NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Anggraini 27

*"Ah ... ampun, Kak. U-udah! Naya ngakuh, Naya salah."*


Masa remaja yang seharusnya dilalui dengan ceria dan bahagia, mungkin tidak akan pernah dialami dengan gadis yang bernama Hanaya Humairah. Gadis cantik yang lemah lembut itu, harus terpaksa menikah dengan Tuan muda dingin nan kejam.

Demi menyelamatkan ibunya dari tuduhan penyebab kematian mama dari sang tuan muda, ia rela mengorbankan kebahagiaannya.

Akankah Gadis itu bisa menjalani hari-harinya yang penuh penderitaan.
Dan akankah ada pelangi yang turun setelah Badai di kehidupannya.

Penasaran ...?
Yuk ikuti kisahnya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggraini 27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10

Bukkghhh ...

Malik mendorong tubuh Naya.

Hingga kepalanya terbentur tiang tangga.

"Aw ... " Naya meringis kesakitan, memegangi keningnya yang terluka.

Sedangkan Malik. Malah menepuk-nepuk bajunya yang terkena badan Naya tadi. Seolah-olah, dia adalah najis baginya.

"Makanya! Kalo punya Kaki dipakai yang betul! Ngapain lo lari-lari di rumah gue. Kurang kerjaan!" seru Malik yang kemudian menaiki tangga tanpa memperdulikan keadaan Naya.

'Ya Allah, kak. Aku lari juga karena kakak yang panggil. Kenapa kamu masih saja membenciku' batin Naya meringis pilu.

Bik Nanik yang baru saja selesai menyapu teras samping pun terkejut. Saat melihat Naya terduduk di bawah tangga.

Dia pun langsung berlari dan mencampakkan sapunya, karena sangking paniknya.

"Ya ampun, Non. Enon kenapa kok bisa di sini? Ya Allah, ini juga kenapa, Non. Keningnya kok berdarah. Bibik antar ke rumah sakit ya, Non." Nik Nanik yang panik langsung membantu Naya berdiri.

"Udah, Bik gak usah. Cuma luka kecil aja kok," cegah Naya dan memilih duduk di sofa.

"Tapi, Non ... "

"Gapapa, Bik. Lagian darahnya cuma sedikit kok yang keluar. Jadi, gak perlu dijahit juga, kan." Naya memberi senyuman. Meyakinkan si bibik, kalau dia baik-baik saja.

"Yaudah, kalo gitu. Bibik ambilkan kotak P3k dulu ya, Non." Bik Nanik pun pergi setelah mendapat anggukan dari Naya.

Dengan segera bibik Nanik mengobati luka Naya, dan menutupi lukanya dengan plaster.

"Makasih ya, Bik" ucap Naya tulus. Setelah Bik Nanik selesai mengobati Naya.

"Iya, Non. Sama-sama."

Setelah itu Naya pun ke

atas menuju suaminya berada.

Ceklek ...

Naya membuka pintu kamar.

"Udah, dramanya!" seru Malik yang berbaring di atas ranjang sambil memainkan gawainya.

Naya bergeming, saat mendengar suara Malik. Memilin ujung bajunya, tidak tau harus berkata apa.

Tidak ada respon dari Naya. Malik pun langsung turun dari ranjang. Dan berjalan menuju dirinya yang masih setia berdiri di depan pintu.

Deg.

Seperti ada desiran yang bergemuruh di jantungnya. Saat Malik menggenggam dagu dan memandangi wajah Naya.

Sedangkan Naya, hanya bisa mengigit bibir bawahnya. Menahan ada rasa sesak di dalam sana.

"Ck, luka gini aja. Manja kali!"

"Aw ...," pekik Naya yang memegang keningnya. Saat jari Malik menyentuh luka Naya yang didorongnya.

"Udah, gak usah kebanyakan drama! Gak mempan sama gue. Sekarang, cepat! Bukakan sepatu gue," perintah Malik yang sudah duduk di pinggir ranjang, dengan mengangkatkan kakinya.

Naya pun langsung berjongkok di hadapan Malik. Dan membuka sepatunya.

Setelah selesai. Malik pun pergi menuju kamar mandi, tanpa berkata.

Fyuh ...

Naya  membuang nafasnya lega. Saat tidak mendapat teguran lagi dari Malik.

