Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰
------------------------
"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"
Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.
"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."
Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?
"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"
Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.
Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Jeritan subuh
Jam tiga pagi Ifa terbangun. Tubuh Ifa merasa lemas karena harus melayani nafsu besar Akmal.
Lagi, Ifa merasa tak berdaya melawan. Apalagi kata-kata Akmal begitu menyakitinya.
Jika masalah ranjang mulut Akmal akan menjadi api yang menusuk hati Ifa. Membuat Ifa mendidih ingin melawan namun tak mampu.
Ifa membersihkan diri lalu menyiapkan sahur. Ifa kembali mencoba kuat walau hatinya menjerit.
Entah apa yang Ifa pikirkan saat ini. Kenapa maunya bertahan.
Yang baca memang enak, hanya bisa memandang dari satu sisi tapi tak melihat sisi lain. Mohon mengerti.
Banyak hal yang harus Ifa pikirkan karena dampaknya pada keluarga besar. Jika memang Ifa sudah tak sanggup maka Ifa sendiri yang akan mengakhiri nya.
Ifa masih berusaha memerankan istri yang baik. Membangunkan Akmal untuk sahur.
Dengan tampang malas Akmal bangun, mencuci muka agar nampak segar.
Mereka berdua sahur dengan tenang. Ifa melirik Akmal sekilas. Bibir Ifa begitu gatal ingin bertanya. Tapi, urung.
Hal itu di sadari oleh Akmal. Akmal langsung menatap Ifa kebetulan ia sudah selesai makan.
"Ada apa? Tanyakan saja apa yang ingin adek tanyakan?"
Ifa sedikit tersentak. Akmal seolah tahu akan pikirannya. Dan apa? Nada bicara Akmal saja terdengar normal.
Akmal, selalu bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Bersikap biasa dengan nada bicara seadanya.
"Kapan mas cari kerja?"
Hati-hati Ifa bertanya. Padahal Ifa ingin bertanya di hari-hari sebelumnya tapi belum sempat. Ifa baru tahu jika Akmal tidak punya pekerjaan tetap. Ifa pikir Akmal punya pekerjaan karena dari awal katanya sudah mapan.
"Nanti. Belum ada yang cocok."
"Gimana kalau mas bantuin di kantor."
"Gak, ya. Mas gak cocok kerja begitu. Otak mas gak bisa berhadapan dengan komputer. Nanti pusing."
"Tapi kan ada pekerjaan lain."
"Sudah, jangan bahasa-bahasa itu. Sekarang ikut, mas."
Akmal menarik lengan Ifa membuat Ifa tersentak. Tadi pas bicara Akmal terlihat baik-baik saja kenapa sekarang mulai berubah lagi.
"Mas, kita mau kemana? Ifa belum bereskan meja makan."
"Nanti saja, sekarang layani, mas."
Deg!
Ifa ter-loncat kaget mendengar penuturan Akmal. Bagaimana bisa Akmal meminta Ifa melayaninya lagi. Ifa tahu, Akmal tak cukup satu kali untuk melakukannya. Ifa takut, apalagi waktu imsak sebentar lagi.
"Mas, bukankah sudah semalam. Nanti saja ya habis tarawih?"
Ifa mencoba bernegosiasi karena tak mau. Ifa takut waktu imsak habis dan Akmal masih menggaulinya.
Ifa tahu resikonya menolak tapi Ifa juga tahu akibatnya jika menuruti permintaan Akmal. Ifa pasti akan berakhir kesakitan lagi.
"Kelamaan. Kenapa sih, kamu gak bisa langsung nurut sama suami?"
Kesal Akmal menutup pintu kamar kasar membuat Ifa ketakutan.
"Tapi, mas. Bentar lagi imsak, gak boleh."
"Alah, masih ada waktu."
"Itu gak akan cukup."
"Kamu mau jadi istri durhaka, hah. Bantah suami, Mulu."
"Harusnya kamu nurut, biar dapat pahala."
"Istri itu harus nurut jika suami minta di layani."
Kata-kata keramat selalu muncul dari bibir Akmal. Membuat Ifa sakit hati.
Kenapa Akmal begitu tega, dengan lemasnya mengatai Ifa istri durhaka. Sangat sakit rasanya di katai seperti itu.
Kata durhaka. Lagi, membuat Ifa selalu lemah. Ifa tak tahu harus melawan Akmal seperti apa. Jika Akmal sudah mengucap kata durhaka membuat Ifa takut sendiri.
"Tolong, jangan katakan itu mas. Itu menyakiti Ifa."
"Makannya nurut kalau gak mau jadi istri durhaka."
"Tak bisakah mas, menahannya. Ini udah mau imsak. Bentar lagi juga subuh. Gak boleh mas."
Ifa berusaha mengingatkan Akmal agar tak melakukannya. Bagaimana pas sudah adzan subuh Akmal tak mau berhenti. Bagaimana nanti dengan puasanya. Sungguh Ifa tak mau melakukan dosa lagi.
