Hanya hayalan author semata.
Di ciptakan hanya untuk kekuatan dan setelah lahir di buang oleh Ibu kandung nya sendiri, menjadi sosok yang begitu kuat namun juga jahat.
karena kemarahan nua kepada sang Ibu membuat siluman cantik selalu menebar kejahatan, namun dia juga sangat perhatian kepada sang adik yang bertekad menjadi manusia sepenuh nya dan bertapa di alas roban.
tapi kejahatan siluman cantik ini pudar setelah di asuh oleh wanita yang mantan istri Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Di terima
Nae tidak bisa bergerak setelah tahu bahwa anak nya ada dua di dunia ini, bukan cuma Arya saja yang lahir, bahkan sekarang yang sangat jahat juga sudah muncul dengan membawa anak nya yang paling kecil. Nae kebingungan karena sekarang dia hanya sendirian, bila anak nya sampai khilaf maka dia akan di makan sampai habis, teringat pula jasad Bu Winar yang yang mati dengan keadaan begitu mengerikan, sudah pasti itu perbuatan ular yang ada di depan nya ini yang tak lain adalah Sekar ulo. anak yang keberadaan nya sama sekali tidak pernah di anggap oleh siapa pun, bahkan pengorbanan nya juga tak pernah di anggap.
"Hahaaaaa, jangan kau yang sama sekali tidak punya perasaan! Bu Laras yang baik hati saja tidak tahu aku ada di dunia ini." Sekar terbahak bahak.
"Kau juga anak ku, kenapa kau tidak datang bersama Arya kala itu?" Nae bertanya gemetaran.
"Jangan berlagak kau punya hati yang besar! Arya datang dengan niat baik saja kau usir dia bagai binatang, padahal kau adalah Ibu kandung kami." teriak Sekar kalap.
Rambut siluman ular ini berkibar kibar pertanda dia sedang sangat emosi dengan wanita yang ada di depan nya ini, sisik di wajah nya juga berkilat hitam sehingga membuat Nae kian takut melihat siluman yang mengaku sebagai anak nya.
"Kau pikir aku tidak tahu saat Arya datang kepadamu dan kau usir dia tanpa perasaan, kau tidak bisa menerima kami karena kau dengan tega nya mengatakan bahwa di tubuh kami ada darah setan!" bentak Sekar membuat seluruh rumah bergetar.
Nae tak bisa mau berkata kata karena yang Sekar ucapkan adalah kenyataan yang sangat benar, dia mengusir Arya karena takut, padahal bila seorang Ibu yang punya perasaan maka seharus nya Nae punya firasat yang bagus bukan langsung mengusir putra nya yang datang untuk minta kasih sayang yang sangat tulus kepada dia kala itu.
"Kau menerima Arya setelah Bu Laras menerima nya sebagai anak! adiku mengemis kasih sayang dari kau yang sudah mengandung kami, aku tak akan rela bila anak kesayang mu ini hidup dengan bahagia." geram Sekar menenteng satu kaki Alea.
"Jangaaaan! jangan sakiti anak ku, dia tak bersalah padamu." pekik Nae.
Wussssh.
Braaaak.
Pintu lepas dari engsel nya karena Sekar sangat marah mendengar Nae mengatakan anak ku pada Alea, padahal Sekar dan Alea sama sama anak nya, Nae pucat pasi tak berani bergerak walau sedikit pun karena dia memikirkan keselamatan nya Alea yang sangat tipis karena ada di genggaman nya Sekar ulo.
"Dia tak bersalah? jadi menurut mu aku yang salah?! aku juga tidak mau di lahirkan seperti ini." teriak Sekar.
"Maafkan aku, tolong maafkan aku, Nak! sungguh aku tidak tahu keberadaan mu, aku akan menerima mu sama seperti Arya! kenapa saat itu kau tidak bertapa bersama dia?" Nae terisak isak.
Sekar menggeram keras karena Nae begitu mudah nya bertanya kenapa dia tak bertapa saja, di pikir bertapa di alas roban itu bukan hal yang sangat besar pengorbanan nya, dia rela tetap jadi ular agar adik nya bisa selamat dan jadi manusia.
