NovelToon NovelToon
Love Me, Please

Love Me, Please

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: Aluna sweet

Hana seorang kariawan biasa yang harus menerima perjodohan dengan anak atasannya yang bernama Rico. Hana pun menyanggupi meski tak ada cinta antara mereka berdua. Ia rela berkorban asalkan atasannya bisa sembuh dan mau di operasi.

Namun, harapan tak selalu sesuai kenyataan. Sang atasan meninggal dunia di saat pernikahannya yang belum genap 24 jam.


Karena merasa tak ada lagi alasan untuk bertahan, akhirnya Rico memutuskan secara sepihak untuk bercerai.

Hana merasa terluka dan di campakkan. Namun, ia juga tak bisa memaksa untuk mencoba menjalani pernikahan mereka. Putusan perceraian keluar. Hana harus menjadi janda perawan.


Tiga bulan setelah perceraian, nasib buruk menimpa Hana hingga membuatnya hamil dan pergi sejauh mungkin.


Mampukah Rico menemukan Hana dan bertanggung jawab. Atau hanya penyesalan yang menghantuinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aluna sweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Sepuluh

Kehamilan Hana sudah memasuki trimester ketiga, lebih tepatnya sudah masuk bulan ke delapan. Hari ini Hana akan pergi ke rumah sakit Ibu dan Anak yang ada kota itu. Selama kehamilannya, ini kali pertama Hana memeriksakan kandungannya ke rumah sakit.

Menggunakan taxi online, Hana pergi ke rumah sakit sendiri. Ia duduk di pinggir pintu sambil menikmati pemandangan kota yang tidak terlalu padat. Meski ibu kota; tidak padat sama sekali. Untuk lampu merah juga tidak perlu sampai dua kali terjebak di lampu merah yang sama.

Kota ini mendapat julukan kota "Cantik". Ya, kini Hana tinggal di kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Hana sengaja pergi menjauh sejauh mungkin. Ia ingin memiliki hidup yang tenang jauh dari hiruk pikuk.

Pertama kali Hana menginjakkan kakinya di kota "Cantik" ini, dia lumayan kesulitan dalam memahami bahasa yang sangat berbeda. Meski sudah banyak yang menggunakan bahasa Indonesia, tapi sebagian besar orang tua disini masih banyak menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Dayak.

Setelah beberapa menit, Hana tiba di rumah sakit Ibu dan Anak. Hana mendaftarkan diri di bagian administrasi. Beruntungnya hari ini tidak terlalu banyak antrian. Karena biasanya lebih suka ke dokter praktek yang buka di sore hari.

Sudah beberapa ibu hamil yang menjalani pemeriksaan, kini giliran Hana yang di panggil.

Hana duduk di sebuah meja yang dekat pintu masuk, Hana cek tensi dn timbang berat badan.

Seorang perawat meletakan alat tensimeter untuk memeriksa tekanan darah, perawat mulai merekatkan manset di tangan Hana, kemudian perawat tadi mulai menekan tombol periksa maka dengan otomatis manset akan mengembang. Sensor pada tensimeter digital akan membaca tekanan darah dan hasilnya ditampilkan di layar tensimeter.

"Tekanan darah ibu terlalu rendah, cuma 90/70. Untuk berat badan masih stabil." ujar sang perawat sembari menulis hasil pemeriksaannya. Nanti akan di serahkan pada dokter kandungan.

"Ibu, bisa duduk dulu. Nanti akan di panggil lagi kalau ibu yang di dalam selesai."

"Baik, sus!" Hana kembali duduk menunggu gilirannya.

Di saat seperti ini, Hana kembali merasakan kesedihannya. Hanya dirinya saja yang periksa tidak di temani suami. Hana kembali mengelus perutnya untuk menguatkan diri. Hana tidak ingin berlarut dalam kesedihan takut akan berimbas pada janinnya. Kata orang janin yang ada dalam perut bisa merasakan emosi ibunya.

"Ibu Hana!" panggil suster yang tadi memeriksa Hana.

Mendengar namanya di panggil, Hana beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan masuk ruangan. Dokter kandungan menyapa Hana dengan ramah.

"Selamat pagi, ibu! Bagaimana kehamilannya? Ada keluhan sejauh ini, ibu? dokter kandungan itu berbincang-bincang dengan Hana mengenai kandungannya.

"Pagi juga, dok. Sejauh ini nggak ada keluhannya!" jawab Hana.

"Baik, ibu. Kayanya tekanan darah ibu rendah, ya. Vitamin, adakan?"

"Masih ada, dok. Setiap hari di minum, dok!"

"Sudah pernah USG sebelumnya, ibu?

"Belum, dok?"

"Ibu, rebahan ya biar kita periksa!" ujar dokter tadi.

Hana naik keatas dipan yang sudah di sediakan untuk berbaring. Seorang perawat membantu Hana menurunkan celananya sedikit untuk memudahkan dokter memeriksanya.

Dokter mulai mengoleskan gel di atas perut Hana, Transduser kemudian ditempelkan pada bagian kulit Hana yang sudah diolesi oleh gel sambil digerak-gerakan. Dokter mulai menjelaskan pada Hana keadaan janinnya.

"Nah ini kepala bayinya, buk. Ini jari tangan dan kakinya juga. Sebentar kita liat jenis kelaminnya!" dokter menggerakkan lagi transduser di atas perut Hana guna melihat jenis kelamin anaknya.