Sebelum Malik keluar dari kamar mandi. Naya langsung turun kebawah. Untuk membantu bik Nanik, menyiapkan makan siang.

Padahal waktu makan siang sudah lewat. Karena saat ini, jam sudah menujukan p*kul 14:30 waktu setempat. Tapi tak apa, demi menghargai sang suami. Dia rela menunggu, saat suaminya pulang sekolah.

Saat Naya sudah selesai menata makanan di meja makan. Malik pun turun dari kamarnya. Namun, tidak seperti memakai pakaian rumah biasa. Melainkan sudah style ala remaja. Membuat auranya semakin memukau.

Seketika, Naya pun ikut terhipnotis dengan penampilannya Malik. Namun, detik berikutnya. Saat sang suami sudah menuju pintu keluar. Dia langsung tersadar.

"Kak, tunggu!" Naya berlari menuju kearah Malik.

"Kak Malik mau kemana?" tanya Naya yang sudah berada di hadapan Malik, yang masih memegang handle pintu.

"Bukan urusan, Lo." Malik pun langsung membuka pintu.

"Kak, tunggu ...!" Naya menggengam lengan Malik. Karena tak senang ada yang menyentuh lengannya. Malik pun memberi tatapan tajam.

"Em ... maaf, Kak." Naya langsung melepaskan tangannya. "Hm ... itu, Kak. Makan siang sudah siap," ucap Naya cepat kemudian.

"Lo, makan sendiri!" ucap Malik dingin yang langsung berjalan keluar.

"Tapi, kak ...."

Belum selesai Naya bersuara, sudah mendapatkan tatapan mematikan lagi.

"Eh, i-iya maaf, Kak."

Dan Naya pun hanya bisa menyaksikan Malik pergi bersama mobilnya.

***

Azan magrib sudah berkumandang. Tapi sang suami belum juga pulang. Naya yang sedari tadi menunggu pun. Memilih sholat magrib terlebih dahulu. Sambil menunggu kepulangan suami.

Ceklek ...

Seorang masuk ke dalam kamar.

"Loh, Kak. Baru pulang?" tanya Naya yang baru selesai sholat. Lalu membuka mukenanya dan di letakkan kembali ketempatnya.

"Hmm," guman Malik sebagai jawaban.

"Kakak mau mandi? Naya siapkan air hangat sebentar ya."

Tidak ada jawaban dari Malik. Yang sedang membuka jaketnya. Lalu di letakkan di atas sofa.

Naya yang tak mau banyak bicara lagi pun. Langsung membawa jaket malik  ketempat pakaian kotor. Setelah itu, dia menuju kamar mandi. Menyiapkan air hangat untuk sang suami.

"Kak, airnya sudah siap!" ucap Naya kepada Malik yang sedang duduk di sofa sambil memainkan gawainya, dengan kedua kakinya yang menyilang di atas meja.

Naya yang sudah mengerti pun. Langsung berjongkok di hadapan Malik. Untuk membukakan sepatu yang masih menempel di kaki si empunya.

Dengan talenta Naya membukakan sepatu Malik. Dengan terus berdo'a di dalam hati. Agar sang suami tidak mengeluarkan kata-kata pedasnya.

"Alhamdulillah." Naya bernafas lega saat sudah meletakkan sepatu sang suami di rak sepatu. Tanpa ada satu kata pun yang keluar dari mulut Malik.

Malik pun langsung berjalan menuju ke dalam kamar mandi. Tanpa meminta apapun kepada Naya.

"Kenapa dengan kak malik ya? Kok tidak seperti biasanya, diam terus," monolog Naya dengan dirinya sendiri.

Bersambung ...

1
partini
up lagi Thor bagus ceritanya
Anggraini 27: Terima kasih menyukai cerita Naya. Sebentar lagi up ya/Smile/
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
keten
muna
lanjut trss thor
muna
lanjut
Anggraini 27: sudah up ya.
terima kasih sudah menjadi pembaca setia Naya dan Malik😍
total 1 replies
muna
kok gak up sih thoor
Tóc tém^^~
Mantap banget nih ceritanya, bikin ketagihan!
Anggraini 27: Terima kasih/Smile/
ikutin terus ceritanya ya/Kiss/
total 1 replies
Nami/Namiko
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Anggraini 27: Terima kasih /Smile/
ikutin terus ceritanya, ya/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!