"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Borokokok Semprul
"Astaghfirullahalazim. Han ... Hantu" Pekik Arsenio pelan kala melihat Mak Aminah.
Plak
Sontak saja ucapan Arsenio itu langsung mendapatkan tepukan kencang di punggung kanan nya dari belakang
"Bukan salim malah ngatain orang tua han hantu" Sesosok wanita paruh baya yang mengenakan pakaian sama dengan Syakilla lah yang memukul Arsenio saat terkejut melihat Emak Aminah.
"Bocah semprul, orang masih idup gini di kata hantu!"
"Aws aws sakit nek, maaf nek. Saya nggak tau kalau nenek itu manusia bukan hantu!" Arsenio meringis ketika Emak Aminah menarik cuping telinga kanan Arsenio, karena saat ini posisi Arsenio tengah duduk di bangku belakang Mak Aminah.
"Ya Allah. Bun, Ibu tolongin Nio, dulu!" Arsenio menarik narik lengan wanita paruh baya yang tengah duduk santai di samping nya, mengabaikan anak nya yang tengah di jewer oleh Emak Aminah.
"Salah Kamu sendiri, pakai bilang hantu sama orang tua" Wanita paruh baya yang dipanggil Bun oleh Arsenio itu tetap mengabaikan rintihan pria tampan berusia dua puluh sembilan itu
Emak Aminah langsung melepaskan cuping telinga Arsenio ketika Arsenio menyelesaikan ucapan nya, sambil mengusap cuping telinga nya yang memerah akibat jeweran Emak Aminah.
Bunda Arsenio yang masih mengingat Emak Aminah pun langsung menyapa nya dengan mencium punggungnya tangan kanan Emak Aminah seraya menanyakan kabar nya, dan tentu saja di balas baik oleh Emak Aminah.
"Ampun Nek. Maaf saya pikir nenek itu hantu, karena kata Aaliyah nenek sudah meninggal"
"Eeh Lo nyumpahin Gue?" Emak Aminah menatap geram Arsenio yang menampakkan wajah meringis karena kini Emak Aminah menjewer cuping telinga sebelah kiri nya.
"Astaghfirullahalazim. Ampun Nek. Ya Allah galak banget sih nenek nya Aaliyah".
Plak
Kali ini sebuah tepukan kencang di layangkan di punggung Arsenio dari Emak Aminah setelah sebelum nya wanita berusia senja itu melepaskan cuping telinga Arsenio.
"Sembarangan aje Lo ngomong. Gue Emak nenek nye Syakilla, bukan Aaliyah!"
"Apa?!"
Tak hanya Arsenio yang berteriak lantang atas ucapan nya Emak Aminah, wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu pun terpekik tak percaya saat Emak Aminah selesai berucap.
"Kenape, Lo berdua pada kaget, hah?. Emang bener cucu Gue cuma satu ye, si Syakilla ini!" Ujar Emak Aminah menunjuk kearah Syakilla yang memasang wajah tersenyum kecil, lalu mencium punggung tangan kanan Bunda Arsenio dengan takzim seraya memperkenalkan nama nya kepada Bunda Arsenio.
Arsenio dan Bunda nya saling bertatapan kebingungan, pandangan Arsenio langsung terarah kepada Syakilla yang seolah paham atas maksud dari tatapan.
Syakilla mengangguki tatapan Arsenio hingga membuat pria tampan itu terduduk lemas di samping sang Bunda. Hal yang sama pun tampak terlihat dari sang Bunda. Namun begitu pada akhir nya kedua nya justru tertawa secara bersamaan.
"Ternyata dugaan Bunda selama ini benar, kalau bukan Aaliyah yang menolong kamu saat kecelakaan itu"
"Jadi bener Lo yang waktu ntu kecelakaan depan masjid?"
Syakilla menatap heran Emak Aminah, lalu beralih kepada Arsenio yang mengangguk.
"Alhamdulillah, Gue pikir Lo nggak selamet, tong" Emak Aminah menatap penuh haru Arsenio yang setengah berjongkok itu kini memeluk tubuh renta Emak Aminah yang masih terduduk di samping Syakilla.
"Terima kasih nek, kalau saja saat itu nenek tidak langsung menghentikan angkot dan membawa Saya ke rumah sakit, sudah pasti saat itu juga Saya sudah meninggal, Nek" Cicit Arsenio pelan sambil menangis.
Untung saja tempat mereka saat ini sepi dan memang berada cukup jauh dari jangkauan pandangan keluarga mempelai yang berada di panggung pelaminan, sehingga hal mengharukan yang tengah terjadi diantara keempat orang beda usia itu tidak terlihat oleh orang lain.
"Alhamdulillah, Tong. Lo udah sehat lagi. Emak seneng ngeliat nye" Emak Aminah melerai pelukan Arsenio, lalu menatap wajah Arsenio yang tengah menangis kecil.