"Binggo! Wah kayanya baby boy, buk!" seru dokter. Hana senang mendengarnya. Ada rasa terharu kala Hana melihat janin yang ada dalam layar.

"Detak jantungnya juga bagus, Ibu mau dengar?"

Hana mengangguk "Iya, dok mau!" jawab Hana antusias.

Dokter menambah volume suara detak jantung janin Hana, agar Hana bisa mendengarnya.

dug dug dug

dug dug dug

dug dug dug

Detak jantung yang sangat kuat, Hana tak kuasa menahan tangisnya mendengar detak kehidupan janinnya. Semua perasaan tercampur jadi satu. Ini kali pertama selama kehamilannya Hana mendengar langsung detak jantung janinnya.

Setelah di rasa cukup, dokter memelankan lagi volume. Di layar monitor juga jelas terlihat bentuk janin yang sudah sempurna pertumbuhannya. Dokter mulai mengukur dan melihat berat badan janin Hana. Di rasa semuanya baik-baik saja, dokter menyudahi meriksanya dan mencetak gambar hasil USG pertama calon bayi Hana.

Perawat tadi membersihkan sisa gel di perut Hana, kemudian menaikan celana Hana. Perawat itu juga membantu Hana duduk, semakin bertambah bulan kehamilan akan membuat sang bumil akan kesusahan untuk bergerak.

Hana duduk di kursi depan dokter. Lalu dokter mulai menjelaskan hasil dari photo USG Hana.

"Panjangnya sudah mencapai 46 sentimeter dan berat badan mencapai 2,15 kilogram. Untuk perhitungan usia kandungan sudah 34 minggu, Ibu. Untuk HPL, bisa mundur bisa juga maju."

"Sering-sering bawa jalan, ya, bu. Olahraga ringan juga, makan-makanan yang bergizi. Saya juga akan resepkan obat untuk ibu." ujar dokter lalu menuliskan resep di kertas resep.

"Terima kasih dok. Kalau gitu saya permisi ya, dok." Hana bersalaman dengan dokter, kemudian keluar menuju apotik yang ada di dalam rumah sakit itu. Hana membayar biaya check up dan juga menebus obat sesuai dengan resep dokter.

Sembari menunggu antrian, Hana pergi ke toilet. Ibu hamil memang akan lebih sering buang air kecil karena perut yang semakin besar.

Setalah dari toilet, Hana kembali duduk di kursi yang sudah di sediakan. Tidak lama nama Hana di panggil untuk mengambil obat. Hana berjalan keluar rumah sakit. Dia sudah memesan taxi online. Akan lebih memudahkan jika menggunakan taxi online lewat aplikasi karena mereka bertebaran di mana-mana; tak perlu menunggu lama.

Kali ini Hana ingin berjalan-jalan menghilangkan beban pikirannya. Hana memutuskan untuk pergi ke Taman Pasuk Kameluh yang bersebelahan dengan jembatan Kahayan. Di sana Hana duduk di sebuah kursi taman di tempat yang rindang. Hana mengambil photo hasil USG tadi dari dalam tasnya.

"Rico, dia baby boy. Kalau kamu tau apakah kamu akan senang? Apakah kamu akan menerimanya?" ucap Hana sembari meraba photo calon bayinya.

"Aku ingin sekali mengabari mu, tapi, aku takut kau tidak mau menerima kami!"

"Atau kau sudah menemukan tambatan hati mu!" Air mata Hana kembali menyeruak keluar. Meski ia terlihat tegar, di dalam hati Hana masih menyimpan harapan anaknya nanti akan di akui keberadaannya oleh Rico ayah kandungnya.

Deg

Gelas yang di pegang Rico tak sengaja jatuh dari tangannya. Tiba-tiba jantungnya berdetak kuat, perasaannya tak menentu. Sekelebat terlintas bayangan Hana melintas di pikirannya.

Rico meremas jantungnya terasa sakit saat mengingat Hana.

"Apa kau baik-baik saja, Hana?" gumam Rico

Bersambung

1
Afrina Wati
Luar biasa
Sutan Dillak
Trimksh enak crt nya dan happy ending 😊suka kecewa kl endingnya jelek 🙄 puas bacanya
Sri Isdiyati
kenapa nggak jujur aja pelan pelan
Sutan Dillak
tmksh crt nya enak dan happy ending. suka kecewa kl endingnya jelek😊puas bacanya
Sri Isdiyati
iya ini cerita nya kok udah di surabaya
Sri Isdiyati
Luar biasa
Sri Isdiyati
kok nggak ketemu Rico sih
Susilawati Almira
cape2 baca endingnya engga banget,,
Wy Ky
keren
Aghnia Raina
Luar biasa
Etti Endang
Kecewa
Etti Endang
Buruk
Kadek Eni
sedih sekali aku sampek nangis😭😭😭
Mer Merry
Biasa
Kenzi Kenzi
bukan budek,.... bu dan dek
Kenzi Kenzi
pirrrr... mampir
penikmatkopi: wah kak ken,bsa dong mampir di crta baruku salam dari Archer/Drool/
total 1 replies
Nina Isyana
termasuk aku😭😭😭😭😭
Nina Isyana
permintaan yg jelas singkat dan padat..waaw
RithaMartinE
luar biasa
Akun Tiga
pemeran ceweknya terlalu lebay banyak mewek nya padahal di dunia nyata gak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!