Menceritakan perjalanan raja iblis tak terkalahkan yang dulu pernah mengguncang kestabilan tiga alam serta membuat porak-poranda Kekaisaran Surgawi, namun setelah di segel oleh semesta dan mengetahui siapa dia sebenarnya perlahan sosoknya nya menjadi lebih baik. Setelah itu dia membuat Negara di mana semua ras dapat hidup berdampingan dan di cintai rakyat nya.
Selain raja iblis, cerita juga menceritakan perjuangan sosok Ethan Valkrey, pemuda 19 tahun sekaligus pangeran kerajaan Havana yang terlahir tanpa skill namun sangat bijaksana serta jenius, hidup dengan perlakukan berbeda dari ayahnya dan di anggap anak gagal. Meskipun begitu tekadnya untuk menjadi pahlawan terhebat sepanjang masa tak pernah hilang, hingga pada akhirnya dia berhasil membangkitkan skill nya, skill paling mengerikan yang pernah di miliki entitas langit dengan kultivasi tingkat tertinggi.
Keduanya lalu di pertemukan dan sejak saat itu hubungan antara bangsa iblis dan ras dunia semakin damai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAJIL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Kembali ke Masa Sekarang
Flashback 19 tahun lalu telah usai. Kini, suasana beralih kembali ke Kerajaan Havana, tepatnya di sebuah kedai tua klasik ibukota pusat. Tempat ini terkenal sebagai lokasi peristirahatan bagi para pahlawan profesional yang sedang melepas lelah atau sekadar menikmati makan siang.
Hari itu, suasana kedai dipenuhi hiruk-pikuk para pahlawan. Tawa, obrolan, dan denting piring bercampur menjadi satu, memberikan kehangatan khas kehidupan para petualang.
Di sudut ruangan, seorang gadis cantik duduk di hadapan seorang pria muda berambut cokelat keemasan yang tengah menikmati makanannya.
"Apakah kau ingin mengambil misi kelas C ini, Ethan?" tanya gadis itu, sambil menaruh sepiring makanan dan segelas minuman yang baru saja ia pesan.
"Tentu saja," jawab Ethan dengan nada santai, melirik sekilas kumpulan dokumen-dokumen tentang misi apa saja yang di terbitkan guild minggu ini yang tergeletak di meja. "Aku sudah tidak sabar menghajar para iblis itu dengan tanganku sendiri."
Sikapnya tenang namun penuh percaya diri. Ia kemudian melanjutkan makan, setiap gerakannya terlihat begitu elegan, membuat gadis itu tanpa sadar terus memperhatikannya. Ada kekaguman, sekaligus perasaan yang tak berani ia ungkapkan.
Ethan sadar akan tatapan itu dan menghentikan makannya sejenak. "Apakah kau tidak makan juga? Kalau tidak segera dimakan, nanti makanannya jadi dingin," ucapnya sambil tersenyum ramah.
Wajah gadis itu memerah seketika. Ia tergagap, mencari alasan. "Ti-tidak... Aku hanya ingin melihatmu makan lebih dulu. He-he-he."
Ethan mengangkat alis, sedikit bingung, tetapi akhirnya mengangkat bahu. "Aneh sekali... tapi ya sudahlah."
Gadis cantik itu pun segera mulai menyantap makanannya, berusaha menyembunyikan rasa malunya.
Mereka berdua sedang bersiap untuk mengambil misi kelas C yang diumumkan oleh Guild Petualang Havana kemarin sore. Namun, Ethan Valkyrie bukanlah pahlawan profesional biasa. Ia adalah salah satu putra mahkota Kerajaan Havana.
Meski statusnya sebagai bangsawan tinggi, Ethan memilih menjalani kehidupan sederhana sebagai pahlawan biasa. Ia adalah bayi yang, 19 tahun lalu, gagal menerima skill kekaisaran—anugerah langit yang hanya diberikan setiap 1.000 tahun sekali.
Kegagalannya tersebut membuatnya dianggap lemah dan sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang di istana bahkan ayahnya sendiri.
Namun, Ethan tidak pernah peduli dengan cibiran itu. Ia mewarisi sifat welas asih dan kebijaksanaan dari ibundanya, Permaisuri Mutia. Berbeda dengan kedua saudara kembarnya, yang sombong dan angkuh karena memiliki skill kekaisaran yang hebat, Ethan justru lebih senang berbaur dengan masyarakat. Ia dikenal sebagai pribadi yang sabar, rendah hati, dan penuh pengertian.