Biar saja Syakilla yang kini tengah menatap nya penuh haru itu mengetahui sisi lain Arsenio yang bisa mellow karena bertemu kembali dengan sosok wanita tua yang pernah menolong nya saat kecelakaan lebih dari dua tahun yang lalu.
"Jadi, ini cucu nenek, bukan Aaliyah?" Bunda Arsenio mengajukan pertanyaan kepada Emak Aminah.
"Lah sejak kapan Si Aaliyah jadi cucu Gue?" Ujar Emak Aminah kebingungan.
Arsenio dan Bunda nya menarik nafas pelan bersamaan.
"Aaliyah mengaku sebagai cucu nenek, setelah nenek pulang dari rumah sakit"
Syakilla dan juga Emak Aminah sontak saja terkejut akan ucapan Arsenio.
"Bocah semprul, seenaknye aje die ngaku jadi cucu Gue. Emang ape untung nye Die jadi cucu Gue?" Sunggut Mak Aminah kesal.
"Sabar, Mak. Inget tekanan darah" Syakilla mengusapi pelan lengan kiri nenek nya yang tengah menahan amarah.
"Ye coba aje lo bayangin Neng. Ngeliat Emak sama Elo aje udah kaya musuh bebuyutan, ngapa sama Si Entong die ngaku cucu nye Emak. Emang ape untung nye buat Die" Ucap Emak Aminah kesal.
"Untung nya, Dia bisa jadi pacar nya Nio, Bu" Bunda Arsenio menjawab dengan santai sementara Arsenio dan Emak Aminah tampak berwajah masam menahan amarah.
"Aaliyah meminta imbalan atas bantuan Ibu yang menolong Nio saat kecelakaan dengan menjadikan Aaliyah sebagai kekasih nya sebagai balasan hutang budi. Bahkan bulan lalu Dia meminta Kami melamar nya dengan alasan amanah dari nenek nya sebelum meninggal dunia"
Syakilla melirik kepada Bunda Arsenio yang berucap dengan nada santai, namun seolah menyimpan kekesalan.
"Kurang ajar tuh bocah. Gue nolongin Lo ikhlas Tong. Lo juga tau kan Neng. Waktu itu Gue ketemu sama Elo sebelum Gue pulang"
Bunda Arsenio mengangguki ucapan Emak Aminah.
"Berani berani nye die minta imbalan atas nama Gue, demi diri nye sendiri. Mane pake nyumpahin Gue udeh meninggal lagi. Kampret emang turunan nye Si Jubedah, kelauan nye nurut buat ke anak cucu nye, doyan ngambil rezeki orang!' Ucap Emak Aminah kesal.
"Mentang mentang Elo ganteng Die ngaku ngaku jadi cucu Gue. Padahal cucu Gue aje nggak tau Gue siape orang yang Gue tolong" Gerutu Emak Aminah tak terima.
"Heran gue, tau dari mane Die, kalau Gue yang nolong Elo, pas kecelakaan, Tong?" Tanya Emak Aminah kepada Arsenio.
"Aaliyah itu teman satu kampus nya Arsen saat kuliah dulu Nek, ketika Saya kecelakan ada teman yang sempat memfoto saya saat Nenek membantu saya masuk kedalam angkot dan nenghubungi Bunda kalau saya kecelakan. Setelah saya sadar dari pingsan, Dia bilang kalau nenek nya yang menolong saya saat kecelakaan"
Emak Aminah mengangguk angguk pelan ucapan Arsenio.
"Awal nya saya tidak percaya dengan ucapan nya, tapi Dia menunjuk sebuah foto Dia bersama Nenek saat lebaran dua tahun yang lalu
"Pantesan aje, pas kelar sholat Ied duluan si semprul minta foto berdua sama Gue aje. Nggak tau nye, tuh foto di pake buat nipu Elo, Tong" Arsenio hanya bisa memgangguki ucapan Emak Aminah dengan wajah muram tak terima karena sudah di tipu mentah mentah oleh Aaliyah selama dua tahun ini.
"Bunda nggak terima ya Nio. Kalau Kamu masih terus mempertahankan hubungan kalian, pokok nya Bunda mau sekarang juga Kamu putusin tuh si borokokok!" Sungut Bunda Arsenio kesal.
"Bunda tenang aja, sebelum Bunda minta, Nio memang sudah mau memutuskan hubungan dengan Dia minggu depan!" Bunda Arsenio mengangguki setuju ucapan Arsenio.
"Tapi menurut Bunda, lebih baik sekarang saja Kita bongkar kebohongan Si Borokokok itu, kita langsung geruduk aja mumpung Kita lagi barengan dengan Bu Minah" Emak Aminah langsung menyahut setuju.
"Ayo. Kita kasih hukuman buat si borokokok semprul itu!" Ujar Bunda Arsenio penuh semangat, hingga saking semangat nya, bukan Arsenio atau Emak Aminah yang di gandeng lengan kanan nya, justru Syakilla lah yang di gandeng oleh Bunda Arsenio menuju pelaminan.
#################################
Jangan lupa bantu like, juga komen nya ya
See you next bab
apa namanya Syakila