NovelToon NovelToon
My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Isma Wati

Squel Flight Attendant.


Denisa, dokter berusia dua puluh lima tahun itu telah menjadi janda diusianya yang bahkan belum genap dua puluh tahun akibat obsesinya pada laki-laki yang sangat mencintai kakaknya. Susah payah pergi jauh dan berusaha move on, Denisa dipertemukan lagi dengan mantan suaminya yang sangat ia hindari setelah lima tahun berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mantan (Menantang dan menarik)

Pukul lima subuh Denisa sudah selesai dengan kewajibannya. Dia membuat sarapan dan bekal untuk Dara. Berdandan ala kadarnya, lalu mengecek semua keperluan sekolah Dara, dan mengecek keperluan yang biasa dia bawa didalam tasnya.

Denisa melihat jam, sudah setengah enam, kalau pagi begini, jam terasa sangat cepat berputar. Dara belum bangun, Denisa tak tega jika harus membangunkanya, selama ini anaknya selalu dipaksa untuk bangun cepat agar bisa berangkat bareng bersamanya. Tapi semenjak ada bu Nani, Dara bisa bangun sedikit siang.

Tapi bu Nani belum juga datang, Denisa ada jadwal di klinik milik ayah dokter Ricko pagi ini.

Sembari menunggu kedatangan bu Nani, Denisa memanasi mobilnya dulu. Mobil milik Denisa adalah mobil tua keluaran tahun 90-an. Tapi masih layak pakai.

Denisa tak ingin membeli secara kredit, karena waktu itu uangnya juga untuk membeli rumah. Denisa enggan dipusingkan oleh kreditan.

Saat akan menstarter mobilnya, ternyata mobilnya itu kembali ngadat. Denisa mendesah, sangat tak tepat waktu, mana jarak rumahnya ke klinik lumayan jauh.

Jika harus berangkat sekarang, kasihan Dara harus ditinggal sendiri. Denisa mencoba menghubungi bu Nani, namun panggilan itu tak diangkat.

"Lagi dijalan kali ya?" gumamnya sendiri.

Saat akan melangkah kedalam, sebuah mobil Fortuner warna hitam berhenti didepan pagar rumah Denisa. Ricko keluar dari mobilnya, pemuda itu sangat tampan, dengan outfit andalan, hanya kemeja biru langit dengan cardigan yang melingkar dilehernya.

Denisa sempat dibuat terpesona.

"Assalamualaikum, Nis. Jadwal ke klinik kan pagi ini?"

Denisa cepat tersadar "Waalaikumsalam, iya Dok."

"Udah siang, kok belum jalan?" Ricko melihat pada arloji mahal miliknya.

"Lagi nunggu-" mata Denisa tertuju pada motor yang dikendarai Sisi. "Itu dia, lagi nunggu bu Nani." Denisa tersenyum manis.

"Pagi-pagi udah di bikin diabetes." Ricko menggumam lalu terkekeh sendiri.

"Hayo Dok, jangan ketawa sendiri, nanti dikira orang stress." Sisi menyenggol bahu Ricko. "Stress mikirin senyumnya, eeaaa." Sisi menggoda Ricko. "Pagi Dokter Ricko."

"Pagi Si."

"Maaf ya bu Denisa, saya terlambat, itu si Sisi disuruh nganter kebluknya minta ampun."

"Ye, mama malah nyalain Sisi." Sisi membela diri.

"Nggak papa Bu, saya langsung berangkat ya, bekal dan sarapan untuk Dara udah siap semua " Denisa mengambil tasnya diatas meja tamu.

"Iya Neng, maaf ya sekali lagi Ibu telat datangnya."

"Iya Bu, santai aja." Denisa berjalan menuju pagar.

"Nggak bawa mobil?" Ricko bertanya.

"Nggak Dok, ngadat lagi."

"Bareng aku aja, jangan pesen taksi." Ricko mengambil ponsel Denisa. "Eh maaf, refleks." Ricko mengembalikan pada Denisa, dia tersenyum malu.

"Mode maksa ya Dok?" si usil Sisi kembali menggoda. Dan Ricko melayangkan tinju dari jauh.

"Emang Dokter hari ini mau ke klinik?"

"Enggak sih, tapi apa sih yang enggak buat kamu." Dia mengulum senyum, tapi kemudian Ricko tersenyum senang melihat wajah Denisa yang merona.

"Ya ampun, apes banget deh pagi-pagi udah dikasih lihat yang uwwu-uwwu. Nasib jomblo cuma bisa gigit jari cacing." Sisi mengganggu dua sejoli itu.

Denisa mendelik pada Sisi. "Eh beberan nggak papa nih Dok?"

"Ya ampun Nis, harus aku pasang baliho buat nyakinin kamu?"

"Sekalian baliho buat nulis, Denisa i love you gitu ya Dok?"

"Yuk masuk, jangan dengerin omongan setan." Ricko membukakan pintu untuk Denisa.

"Setan juga bantuin kali Dok, Dokter mah kelamaan." Teriak Sisi saat mobil itu sudah melaju.

Tanpa mereka ketahui, jika tak jauh dari sana, ada sepasang mata yang tak suka dengan pemandangan yang dilihatnya.

"Nis, jangan diambil hati ya omongan si Sisi."

"Enggaklah Dok. Saya kan udah biasa sama suster Sisi."

"Kamu sama semua orang ya menggilnya gitu?"

Denisa mengerutkan keningnya "Maksudnya Dok?"

"Kaya panggil Sisi pake suster. Nggak bisa pake nama aja gitu?"

