Selamat datang di cerita baru Aku teman-teman. Kali ini aku ingin membuat cerita tentang sekelompok keluarga yang diasingkan ke sebuah pulau yang tak berpenghuni.
Pulau itu dikelilingi oleh samudera yang luas. Butuh waktu lima belas hari pelayaran untuk sampai ketempat itu.
Pulau itu dimiliki oleh seorang billionaire asal Amerika yang bernama Steven Julio. Steven menikah dengan warga Indonesia yang bernama Zahra. Keduanya menikah karena cinta.
Saskia Aurora merupakan karyawan di perusahaan Steven. Aurora mempunyai obsesi untuk menikah dengan Steven. Siapa yang tidak menyukai lelaki tampan dan juga kaya? Begitupun dengan Aurora.
Sayangnya lelaki itu sudah memiliki seorang istri. Bukannya menyerah, Aurora malah tertantang untuk mendapatkan Steven. Banyak yang dilakukan Aurora untuk mendapatkan, bahkan dengan cara yang ekstrim sekalipun.
Apakah Steven tertarik?
Tentu saja tidak. Steven merupakan pria yang setia dengan istrinya. Bisa dibilang "Bucin Abis".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiba di Pantai
Sepanjang jalan kelima orang itu tak henti berbicara. Ada saja yang menjadi bahan pembicaraan mereka. Meski yang mereka bicarakan hanyalah omong kosong biasa.
"Sudah sejauh ini namun tidak ada satu tanaman obat yang ta dapatkan," keluh Sania dengan frustasi.
"Sepertinya tempat ini sudah pernah dilalui. Mungkin setelah berjalan lebih jauh akan ada tanaman obat yang dapat kita dapatkan."
"Benar juga. Jalan yang kita lalui memang sudah ada yang melewati. Aku pikir tadi lebih mudah, ternyata perkiraanku malah meleset."
"Tidak perlu cemas , yang penting masih ada yang bisa kita makan nanti ," hibur Aurora.
Meski mereka belum menemukan satupun tanaman obat bukan berarti mereka tidak menemukan apa-apa. Rania menemukan sekelompok jamur yang bisa dikonsumsi.
Belum lagi daun pakis dan juga talas. Sudah cukup untuk mereka jadikan makan siang dan sarapan untuk keesokan harinya.
"Untung ada Kamu. Jika kita bisa tahu tanaman apa saja yang bisa kita konsumsi," ucap Rania dengan tulus.
"Hidup di hutan memang tidak mudah. Namun jika Kita bisa memanfaatkan semua kekayaan yang ada di dalamnya ,kita tidak akan pernah kelaparan."
"Kamu benar. Di dalam hutan tidak hanya ada tumbuhan yang bisa kita manfaatkan, namun ada juga binatang. Jika kita belanja di mall atau pasar kita membutuhkan uang. Sedangkan di dalam hutan kita membutuhkan keuletan dan kepandaian kita dalam memanfaatkan sumber daya yang ada."
"Kita masih mau lanjut apa kembali nih?"
"Lanjut saja. Siapa tau di depan nanti Kita menemukan beberapa jenis tanaman obat.Lagi pula belum tengah hari juga," jawab Aurora.
"Sepertinya kita akan tiba di pantai," ucap Edo yang berjalan di depan.
"Kebetulan dong. Siapa tahu ada yang bisa kita dapatkan."
Tak lama kemudian Mereka pun tiba di pantai. Pemandangan yang ada membuat mereka tercengang.
"Bagus banget!"
"Kok kemarin aku tidak sadar jika pantai ini bagus banget."
"Mana sempat memikirkannya. Kalian tahu nggak yang aku pikirkan waktu itu?" tanya Rania .
"Pasti mikir mau membunuhku," tebak Aurora dengan tersenyum.
"Tidak sampai membunuh sih. Aku malah berharap mau melemparmu ke dalam laut."
"Itu ma sama saja. Aku malah mau pinjam pistol yang ada di tangan Eagle satu untuk menembak kepalanya."
"Ngeri Men!"
"Ternyata pikiran kita sama saja. Kalau Kamu bagaimana Ra?"
"Aku cuman mikir mau tidur dimana," jawab Aurora dengan asal.
"Kamu tidak merasa bersalah sama sekali sama Kami?" tanya Sania dengan heran. Padahal ia menatapnya dengan tajam.
"Kenapa harus merasa bersalah. Kalian sudah Aju bayar. Aku juga tidak memaksa Kalian. Hubungan Kita waktu itu saling menguntungkan. Meski harus berakhir di tempat ini sih" jawab Aurora dengan miris.
"Yang Aku sesalkan hanya satu....Aku harus kehilangan kehormatanku" lanjutnya dengan lirih. Mengingat itu membuatnya merasa sedih.
"Bagaimana rasanya Ra?" goda Dandi dengan tatapan mesumnya. Dandi lah yang melihat sikap liar Aurora pada Steven.
"Kalau mau tanya rasanya, main saja sana."
"Pengen sih Ra. Tapi nggak ada lawan mainnya. Gimana dong?"
"Mana Aku tahu. Jangan berfikir macam-macam," ancam Aurora dengan serius. Dandi merasa ciut melihat tatapannya. Andai ia tidak melihat dengan mata kepala sendiri kehebatan Aurora Dandi pasti sudah bertindak sejak lama padanya.
