Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 32
"Ada apa sebenarnya?"tanya Ara kepada Angga di ruang kerja kakaknya.
"Kamu sudah tahu?"tanya Angga dengan tenang.
"Ya,"ujar Ara kepada Angga yang masih tampak tenang menghadapi adiknya.
"Maaf, membuatmu terkejut,"ujar Angga.
"Apa yang terjadi sebenarnya, kak?"tanya Ara.
"Perusahaan kita diserang seseorang dari dalam,"perkataan Angga seketika membuat Ara terkejut. Bagaimana bisa? Bukankah HND TV baik-baik saja tampaknya.
"Memang tidak tampak ada gejolak di Perusahaan tetapi itu semua karena aku mengendalikan kekacauan ini, namun aku tahu batas kemampuan ku. Dengan bekerja sama ini, aku berharap bisa menyelamatkan apa yang pernah dirintis oleh orang tua kita,"ujar Angga.
"Jadi kakak sudah memikirkan hal ini dari lama?"tanya Ara tidak menyangka dengan apa yang telah dilakukan kakaknya.
"Ya, dan kamu harus ingat satu hal, jangan pernah katakan ini kepada siapa pun, termasuk keluarga kita sendiri,"perkataan Angga sangat serius kali ini.
"Kak, apakah segenting ini?"tanya Ara dengan wajah takut.
"Ya, kali ini aku tidak bisa menutupinya kembali, dan jangan katakan apapun kepada Anggi maupun Abimanyu,"pesan Angga.
"Baik, kak,"jawab Ara yakin membuat Angga merasa lega.
"Belajarlah mengurus perusahaan dari Nicko, dan kalau terjadi sesuatu, Kendra akan membantumu,"ujar Angga. Ara mengangguk. Dia tahu ini bukan masalah yang biasa saja. Angga sampai bersikap seperti ini pastilah bukan masalah sepele.
**
"Angga sudah menghubungi mu?"tanya Steven Daniswara.
"Ya, pa,"jawab Kendra. Steven menghela napas lega.
"Hanya ini yang bisa kita lakukan untuk keluarga mereka, aku tidak bisa mengabaikan mereka karena bagiku mereka sudah seperti saudara,"ujar Steven.
"Aku mengerti, pa,"jawaban Kendra ini membuat Steven menjadi bernapas lega.
"Bagaimana menurutmu dengan Ara?"tanya steven kembali.
"Aku belum memikirkan apa-apa,"jawab Kendra.
"Mungkin setelah ini akan banyak gosip tentang kalian berdua. Tapi itulah memang tujuannya agar musuh terkecoh dengan pemberitaan itu."
"Ya, pa."
"Tapi Ara juga gadis yang baik, jika kamu bersedia menikahinya, papa merestuinya,"kata steven.
"Kami tidak sedekat itu,"jawab Kendra.
"Baiklah, terserah kamu saja,"ujar Steven pasrah. Putranya ini memang keras kepala.
"Jangan membuat papa terlalu lama menunggumu,"pesan Steven kembali. Angga hanya tersenyum.
Entahlah, pa. Aku bingung dengan perasaanku sendiri.
**
Ara bersiap berangkat ke kantor. Sebuah pesan masuk ke handphone nya.
Kuharap kamu menonton pertunjukan ku besok.
Ara tidak menyangka kalau Abimanyu kembali menghubungi nya. Bahkan dia berani meminta Ara untuk melihat pertunjukkan nya. Apa mau Abimanyu ini. Kenapa dia tidak berhenti mengganggunya. Ini sudah tujuh tahun berlalu. Apakah dia tidak bisa hidup tenang tanpa mengganggu orang lain.
Ara mengabaikan pesan dari kakak iparnya itu. Dia memblokir nomor Abimanyu dari daftar nomor kontaknya. Dia tidak ingin menimbulkan salah paham dengan Anggi, kakaknya.
Ara bergegas menuju ke bawah untuk sarapan bersama. Dia melihat Angga dan juga bundanya sudah menunggu di ruang makan.
"Ayo, nak, kemarilah,"ujar sang bunda kepada Ara. Langkah Ara semakin mendekati keduanya.
"Banyak sekali makanannya, Bun,"tanya Ara sambil melihat-lihat masakan yang jauh lebih banyak dari biasanya.
"Itu karena ada tamu...,"ujar sang bunda dengan wajah agak bingung menjelaskannya.
"Tamu siapa memangnya, Bun?"tanya Ara penasaran.
"Itu....itu...kakak iparmu,"ujar sang bunda perlahan. Ara terdiam mengerti akan maksud ucapan sang bunda. Dia adalah Abimanyu Permana.
