NovelToon NovelToon
System Transmigration: Love In Nusantara Myth

System Transmigration: Love In Nusantara Myth

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa Fantasi / Time Travel / Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: DancingCorn

Denara baru saja menyelesaikan sebuah novel di sela-sela kesibukannya ketika tiba-tiba dia terikat pada sebuah sistem.

Apa? Menyelamatkan Protagonis?

Bagaimana dengan kisah tragis di awal tapi menjadi kuat di akhir?

Tidak! Aku tidak peduli dengan skrip ini!

Sebagai petugas museum, Denara tahu satu atau dua hal tentang sejarah asli di balik legenda-legenda Nusantara.

Tapi… lalu kenapa?

Dia hanya ingin bersenang-senang!

Tapi... ada apa dengan pria tampan yang sama disetiap legenda ini? Menjauhlah!!

———

Happy Reading ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DancingCorn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisah Ande-Ande Lumut (6) 18+

Namun, Klenting Merah masih merasa puas dengan statusnya sebagai tunangan sang pangeran. Baginya, itu adalah bukti kemenangan dan langkah awal menuju kehidupan yang lebih baik di istana.

Awalnya, dia berniat menjaga kesuciannya hingga hari pernikahan mereka. Namun, setelah dua tahun berlalu, persiapan pernikahan itu tidak juga terlihat. Tidak ada pengumuman resmi, tidak ada gaun yang dijahit, bahkan tidak ada pesta yang mulai direncanakan.

Dia masih bertahan dengan harapan, mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya hanya soal waktu. Namun, seiring berjalannya hari, kesabarannya mulai menipis. Sampai kapan dia harus menunggu? Sampai kapan dia harus mempertahankan kesuciannya jika pernikahan ini tidak kunjung terlaksana?

Apa dia harus menjaga kehormatannya hingga akhirnya menjadi perawan tua?!

Lalu, segalanya berubah ketika dia tanpa sengaja memergoki Klenting Biru bersama seorang pria.

Malam itu, Klenting Merah tengah menikmati sinar rembulan sambil mencari-cari keberadaan sang pangeran. Dia ingin berbicara tentang pernikahan mereka yang tidak segera dilaksanakan.

Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika telinganya menangkap suara nyaring yang sangat dikenalnya.

"Ah... jangan, Tuan..."

Bahkan dari jarak ratusan meter, dia akan mengenali suara itu sebagai suara saudarinya.

Dada Klenting Merah langsung dipenuhi amarah. Siapa yang berani menyakiti saudarinya?!

Selama ini, Klenting Merah selalu melindungi Klenting Biru. Sebagai bentuk balas budi atas bantuannya dua tahun lalu, dia membawanya ke istana dan menjadikannya pelayan kepercayaannya. Semua orang di istana tahu bahwa Klenting Biru adalah 'orangnya', dan siapa pun yang berani menyentuhnya akan berhadapan dengan Klenting Merah.

Namun, saat dia semakin mendekat, instingnya memerintahkannya untuk berhenti dan bersembunyi di balik pohon.

Dari celah dedaunan, Klenting Merah menyaksikan pemandangan yang membuat dadanya bergetar hebat.

Di bawah sinar rembulan, Klenting Biru berdiri dengan rambut yang sedikit berantakan, pipinya merona, dan bibirnya yang sedikit terbuka mengeluarkan suara-suara lirih. Namun, bukan itu yang membuat Klenting Merah terpaku, melainkan sosok pria yang berdiri di depannya, mendekap Klenting Biru erat dalam pelukan.

"Jangan... Umm..."

Suara Klenting Biru terdengar samar, seperti bisikan penolakan yang tidak bersungguh-sungguh. Setiap kali dia mengucapkan kata-kata itu, bibir pria itu dengan cepat menutup mulutnya dengan ciuman yang semakin dalam, semakin menuntut.

Klenting Merah mengatupkan kedua tangannya, jemarinya gemetar. Dia ingin menerobos masuk dan menarik pria itu menjauh, ingin menegur dan melindungi saudarinya.

