NovelToon NovelToon
Dibuang Suami Dinikahi Dokter Anakku

Dibuang Suami Dinikahi Dokter Anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengganti / Cerai
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dewi Risnawati

"Mas, besok jadwal kontrol Revan. Kamu punya waktu untuk nganterin aku 'kan?" tanya Azzura pada sang suami.

"Tidak bisa, aku besok ada urusan," jawab Rio ketus

"Tapi, Mas. Sungguh aku repot bila pergi sendirian. Bahkan untuk makan saja aku tidak bisa," jawab Zura masih meminta pengertian lelaki itu.

"Aku bilang tidak bisa ya tidak bisa! Kalau kamu kerepotan, yasudah, kamu tidak perlu membawa anak itu lagi ke rumah sakit. Lagipula percuma saja ngabisin uangku saja!" bentak lelaki itu dengan bicaranya yang menyakiti relung hati Zura.

Ya, sejak kelahiran anak pertama mereka yang diagnosa cerebral palsy, maka dari sanalah dimulainya hubungan pasangan itu tak harmonis. Rio selalu saja menyalahkan Zura karena telah memberikannya keturunan yang tidak sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertanyaan Umi

Zafran gelagapan saat Umi meminta dialihkan panggilannya ke mode video. Zurra yang tahu kecemasan sang Dokter, maka ia segera beranjak, lalu menuju dapur.

Zafran segera mengalihkan panggilannya, dan terlihat wajah sang Ibu tak menggunakan niqab nya. Wajah cantik yang belum lekang di makan waktu itu selalu membuat hati sang Putra nyaman saat menatapnya.

"Mana menunya, Umi pengen lihat," ucap wanita baya itu.

"Baiklah, Umi. Tuh lihat banyak kan menunya," ucap Zafran menyorot satu persatu menu yang ada di meja makan.

"Itu piring makan siapa? Kamu ada teman?" tanya Umi Zahira saat melihat ada piring makan yang masih ada makanannya setengah.

"Ah itu, Umi," jawab Zafran sedikit gugup.

"Itu apa, Bang?"

"Iya, itu piring teman aku. Kebetulan dia berkunjung ke rumah. Jadi sekalian aku ajak makan malam dirumah," jawab Pria itu berbohong. Mana mungkin ia berani mengatakan telah membawa istri orang untuk tinggal bersamanya.

"Teman kamu perempuan atau laki-laki?" tanya Umi penuh selidik.

"Laki-laki dong, Umi," jawab Zaf berusaha tetap tenang, namun ia tak berani menatap wajah sang ibu.

"Oh, terus, mana dia?"

"Ah, itu lagi terima telepon dari istrinya," jawabnya kembali berbohong.

"Oh, sudah punya istri teman kamu. Terus, kamunya kapan?" tanya Umi dengan senyuman.

"Nanti, Umi. Tunggu waktunya," jawab Zafran sembari menaik turunkan halisnya.

"Kamu sudah menemukan wanita yang cocok?" tanya Umi sangat penasaran.

"Gimana ya, sudah sih. Do'ain saja ya, Umi. Semoga berjodoh," jawabnya tersenyum gaje.

"Ah, syukurlah. Umi selalu Do'ain semoga kalian berjodoh," ujar istri dari Pak hakim itu.

"Aamiin... Yasudah, kalau begitu aku lanjut makan dulu. Sampaikan salam rinduku untuk Abi dan Adikku," ucap Zafran ingin mengakhiri sambungan telepon selulernya.

"Ya, jaga kesehatan dan jangan lupakan ibadah," pesan Umi yang segera menutup dengan salam.

Zafran menghela nafas lega. Berasa di interogasi oleh sang Ibu. Sejenak ia berpikir, kenapa tadi ia berkata pada Umi sudah mempunyai pilihan? Padahal ia dan Zurra tak mempunyai hubungan apa-apa, dan Zurra masih berstatus sebagai istri dari lelaki lain.

"Ya Allah, kenapa otakku bisa seperti ini. Hah, dasar Zafran payah!" rutunya pada diri sendiri.

"Zurra!" panggil Zafran pada asisten pribadinya itu.

"Ya, Dok!"

Zurra yang sedang bergabung dengan Art lainnya di dapur, ia bergegas menuju meja makan.

"Ayo duduk, dan teruskan makanmu," titahnya dengan wajah biasa saja.

"Tapi, saya sudah kenyang, Dok."

"Tapi itu makanan kamu masih utuh. Ayo habiskan, tidak baik mubasir."

Zurra mengangguk patuh, sebenarnya selera makannya sudah hilang, tetapi karena tak ingin membuang makanan maka ia mengikuti perintah sang majikan.

"Revan sudah tidur?" tanya Zafran di sela makan mereka.

"Sudah, Dok."

"Oya, maaf sudah membuat makan kamu terganggu. Saya hanya tidak tahu harus jawab apa pada Umi jika dia menanyakan tentang dirimu," ujar Zafran memang begitu adanya.

"Tidak apa-apa, Dok. Saya mengerti," jawab Zurra paham.

"Terimakasih ya, saya sih tidak masalah jika mengatakan yang sebenarnya. Tetapi dengan status kamu sebagai istri orang membuat nyali saya ciut untuk menjelaskan pada Umi. Andai saja kamu sudah single maka saya tidak akan malu atau keberatan mengakui dirimu sebagai...."

"Sebagai apa, Dok?" tanya Zurra saat Dokter itu tak meneruskan ucapannya.

"Ah, tidak apa-apa, lupakan."

