NovelToon NovelToon
Ayahku Cinta Pertamaku

Ayahku Cinta Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nindy

Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusanku

Pagi ini Naura kembali bekerja seperti biasa. Naura berencana ingin memberitahukan keputusannya pada ayah dan ibu nanti setelah pulang kerja. Naura juga masih merahasiakannya dari teman teman kerjanya. Tak ada yang berbeda, semua pekerjaan masih Naura selesaikan seperti biasa. Masih melakukan aktivitas pumping seperti biasanya. Sehingga, tak ada satupun teman Naura yang mengetahui rencana Naura untuk resign.

Sebenarnya ia tidak enak dengan atasannya karena begitu perhatian dan begitu baik padanya, sampai-sampai memberikan fasilitas untuk pumping. Naura masih bingung bagaimana menyampaikan ini pada atasannya, padahal ia sangat merasa nyaman bekerja disini.

Ibu menghubungiku memberitahu jika ada saudara dari Malang datang kerumah.

"Hallo, Naura ini ada budhe datang kerumah untuk melihat anakmu" ucap ibu.

"Iya ibu,, tolong sampaikan rasa terimakasih Naura kepada budhe yang sudah mau datang jauh-jauh kesini untuk melihat adek. Sampaikan juga maaf Naura karena tidak bisa menemui budhe, karena Naura masih bekerja" ucap Naura.

"Iya sayang, nanti ibu sampaikan" ucap ibu.

" Iya bu, Naura lanjut bekerja dulu ya bu" ucap Naura.

Naura mulai merapikan semua barang-barangnya. Ia juga mulai merapikan berkas-berkas di kantor, supaya nanti pengganti dirinya mudah jika ingin mencari sesuatu. Naura masih tak menyangka jika ia akan melepaskan pekerjaan ini, pekerjaan yang telah ia impikan dari dulu. Tapi, mau bagaimana lagi? ia harus membuat suatu keputusan supaya tidak merugikan siapapun. Ia harus memilih salah satu antara anak dan pekerjaan, ia tidak bisa egois untuk memilih keduanya sekaligus.

Pekerjaan apa yang diperbolehkan membawa anak? terlintas dalam pikiran Naura sambil tersenyum.

Saat makan siang tiba, entah kenapa teman-temannya semua berkumpul di kantor. Naura kali ini tidak membawa bekal, ia berniat untuk membeli sesuatu dan memakannya bersama teman-teman yang lain.

"Irfan, aku boleh minta tolong gak ?" ucap Naura.

"Minta tolong apa Naura? " ucap Irfan teman kerja Naura.

"Tolong pesankan Nasi ayam di warung makan depan, beli 5 ya....."ucap Naura.

"Iya.... ngomong-ngomong untuk apa kok beli banyak?" tanya Irfan.

"Buat dimakan kita semua dong" ucap Naura.

"Waahhh........kita dapat traktiran dari Naura nih" ucap salah satu teman yang lain.

"Acara apa Naura? kamu ulang tahun ya....."sahut teman yang lain.

"Iya........hehe......" ucap Naura asal-asalan karena tidak tau mau menjawab apa.

"Ini uangnya irfan...." ucap Naura sambil memberikan sejumlah uang.

"Iya... tunggu sebentar ya...." ucap Irfan sambil berjalan keluar.

Tak lama kemudian, Irfan kembali dengan membawa pesanan Naura.

"Ini kembaliannya Naura" ucap Irfan.

"Terimakasih ya Irfan,, " ucap Naura sambil membagi makanan itu kepada teman-temannya.

"Ayo dimakan teman-teman" ucap Naura menawarkan makanannya.

" Terimakasih Naura" ucap teman-temannya.

"Iya sama-sama" ucap Naura.

Mereka semua melahap makan siang bersama. Naura merasakan indahnya kebersamaan bersama teman-temannya yang mungkin tidak akan ia rasakan lagi nanti setelah ia resign. Naura tertawa bercanda bersama teman-teman, namun ia tak bisa membohongi hati kecilnya jika ia akan meninggalkan mereka semua.

Jam kerja telah usai. Semua teman-teman pulang kerumah masing-masing, begitupun dengan Naura. Naura mulai mempersiapkan diri untuk berbicara kepada ayah dan ibu.

Sesampainya dirumah, ibu bercerita tentang anak Naura yang sudah mulai banyak perkembangan.