Meski tanpa skill kekaisaran, Ethan membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari siapa pun. Ia menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari buku-buku di perpustakaan kerajaan, mendalami seni taktik dan strategi bertarung. Ia mengasah kecerdasannya hingga menjadi seorang ahli yang mampu memecahkan masalah hanya dengan sekali pandang pada situasi atau dokumen.
Ketika kekuatan tidak mendukungnya, Ethan menggantinya dengan otak yang tajam dan ketekunan yang luar biasa. Dalam dunia yang mengagungkan kekuatan, Ethan Valkyrie adalah pengecualian yang bersinar melalui kecerdasan dan kebaikan hatinya.
Dengan sikapnya yang hangat dan jiwa pemimpin yang alami, Ethan telah merebut hati banyak orang—termasuk gadis yang kini duduk bersamanya di kedai. Namun, bagi Ethan, misi dan tanggung jawab selalu menjadi prioritas.
Di luar sana, iblis-iblis menunggu. Tapi Ethan Valkyrie, sang putra mahkota yang tak dianggap, bersiap menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya soal skill kekaisaran, melainkan keberanian dan hati yang besar.
Gadis cantik yang duduk bersama Ethan di kedai tua itu adalah Hinata Alethea, salah satu pahlawan peringkat Gold sekaligus putri dari keluarga bangsawan Alethea, salah satu dari dua puluh keluarga bangsawan pendukung di bawah keluarga Valkyrie, penguasa Kerajaan Havana.
Sistem hierarki di Kerajaan Havana cukup jelas: di puncaknya adalah keluarga Valkyrie, yang memimpin kerajaan. Di bawah mereka, dua puluh keluarga bangsawan membentuk Dewan Kerajaan, bertugas mendukung pemerintahan sekaligus menjadi tulang punggung kekuatan politik dan militer kerajaan.
Di dunia yang mengagungkan kekuatan, para pahlawan peringkat tinggi seperti Gold, Platinum, Diamond, hingga Super Stars umumnya berasal dari keluarga bangsawan. Energi besar yang diwarisi oleh keluarga-keluarga ini memberi mereka keunggulan alami dalam bertarung.
Namun, sistem ini tidak sepenuhnya tertutup. Beberapa pahlawan luar biasa tanpa darah bangsawan berhasil menembus batas dengan semangat dan impian besar mereka.
Ethan Valkyrie, dengan rambut cokelat panjang hingga hampir menyentuh bahu serta wajah tampan sempurna, sering kali menjadi pusat perhatian. Banyak gadis dari berbagai kalangan terpikat oleh pesonanya.
Namun, meski statusnya sebagai putra mahkota dan daya tarik fisiknya yang luar biasa, Ethan tetap rendah hati, lebih memilih kehidupan sederhana sebagai pahlawan profesional. Sebenarnya hanya segelintir orang yang mengetahui status Ethan sebagai putra mahkota Havana.
Di sisi lain, Hinata Alethea, dengan rambut panjang berwarna pink dan wajah cantik bak bidadari, juga menjadi dambaan banyak pria bangsawan. Meski sering menerima lamaran dari pria-pria kaya dan berpengaruh seperti keluarga bangsawan sama seperti dirinya, Hinata menolak mereka dengan lembut.
Di hatinya hanya ada Ethan, sosok yang ia kagumi bukan karena status atau penampilannya semata, tetapi karena kebaikan hati dan kepribadiannya yang langka di kalangan bangsawan.
Bagi Hinata, Ethan adalah pria sempurna—tidak angkuh seperti kebanyakan bangsawan, tulus dalam setiap tindakannya, dan memiliki keteguhan hati yang luar biasa meskipun tidak dianugerahi skill Kekaisaran seperti kedua adiknya.
Namun, perasaan Hinata tetap terpendam. Ia belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya, takut merusak hubungan mereka sebagai rekan sesama pahlawan.
Di sela-sela percakapan ringan mereka, Ethan kembali membuka dokumen misi yang telah ia pelajari sejak kemarin. Dengan tatapan serius, ia menyampaikan hasil analisisnya.
"Dari informasi yang kudapat, misi kelas C ini kemungkinan besar berhubungan dengan pembasmian iblis dan monster yang meneror desa Fuse," ujarnya sambil menatap Hinata.
"Desa Fuse?" Hinata mengerutkan kening, merasa familiar dengan nama itu. "Bukankah itu cukup jauh dari sini?"