"Serius amat Neng. Jujur sih sebelumya Aku memang punya pikiran kotor padamu, namun saat ini Aku sudah bisa berfikir jernih. Bisa bertahan hidup saja Aku sudah bersyukur."
"Syukurlah kalau begitu.Kalau Kamu sampai berfikir macam-macam awas saja!" ancam Aurora dengan serius.
"Aku berjanji. "
"Aku pegang janjimu!"
"....."
"Ayo Kita berenang," ajak Rania dengan antusias.. Aurora langsung menolak dengan tegas.
"Aku nggak mau. Malas jika harus basah-basahan. Apalagi Aku tidak membawa baju ganti."
"Nanti juga kering."
Namun Aurora tidak bergeming. Tia-tiba pandangannya menyapu beberapa pohon kelapa yang tumbuh di sekitarnya. Bisa minum air kepala itu pasti rasanya sangat segar.
"Lain kali saja deh. Ada yang mau bantu Aku petik pohon kelapa tidak," pinta Aurora sambil menatap keempat temannya bergantian.
"Aku belum pernah memanjat pohon kelapa sama sekali." ucap Dandi yang secara halus menolaknya. Tapi apa yang dikatakannya memng benar. Edo pun mengataan hal yang sama.
"Aku juga sama."
"...."
Jika Edo dan Dandi saja tidak bisa naik pohon kelapa . Apalagi Sania dan Rania.
Sebenarnya Aurora sendiri belum pernah memanjat pohon kelapa. Andai ia bisa memanjat sendiri tidak perlu meminta bantuan orang lain.
Keingian Aurora untuk meminum segarnya air kelapa muda di depannya membuatnya melakukan hal yang tidak diduga.
Benar saja. Aurora meletakkan keranjang di punggungnya sebelum berlari mendekati pohon kelapa dengan cepat.
Keempat orang yang ditinggal melongo saat melihat kelakuannya.Belum sempat memberi peringatan, tapi Aurora sudah naik keatas.
Meski belum pernah naik pohon kelapa namun pohon yang lainnya sudah sering.
Di halaman rumahnya ada berbagai jenis buah-buahan yang ditanam oleh mendiang sang Ayah. Sejak kecil ia sudah sering memanjat pohon -pohon itu. Bahkan saat dirinya sudah SMA. Ia pernah membenarkan genteng sendiri.
Saat itu genting rumahnya bocor. Mau minta bantuan tetangga malu. Mau cari tukang juga tidak kenal. Jadi dengan sangat terpaksa ia naik keatas genting dengan menggunakan tangga.
Awalnya cukup sulit. Bahkan hampir jatuh dari atas. Untungnya tidak jadi jatuh. Setelah itu semuanya menjdi lebih mudah.
Aurora menjatuhkan sepuluh buah kelapa yang ia rasa muda. Namun bukan yang terlalu mudah. Kemudian tiga buah lagi yang tua.
Ia berencana untuk membuat santan. Namun ia lupa jika untuk membuat santan dibutuhkan parut.
Setelah dirasa cukup, Aurora bergegas untuk turun . Ke empat temannya sudah menunggu dibawah.
"Luar biasa" seru Sania dengan antusias.
"Aku kalah."
"Apa sebenarnya yang kamu tidak bisa?"
"Tidak usah memuji. Lebih baik Kita nikmati degan segar ini sekarang. Capek banget aku" keluh Aurora.
"Kok kamu ambil yang tua juga.'
"Siapa tahu namti bisa buat sayur lodeh."
"Memangnya kamu bawa parut?"
"Betul juga. Kok Aku bisa lupa sih."
"Tak pa lah. Nanti kita coba tanya sama yang lain."
"Bagus tuh. Sekarang kita nikmati ini dulu."
"giliran makan semangat, Tadi disuruh naik tidak ada yang mau."
"Bukannya aku tidak mau Sayang....tapi Aku memang tidak bisa."
"Terserah deh. Lebih baik sekarang kalian angkat kelapa-kelapa ini ke tempat yang lebih teduh. Takutnya kalau disini nanti ada kelapa yang jatuh. Bisa pecah kepala Kita," ucap Aurora memerintah.
Tanpa banyak kata mereka menuruti perintah Aurora. Sedangkan Aurora sendiri melangkah dengan santai ke bawah pohon yang tadi ia tunjuk.
lanjut up lagi dong thor ..... semangat ya 💪💪♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
pesaraan aku kok dikit banget Thor..
kan nanggung,jadi pengen nambah(ngelunjak /Curse//Hammer/)
Thor maaf ni ya...jangan sampe nanti tuan Steven ambil anaknya Aurora,kasian Aurora Thor dia kan cuma berjuang sendiri dan tuang Steven pun hanya menyimpan rasa benci sam Aurora/Scowl/
Thor kapan David pulang ke hutan Thor hanya dia yg twu kalo yg di kandung Aurora itu anak nya tuan Steven..meski tanpa dokter dan alat medis semoga kelahiran c kembar baik" aja dan nati setelah bayinya lahir tolong jangan sampe Steven ambil karna aku kasian sama Aurora yg berjuang sendiri saat mengandung juga melahirkan