, sekitar 5 tahun mungkin ya
😁😁😁
Agang Junior
saya akan memberi like saja...karena kayaknya tersendat² novel ini...wkkk
Nino Ndut
Mc nya kayaknya rada ceroboh y.. blom ngecek atau liat info langsung bikin command ke sistemnya.. tanpa cek dulu kayak baru dpt info awal udh langsung nyuruh nuker poin ke kristal tanpa tau nilai perbandingannya..parah dah
ikki
update lahh
Zidan Official
kapan update nya thor gk mungkin gk lanjut kan?
Ressah Van Germ
draw berarti...
Ressah Van Germ
sebenarnya ceritanya bagus, sayangnya terlalu banyak penjabaran yg sampai meleber kemana2 dan banyak kalimat yg diulang2, mebuat cerita jd membosankan
George Lovink
Kenapa disetiap akhir percakapan nggak ada tanda petik...diperhatikan thor...sebagus cerita apapun tapi kalau tanda baca tak dipakai atau salah novel anda bagaikan sayur tanpa garam...atau mungkin akan ditinggalkan...pembaca tak butuh sempurna tapi diperhatiin
Zidan Official
thor info komik nya kalau ada
George Lovink
Kota Black Rock,Kota Grenvile...nama kota berbau asing tapi tokohnya lokal...aneh juga mau keren tapi...bagi saya malah lebay
George Lovink
Kota Greenville...wkwkwkwkkk
Putera Saaban
ceritanya semakin mengarut cerita dibumi saja
Rizky Fadillah
dri sini aku baca, masih banyak salah nya,kata "sekita"terlalu banyak ga enak di baca,dn banyak typo,alur jga agak kecepatan,sambungan alur nya terlalu jauh atau gak jelas itu aja ni dri pendapat aku thor,tolong DIPERBAIKI LAGI
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣGemoyDLUNA: terima kasih atas perbaikannya.. author akan lebih teliti lagi untuk kedepannya.. jika ada masukan jangan ragu untuk mengungkapkannya karena di sini author juga masih belajar...
total 1 replies
azizan zizan
wah hebat bener2 hebat ini novel dalam pertarungan hidup mati pun masih Sempah lagi ya ngobrol sama sistem.. kayaknya musuh nunggu mc ngobrol sama sistem sampai selesai baru bertarung kali ya...
azizan zizan
padahal sudah di beri pandangan oleh bro Agang tetap aja segitu tiada perubahan.. seolah olah si tenuk ni bodoh amat lah gitu...
azizan zizan
apakah ini novel trenslit yang orang lain punya... kalau novel sendiri aku rasa penulisan tak gaya Gini banyak taypo sebutan yang tak bermakna semua ada.. curi novel orang lain kah...
Zidan Official
Thor ada Komik Nya ngga sih ini novel?
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣGemoyDLUNA: enggak ada lah broo...😅😅
total 1 replies
Durian Anget
driliun Thor bukan dra
Durian Anget
"Aktif Thor aktif" bukan aktifitas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!