"Naura, tadi anakmu sudah bisa melambaikan tangan saat budhe berpamitan pulang" ucap ibu sambil menggendong anak Naura.

"Oh yaaaa...... pintar sekali anak ibu" ucap Naura pada anaknya sambil mengecupnya.

Mendengar perkataan ibu membuat hati Naura begitu sakit. Menyalahkan diri sendiri karena tidak tahu bagaimana tumbuh kembang anaknya. Naura senang anaknya sudah banyak perkembangan, namun ia sedih karena tidak dapat melihat perkembangan anaknya secara langsung.

"Ibu macam apa aku ini, tidak tau tumbuh kembang anaknya, tidak tau sekarang anaknya sudah bisa apa" ucap Naura dalam hati sambil melepas sepatunya.

Naura mulai menata hati, mempersiapkan mental dan mulai berkata kepada ayah dan ibu.

"Ayah, ibu Naura ingin bicara" ucap Naura sambil bergetar, ia takut jika ayah dan ibu tidak setuju dengan keputusannya. Tapi, jika tidak mulai bicara mau sampai kapan Naura menahannya.

"Iya sayang, mau bicara apa ?" tanya ayah Naura.

"Ayah, ibu Naura sudah membuat keputusan. Naura sudah benar-benar yakin dengan keputusan yang akan Naura ambil. Naura akan mengajukan resign dari kantor" ucap Naura.

"Apa kamu yakin nak?" tanya Ayah dan ibu.

"Iya yah, Naura tidak tahan lagi meninggalkan anak Naura dirumah untuk bekerja. Naura selalu merasa bersalah saat anak Naura sakit, tapi Naura tidak bisa menjaganya. Naura juga sudah terlalu banyak merepotkan ayah dan ibu. Biarkan Naura belajar bertanggung jawab untuk mendidik dan membesarkan anak Naura sendiri" ucap Naura.

"Kalau ibu semua terserah Naura saja bagaimana baiknya" ucap ibu.

"Ayah tidak bisa memaksa Naura untuk terus bekerja. Jika Naura nyaman untuk resign silahkan. Ayah bisa apa ? semoga keputusan Naura adalah keputusan terbaik ya...." ucap ayah.

"Terimakasih ayah ibu sudah mengerti Naura" ucap Naura sambil memeluk ayah dan ibu (menahan air mata menetes).

Awalnya Naura pikir ayah dan ibu tidak akan setuju dengan keputusan Naura. Karena Naura tau ayah dan ibu menginginkan Naura untuk menjadi wanita career yang mandiri dan mendapatkan penghasilan sendiri. Naura juga tahu bagaimana ayah dan ibu begitu bangganya saat Naura diterima bekerja di kantor saat ini, bahkan tidak keberatan mengasuh anak Naura. Tapi sebagai orang tua yang baik, mereka memberikan kepercayaan penuh pada setiap keputusan Naura walaupun dalam hati kecil mereka menginginkan hal yang lain.

Saat Roni pulang, Naura menceritakan semuanya.

"Sayang, aku sudah berbicara kepada ayah dan ibu tentang keputusanku yang akan mengajukan resign. Alhamdulillah mereka mengerti dan mendukung setiap keputusanku" ucap Naura pada Roni.

"Alhamdulillah kalau mereka sudah menyetujuinya. Akan lebih mudah perjalanan kita jika mendapatkan ridho dari orang tua" ucap Roni.

"Tapi, aku belum bilang tentang kita yang akan mengontrak rumah" ucap Naura yang belum berani menyampaikannya.

"Tidak apa-apa, sementara kita disini dulu sampai nanti setelah kamu benar-benar resign barulah kita bicarakan lagi dengan ayah dan ibu, supaya mereka juga tidak kaget. Kasian kalau setelah kamu resign kita langsung keluar dari rumah ini, pasti mereka akan merasa kesepian kan" ucap Roni.

"Iya juga yaaaaa....." ucap Naura.

"Oh ya, ini surat pengajuan resign ku sudah jadi. Tinggal besok aku sampaikan ke kantor pusat. Semoga keputusanku dapat diterima semuanya" ucap Naura.

Naura masih memikirkan bagaimana cara ia menyampaikan surat itu ke kantor pusat tanpa harus ia datang sendiri kesana. Jika ia langsung datang kesana, pasti teman-temannya akan bertanya ada apa??

1
Hana
lanjut
Dama9_
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
endah nindy: siap...
total 1 replies
putri baqis aina
Jatuh cinta 💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!