Zurra tak lagi menimpali ucapan Zafran. Mereka segera menyudahi makan malam yang tadi sempat terganggu karena telpon dari Nyonya Zico Hamdi.

Selesai mengemasi peralatan makan, Zurra kembali ke kamar untuk melihat bayinya, sedangkan Zafran masih duduk santai di ruang keluarga sembari memainkan ponselnya.

Zurra melihat Revan masih tidur dengan nyenyak. Perlahan ia duduk di bibir ranjang sembari menatap wajah bayi spesialnya dengan lekat.

"Sehat selalu ya, Nak. Ibu bahagia bisa memiliki dirimu. Ketahuilah bahwa Ibu tidak pernah menyesal sedikitpun dengan kehadiranmu dalam hidup Ibu. Kamu adalah alasan kenapa Ibu tetap kuat dan tegar, meskipun ayahmu berulang kali membuat mental Ibu rusak dan berantakan. Tetapi Ibu berusaha waras demi dirimu," lirihnya sembari mengecup wajah penghuni surga itu.

Zurra menghapus air matanya yang menetes, ia ikut berbaring disisi sang putra. Tangannya memeluk dengan lembut dan penuh kehangatan.

Zafran yang hendak memanggil wanita itu, niatnya urung karena melihat Zurra sedang menangis dan istirahat. Ia kembali menuju kamarnya.

Zurra yang awalnya hanya menyayangi sang putra. Namun ia kebablasan tertidur lelap. Hingga ia tersentak saat bayinya menangis karena haus. Zurra segera memberi ASI hingga bayi itu kembali terlelap.

Zurra menatap jam dinding yang ada di kamar itu. Ternyata masih pukul sepuluh malam. Itu berarti ia tidur sejak awal.

"Ya Allah, kenapa aku terlalu cepat tidur? Ah, pembantu apa aku ini. Apakah tadi Dokter Zafran memerlukan bantuan aku ya?" ucap wanita itu dalam keseorangan.

Zurra segera keluar dari kamarnya, ia melihat lampu ruangan sudah padam, mungkin semuanya sudah tidur. Ia menuju dapur untuk mengambil minum, karena tenggorokannya terasa kering.

Saat Zurra sedang mengisi gelasnya, tiba-tiba..

"Astaghfirullah, Dokter! Kenapa mengejutkan saya!" serunya tanpa sadar telah mengeraskan suaranya.

Zurra yang sadar nada suaranya meninggi, ia segera meminta maaf.

"Ah, maaf. Saya benar-benar kaget," sesalnya dengan wajah menunduk.

"Tidak perlu minta maaf, karena saya yang salah. Kamu lagi ngapain?" tanya Zafran dengan senyum lembut yang membuat hati wanita itu hampir lumer.

"I-ini mau ambil minum, Dok. Dan Dokter sendiri kenapa belum tidur? Apakah Dokter butuh sesuatu?" tanya Zurra berusaha menghilangkan rasa canggungnya.

"Ya, saya ingin meminta kamu untuk mengganti alas tidur saya," jawabnya.

"Sekarang, Dok?" tanya wanita polos.

"Ya, nggak mungkin besok pagi."

"Hehe, baiklah."

Zurra segera meminum air yang ada di gelasnya terlebih dahulu, lalu bergegas mengikuti langkah Dokter tampan itu menuju kamarnya. Agak lain saat masuk kedalam kamar lelaki yang masih bujang. Tetiba perasaannya gugup saat mereka hanya berdua di kamar yang tak kalah mewah dari kamarnya.

Ini kali pertama ia berada di kamar dengan lelaki yang bukan suaminya. Sungguh hatinya merasa entah. "Ya Allah, lindungi aku dari hal-hal buruk. Jangan ada syetan menjadi orang ketiga diantara kami," Do'a wanita itu dalam hati.

"Zurra, kenapa bengong? Kamu mikir apa? Apakah kamu ingin tidur disini?" ucap Zafran menggoda wanita itu.

"Aish... Dokter jangan ngadi-ngadi," jawabnya dengan wajah merona.

"Haha... Canda kok. Yaudah, tolong ganti alasnya. Itu sudah di sediakan oleh Bibik," ucapnya sembari menunjuk tumpukan alas tempat tidur satu set dengan selimut hangatnya.

"Baik, Dok." Zurra gegas membuka alas tempat tidur itu. Sesekali netranya mengawasi gerak-gerik lelaki itu. Jaga-jaga saja bila-bila lelaki itu khilaf.

"Astaghfirullah, kenapa aku bisa berprasangka buruk padanya, padahal dia adalah lelaki baik," ucapnya dalam hati.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
Kelly Lim
Luar biasa
Kelly Lim
Biasa
Wina Ningsih
Kecewa
Wina Ningsih
Buruk
Wina Ningsih
karya ini sangat bagus,tp saya menyayangkan,knpa zafrannya ngegombalnya sekarang,harusnya kan nunggu cewenya beres cerai dulu...
Cia Sanu
luar biasa
Helmina Sari
Luar biasa
Andri
zhera aneh udah nikah jugak masio kayak gitu
Andri
ngono wae cemburu rinrin
Andri
hhhhh jodoh e ririn
Andri
sumpah kekel
Andri
pinter bsnget rayyan
Andri
senggugut itu apa ya thor
Andri
patroli dulu pak hhhh
Andri
gadis gila hhhh umur 22 kok berani menyatakan cinta pd laki **
Andri
ririn terlalu berani
Andri
jodoh e ririn
Andri
bhs mana thor
Andri
terima lah masak gak
Reni Kurnia
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!