Namun... Dia ragu.

Mata Klenting Merah menangkap sesuatu yang tidak bisa dia abaikan. Meskipun mulut Klenting Biru mengucapkan penolakan, tubuhnya berbicara sebaliknya. Jemarinya tanpa sadar mencengkeram lengan pria itu, punggungnya melengkung, tubuhnya seakan menyerah dalam dekapan hangat yang mengelilinginya.

Klenting Merah merasa wajahnya panas.

Dia seharusnya berbalik dan pergi, seharusnya tidak menyaksikan ini lebih lama lagi. Namun, matanya tidak mampu berpaling.

Kakinya terasa tertancap kuat di tanah, seakan dipaksa untuk terus melihat bagaimana Klenting Biru, saudari yang selalu berada di bawah perlindungannya, kini berubah di depan matanya, menjadi seseorang yang berbeda, seseorang yang tak bisa dia pahami.

Entah berapa lama Klenting Merah berdiri di sana.

Di bawah cahaya rembulan, dua sosok itu menyatu. Satu dengan kulit gelap yang berkilau di bawah sinar malam, dan satu lagi dengan kulit putih pucat yang tampak kontras di bawahnya. Mereka tumpang tindih di atas hamparan rumput, terjerat dalam keintiman yang membuat dada Klenting Merah sesak oleh emosi yang tidak bisa dia namai.

Dedaunan di sekitarnya bergetar pelan tertiup angin malam, seakan menjadi satu-satunya saksi bisu selain dirinya.

Mata Klenting Merah terus mengamati bagaimana Klenting Biru menyerahkan dirinya, bagaimana tatapan lembut penuh kepuasan perlahan-lahan tergambar di wajahnya.

Dan di saat itu, sesuatu dalam hati Klenting Merah mulai retak.

Saat ayam jago berkokok, menandakan pergantian malam ke pagi, permainan kedua orang itu akhirnya berhenti.

Klenting Merah masih berdiri di tempatnya, matanya menatap tubuh Klenting Biru yang terkulai lelah, terlelap tanpa sadar di pelukan pria itu.

Meskipun ada beberapa jeda di antara permainan mereka tadi malam, Klenting Merah benar-benar tidak percaya bagaimana pria itu masih memiliki energi untuk terus bertahan hingga fajar.

Dia memperhatikan dengan saksama saat pria itu membungkuk, mengangkat Klenting Biru dengan penuh kelembutan, seakan wanita itu adalah harta paling berharga baginya. Dengan langkah mantap, pria itu membawa Klenting Biru kembali ke kamarnya dengan penuh perhatian.

Tatapan pria itu begitu hangat, begitu penuh kasih sayang.

Klenting Merah tertegun.

Selama ini, dia selalu berpikir bahwa pria hanya melihat wanita sebagai objek, sesuatu yang bisa dimiliki dan dipamerkan. Namun malam ini, dia melihat sesuatu yang berbeda.

Tatapan pria itu pada Klenting Biru adalah sesuatu yang belum pernah dia dapatkan.

Dia memikirkan Ande-Ande Lumut.

Pangeran yang selama ini menjadi tunangannya, yang selalu bersikap dingin dan menjaga jarak darinya.

Saat itulah, Klenting Merah membuat keputusan.

1
Azizah_19077
Alurnya bagus, beda dari yg lain dari segi cerita karena ada unsur cerita rakyat tapi dikemas dalam versi modern. Aku suka banget (please banyakin lagi mwuhehe) love you ka author, semangat
Azizah_19077
Okey, semangat kak author. Dan jujur ini seru banget mengadaptasikan cerita jaman dulu dalam era modern, aku suka cerita kaya gini soalnya beda dari yg lain
DancingCorn: Terimakasih atas dukungannya /Joyful/
total 1 replies
Nayla Syberia
Bagus kok Author ceritanya,lanjutin Author (SEMANGAT)🙂
DancingCorn: Terimakasih atas dukungannya /Smirk/
total 1 replies
Azizah_19077
ngikutin dari kak author aja😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!