Denisa terkekeh menutup mulutnya "Usah biasa kali ya Dok?"

Ricko mengangguk-anggun. "Kalo sama aku bisa kaki Nis. Panggil nama aja, atau kalo enggak mas gitu."

"Hah?" Denisa cengok "Saya nggak enak Dok."

"Kalo lagi berdua aja, coba deh panggil mas, nanti juga terbiasa."

"Ya ampun." Denisa tertawa "Mas gitu? Mas Ricko? Ato Ricko aja ya?"

Suara lembut Denisa merambat menghantarkan gelombang tersebut ke telinga dokter Ricko dengan gerakan slowmotion dan terdengar begitu lembut dan merdu, sampai daun telinga Ricko bergerak hingga mengalirkan ke seluruh pembuluh darah dan membuat tubuh Ricko berdesir dan meremang.

'astaga, semesum itu apa aku, cuma denger Denisa sebut mas, si banana langsung bereaksi?'

Ricko menelan salivanya menetralkan degup jantungnya.

"Mas lebih enak Nis." Ricko mengulum senyum, tanganya mencengkram kuat stir mobil, takut dia tak kuat jika Denisa menyebut 'mas lagi'

"Baik Mas-Ricko."

Sepertinya Ricko salah meminta Denisa memanggilnya dengan panggilan itu, rasa-rasanya mobil Ricko ingin berbelok ke penginapan yang ada didepannya.

Ricko mengalihkan pada topik agar pikirannya jernih, ini pertama kali dia berduaan bersama Denisa dalam satu mobil. Melihat senyum dan mendengar suara merdunya yang menceritakan anaknya, Ricko seperti dihipnotis.

"Makasih ya Dok, eh mas Ricko." Ujar Denisa hendak turun dari mobil. Namun cepat Ricko melarangnya, dan dia turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu untuk Denisa.

Sebenarnya Denisa menghindari hal ini. Dia enggan mendapat perhatian dari orang lain yang akan membuatnya bergantung pada orang tersebut, namun mengingat jika ada Daniel disekitarnya, Denisa harus melakukan ini.

Dia tak ingin perjuangannya selama lima tahun melupakan laki-laki tampan itu sia-sia.

Apalagi Daniel sudah bertunangan dengan Amanda, tak ingin kehadiran Daniel yang ingin bertemu Dara membuatnya terbawa perasaan.

Dibelakang mobil Ricko, mobil yang sejak semalam terparkir tak jauh dari depan rumah Denisa mengikutinya. Dia tak suka melihat adegan romantis didepannya.

"Aku pasti bisa buat kamu ke tangan ku lagi, Denisa. Kamu takdir ku, nyatanya walaupun kamu pergi jauh, kita masih dipertemukan dengan status yang masih single." gumamnya tak sadar jika dia sudah memiliki tunangan.

*

*

*

"Mas, kamu kemana aja sih? Nggak ada kabar dari semalam?" Amanda kesal sebab sejak semalam Daniel sangat susah dihubungi, bahkan pesanya pun tak satupun yang dibalas.

"Maaf aku ketiduran, dan sekarang aku kayaknya lagi nggak enak badan." Jawab Daniel.

"Jadi kamu nggak bisa jemput aku?"

"Kamu kan punya sopir, kenapa nggak ama sopir kamu aja sih? Lagian aku lagi nggak enak badan."

"Ya ampun Mas! Aku kesana ya? Apa yang kamu rasain sekarang mas?" Amarah Amanda yang begitu ingin meledak menguap begitu saja mendekat suara serak yang dibuat-buat Daniel.

"Nggak usah, cuma butuh istirahat aja. Kamu kerja aja."

"Yaudah, kamu tunggu nanti aku kesana. Kamu mau aku bawain makanan apa?"

"Nggak perlu, aku bisa take away, kamu nggak perlu repot-repot." Matikan Daniel panggilan Amanda.

Kemudian Daniel menghubungi Wahyu sahabatnya. "Yu, bisa telponin klinik Harapan Pelita nggak, minta buat dokternya datang ke apart, tapi dokter atas nama Denisa, kalo dia bisanya atas dokter lain cancelin aja."

Di seberang Wahyu terkejut "Itu nama mantan istri lo bukan?" Daniel hanya berdehem, "jadi udah ketemu?" Wahyu jadi kepo.

"Gue kirim nomer teleponnya, pesen atas nama lo. Sekarang nggak pake lama-lama." Ujarnya memaksa, Daniel langsung mematikan panggilannya.

"Si an*jay, mau diapain itu mantan bini." Wahyu geleng kepala, kemudian tak lama ponselnya berdering, Daniel mengirimkan nomor klinik yang ditujunya. "Gercep ye kalo mantan. Dimana-mana yang namanya udah jadi mantan emang lebih menantang dan menarik."

1
Alfi
untung berpisah ya thor
Alfi
kasian istrimu Daniel ,
Cut SNY@"GranyCUT"
setelah vaca kisah Abian-Delia, lanjut baca ini..
Alfi
outor nya orang lampung ya tor
Lilik Juhariah
ngapain ke apartemennya , ngapain uangnya dibalikin cuma 5;juta ma pulsa, dokter kok lemah lelet
Lilik Juhariah
gila Daniel ini aku yg baca aja ngos-ngosan kuatir Nisa pingsan, jahat banget
Lilik Juhariah
danisa cantik banget
Nizar
ini laki emang plin-plan kali ya.
Debby Feybe Mekutika
Luar biasa
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Rosanti
Luar biasa
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
teussabar
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!