Ethan mengangguk. "Ya, perjalanan dari ibu kota ke sana akan memakan waktu sekitar empat hari."
Desa Fuse, yang terletak di wilayah barat kerajaan, adalah salah satu tempat terpencil yang dihuni oleh sekitar enam puluh kepala keluarga. Baru-baru ini, desa itu diguncang ketakutan oleh rumor tentang keberadaan iblis kutukan Pear, makhluk mengerikan yang dikenal karena menyerang tanpa ampun.
"Aku tidak suka perjalanan panjang," keluh Hinata sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. Namun, melihat tatapan tegas Ethan, ia segera meluruskan sikapnya. "Tapi kalau itu bersamamu, aku rasa perjalanan ini tidak akan terlalu buruk."
Ethan hanya tersenyum kecil mendengar keluhan rekannya itu. "Perjalanan mungkin akan melelahkan, tapi melindungi warga desa itu jauh lebih penting. Mereka membutuhkan kita, Hinata."
Hinata menatapnya, merasa semakin yakin dengan perasaannya. Bagi Ethan, setiap misi bukan hanya tugas, tetapi panggilan untuk melindungi yang lemah. Dan itulah alasan mengapa Hinata begitu mencintainya, meskipun ia terlalu takut untuk mengatakannya.
Iblis Pear dikenal sebagai salah satu iblis kutukan yang sulit ditangani. Keberadaannya sudah cukup untuk membuat para penduduk desa Fuse hidup dalam ketakutan. Dalam beberapa minggu terakhir, serangan terhadap peternakan dan ladang meningkat, dan beberapa orang bahkan menghilang tanpa jejak.
Hinata menghela napas, mencoba mengusir kecemasannya. "Kita harus berhati-hati. Jika rumor tentang iblis Pear itu benar, misi ini mungkin lebih berbahaya dari yang kita duga."
Ethan menatap rekannya dengan tatapan tenang namun penuh keyakinan. "Tidak perlu khawatir. Kita akan menghadapi apa pun yang ada di sana, bersama."
Kata-kata Ethan membuat Hinata merasa tenang, meskipun di hatinya ada sedikit kekhawatiran yang tak bisa ia abaikan.
Dengan begitu, misi menuju desa Fuse tidak hanya menjadi perjalanan untuk menghadapi bahaya, tetapi juga kesempatan untuk menguji tekad, keberanian, dan hubungan yang lebih dari sekadar rekan antara Ethan dan Hinata.
Setelah meninggalkan kedai, Ethan dan Hinata segera bergegas menuju Guild Petualang. Mereka tahu bahwa misi kelas C ini berharga, bukan hanya untuk mereka, tetapi juga bagi desa Fuse yang kini berada di ambang kehancuran. Waktu adalah segalanya. Jika mereka terlambat, misi ini bisa saja diambil oleh pahlawan lain.
Setelah berjalan sekitar tiga puluh menit, mereka tiba di depan Guild Petualang Kerajaan Havana. Bangunan itu berdiri megah dengan arsitektur khas kerajaan: pilar-pilar kokoh berukir naga, jendela-jendela tinggi dengan kaca patri bercahaya, dan gerbang besar yang dihiasi lambang kebanggaan Guild—sebuah pedang yang bersilang dengan perisai.
Meskipun Guild ini terlihat megah dan penuh aktivitas, nyatanya tempat ini hanya diperuntukkan bagi para pahlawan dengan peringkat Platinum ke bawah. Sebuah pembatasan yang tampak sederhana, namun memiliki implikasi yang mendalam terhadap dinamika sosial di dalamnya. Guild ini umumnya menjadi rumah bagi mereka yang lahir tanpa darah bangsawan.
Para bangsawan, dengan segala hak istimewa yang melekat pada nama keluarga mereka, memiliki tempat yang berbeda. Guild khusus untuk mereka didirikan di lokasi yang lebih menarik dan eksklusif, menjauhkan mereka dari hiruk-pikuk para pahlawan biasa. Tidak ada penjelasan resmi mengapa pemisahan ini terjadi, namun sudah menjadi rahasia umum bahwa perbedaan ini mencerminkan kesenjangan yang telah mengakar di kerajaan Havana.