"Gak. Sini kamu. Jangan membantah. Masih ada waktu juga."
Akmal mengungkung tubuh Ifa membuat Ifa berusaha menolak dengan halus. Tapi, lagi Akmal seolah tuli. Akmal selalu bertingkah seperti orang kesetanan jika sudah mengenai nafsu.
Tak memperdulikan apapun. Bagi Akmal yang penting hasratnya tersalurkan dan puas.
Tak peduli jika apa yang Akmal lakukan adalah sebuah kekerasan juga. Akmal seolah hilang kendali jika sudah seperti itu.
Memberontak pun tak ada gunanya. Karena Akmal punya cara sendiri membuat Ifa lemah.
Ifa merasa tak berdaya, dan tak mengerti kemana jalan pikiran Akmal. Kenapa yang ada di otaknya hanya nafsu dan nafsu.
"Sudah mas, waktu imsak sudah lewat. Bentar lagi adzan. Sudah, ya."
"Tidak, mas belum puas."
"Tapi ini salah mas. Ifa gak mau berdosa."
"Mas tanggung semuanya. Kamu nurut saja."
Hati Ifa begitu perih dan sakit. Lagi, Akmal menyakitinya dengan cara yang sama. Ifa merasa tak berdaya berharap Akmal bisa menanggung semuanya.
Ifa tak kuasa menanggung segala dosa apa yang mereka lakukan. Memang halal bagi mereka melakukan dalam ikatan suci. Tapi, menjadi di larang dan Dosa jika Akmal memaksa Ifa melakukannya di waktu yang di larang.
Berhubungan suami istri setelah masuk waktu berbuka puasa hingga waktu Imsak di bulan Ramadan diperbolehkan. Namun, melakukan hubungan suami istri di siang hari, saat berpuasa dan sudah memasuki Adzan subuh. Apalagi saat adzan subuh masih belum berhenti dilarang dan dapat membatalkan puasa.
Berhubungan suami istri saat berpuasa juga dapat mengurangi pahala dan menjadi dosa. Pelakunya wajib membayar denda yang disebut kifarat. Pilihan kifarat yang bisa dilakukan adalah: Memerdekakan seorang hamba sahaya, Berpuasa dua bulan berturut-turut, Memberi makan enam puluh orang miskin, Bersedekah sesuai kemampuan.
Ketentuan dalam hadits tidak berlaku jika seseorang melakukan hubungan suami istri karena lupa. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang mengatakan, "Diangkat (hukum atau dosa) dari umatku karena silap (keliru), karena lupa atau karena dipaksa".
Maka semuanya Akmal yang menanggung karena memaksa Ifa melakukan hal yang di larang.
Ifa berlindung dan memohon ampun dengan apa yang mereka lakukan.
Berharap semua dosa di limpahkan pada Akmal.
Ifa sudah menegur dan mengingatkan. Namun, Ifa tak berdaya akan semaunya. Ifa tak tahu harus dengan cara apa lagi mengingatkan Akmal.
Ifa tahu, dia bodoh dalam hal Agama membuat Akmal mungkin bisa mengendalikan Ifa dengan dalil-dalil istri durhaka.
Siapa yang tak sakit dan takut jika di panggil istri durhaka. Setiap orang pasti tidak mau dan tak mampu.
Sulit memang berada di posisi Ifa. Menjadi orang tak berdaya. Kekuatan Ifa rasanya terkuras habis. Jika terus di paksa melayani Nafsu besar Akmal setiap hari.
Seperti biasa Akmal menyudahinya setelah benar-benar merasa puas. Tak mengenal waktu dan tak peduli.
Ifa benar-benar merasa jijik dan muak dengan apa yang Akmal lakukan.
Ifa harus kuat untuk bisa melawan Akmal. Ifa tak boleh lemah. Ifa tak mau terus-terusan melakukan dosa.
Ifa ingin di hargai dan di hormati. Bukan di jadikan budak nafsu. Bagaimana bisa Ifa bisa ibadah tenang jika seperti ini terus menerus.
Tanpa minta maaf, tanpa merasa bersalah Akmal membiarkan Ifa begitu saja setelah puas dengan apa yang dia lakukan.
Jika begini, Ifa tak bisa pergi ke kantor. Tubuhnya terasa mati rasa dan kaku.
Dalam sehari berapa kali Akmal melakukannya membuat tenaga Ifa benar-benar terkuras habis.
Ifa sungguh tak mau menjadi wanita selemah ini.
"Ya Allah, bukankah engkau tak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba. Ifa menyerah, rasanya tak sanggup."
Jerit batin Ifa dalam sujud subuh panjangnya.
Bersambung ..
Dasar suami laknat😡😡😡😡
Sabar Ifa😭😭
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Like, komen, hadiah dan Vote ...
Datang untuk nya...