Namun, pemisahan ini bukan berarti mutlak. Para pahlawan dari keluarga bangsawan tetap diperbolehkan memasuki Guild umum ini jika mereka menginginkannya. Hanya saja, mayoritas dari mereka lebih memilih tempat yang sesuai dengan status mereka. Sebaliknya, para pahlawan tanpa darah bangsawan tidak diizinkan masuk ke Guild khusus bangsawan, kecuali jika mereka telah mencapai peringkat Diamond—sebuah pencapaian langka yang hanya diraih oleh segelintir pahlawan, tepatnya 50 orang di seluruh kerajaan.
Perbedaan ini sekali lagi menjadi simbol bagaimana status sosial tetap berperan, bahkan di dunia para pahlawan yang seharusnya mengutamakan kemampuan daripada garis keturunan.
Guild ini mampu menampung hingga seribu dua ratus pahlawan sekaligus, menjadikannya salah satu yang terbesar di seluruh kerajaan. Kurang lebih terdapat 70 guild yang tersebar luas di seluruh wilayah kerajaan Havana.
Ketika mereka melangkah masuk, suasana yang ramai langsung menyambut mereka. Di setiap sudut, pahlawan dari berbagai peringkat Gold ke bawah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Beberapa duduk santai sambil menikmati secangkir kopi atau minuman keras, sementara yang lain terlibat dalam diskusi strategi misi.
"Seperti biasa, tempat ini tidak pernah sepi, Ethan," ucap Hinata, matanya menelusuri keramaian di dalam Guild. Mereka berjalan santai melewati kerumunan pahlawan yang duduk-duduk, beberapa bahkan asyik bermain kartu.
Tak banyak dari mereka yang mengenali Ethan sebagai putra mahkota kerajaan Havana. Statusnya sering kali luput dari perhatian, tertutupi oleh kehidupan yang ia jalani jauh dari sorotan istana.
Sejak kecil, Ethan memilih untuk menghabiskan waktunya di perpustakaan kerajaan. Di antara deretan rak buku yang menjulang tinggi, ia menemukan dunianya sendiri—sebuah tempat di mana ia bisa belajar tanpa merasa terbebani oleh harapan besar yang disematkan pada darah bangsawan di nadinya.
Ia bukan anak yang terlahir dengan bakat istimewa. Ketika dua saudara kembarnya memamerkan skill kekaisaran yang luar biasa, Ethan hanya bisa menatap mereka dari kejauhan. Tidak ada skill, tidak ada kemampuan hebat yang melekat pada dirinya.
Sebagai bayi yang gagal menerima berkah skill kekaisaran, Ethan dianggap lemah oleh sebagian besar bangsawan inti. Namun, ia tidak pernah membiarkan stigma itu menghancurkan semangatnya.
Sejak usia belia, Ethan menyadari bahwa jika ia ingin menjadi seseorang yang berarti, ia harus bekerja keras, lebih keras dari siapa pun. Hari-harinya dihabiskan di perpustakaan, membaca buku demi buku, mempelajari strategi perang, taktik bertahan hidup, dan seni bertarung. Ketika malam tiba, ia pergi ke pelataran belakang istana, berlatih pedang sendirian di bawah sinar bulan.
Tidak ada guru yang mengajarinya. Ia belajar dari buku, dari pengamatan, dan dari mencoba berulang kali hingga tubuhnya kelelahan. Luka dan memar menjadi teman setianya, tapi ia tidak pernah mengeluh. Ia percaya bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan mimpinya: menjadi pahlawan terhebat suatu hari nanti.
“Orang-orang mungkin tidak melihatku sekarang,” pikir Ethan suatu hari di tengah latihan. “Tapi aku tidak peduli. Aku akan menunjukkan kepada mereka bahwa bahkan seseorang tanpa bakat pun bisa menjadi pahlawan yang layak dikenang.”
Ketekunan Ethan membuahkan hasil ketika ia menginjak usia lima belas tahun. Tubuhnya yang awalnya kurus dan lemah mulai mengeras, matanya yang dulu penuh keraguan kini menyala dengan tekad. Meskipun ia tidak memiliki bakat bawaan, ia membentuk dirinya menjadi seorang petarung yang tangguh.
Pilihannya untuk menjauh dari kehidupan istana membuatnya semakin terlupakan. Bahkan di antara rakyat, hanya sedikit yang tahu bahwa dia adalah putra mahkota Havana. Ethan tidak pernah merasa keberatan dengan itu. Baginya, gelar hanyalah formalitas. Apa yang benar-benar penting adalah bagaimana ia bisa berdiri setara dengan para pahlawan lain, bukan karena darah bangsawan, tetapi karena usahanya sendiri.