"Menurut mu bertapa itu adalah hal yang mudah? Arya berulang kali akan mati bila tak ada aku! kau tahu apa tentang semua itu, kau hanya pura pura cemas dan menunggu Arya." bentak Sekar.
Oeeeek, oeeeek.
Alea menangis karena posisi nya sangat tidak nyaman dan juga juga takut dengan bentakan keras nya Sekar, seolah bayi ini tahu bahwa dia sedang dalam bahaya karena dia tangan siluman ganas walau itu adalah Kakak nya. Nae terduduk lemas karena menyadari bahwa ini semua memang salah nya, awal saja dia sudah tidak becus menjalan kan peran sebagai Ibu.
"Nak, mari kita tinggal bersama." suara yang sangat lembut membuat Sekar menoleh.
Laras berdiri tidak jauh dari sana karena dia sudah menemukan Sekar yang sedang mendatangi Ibu kandung nya, benar dugaan Laras bahwa Sekar pasti ingin minta alasan dati Nae karena sudah tidak mengakui nya.
"Mari kita jemput adik mu, atau kita tinggal di sana! Ibu tidak akan mempermasalahkan tempat tinggal." ajak Laras.
"Tidak! Ibu pasti takut padaku." tolak Sekar memalingkan wajah agar sisik nya segera hilang.
"Kata siapa Ibu takut?"
Laras mendekati gadis yang hati nya sangat keras ini, satu kali sentuhan lembut dan Laras memeluk nya erat sambil menangis pilu, sesungguh nya hati Laras sangat bahagia setelah tahu bahwa Arya punya kembaran seorang gadis. Sekar seolah menggantikan anak nya Maharani yang sudah meninggal, rasa nya bahagia sekali karena dapat anak gadis.
"Hidup lah bersama Ibu, kenapa kau harus memilih jalan sesat dengan menyakiti banyak orang! Ibu akan tetap menerima mu walau seperti apa pun bentuk mu, lagi pula kita tidak bisa memilih untuk di lahirkan seperti apa." Laras berkata tulus pada putri nya.
"Ibu...
"Iya, aku Ibu mu!" Laras mengusap wajah Sekar lembut.
"Kenapa hati Ibu baik sekali? kau bukan Ibu kandung ku, Bu! namun kau bisa menerima ku walau hanya satu kali melihat saja." Sekar terisak isak.
Laras tidak menjawab melainkan langsung memeluk Sekar dengan perasaan yang sangat tulus sekali, sejahat apa pun Sekar dia tetap punya hati yang lembut dan mudah tersentuh. lagi pula dia memang sangat ingin kasih sayang selama ini, hanya saja dia merasa cemas bila sampai tidak di terima oleh Ibu nya.
"Aku juga ingin nama, Bu." lirih Sekar mencium tangan Laras.
Mendengar anak nya ini ingin nama, Laras melirik Nae yang mendekap Alea, sama sekali tidak ada reaksi ingin mendekati putri nya yang sudah luluh ini. Sekar cepat tanggap bahwa Laras ingin menyuruh Nae memberi nya nama, maka dia cepat menolak dengan kasar karena dia begitu benci dengan Nae.
"Mari kita jemput adik mu dulu, Ibu akan memberi mu nama setelah dia ada." ajak Laras.
"Nama yang bagus ya, aku tidak mau nama yang jelek." Sekar berwajah masam.
"Tentu saja nama nya bagus, masa orang secantik ini di kasih nama jelek." Laras mengusap kepala putri nya.
"Ayo cepat kita datangi dia, pasti Arya sangat senang ada Ibu datang." girang Sekar bersemangat.
"Ya allah, kenapa tidak dari dulu kau datang kan anak ku ini." batin Laras.
"Ayo, Bu!" Sekar sudah tak sabar lagi mengajak Ibu nya.
Sekar tersenyum dan menyambut uluran tangan Anak nya untuk menjemput putra nya yang satu lagi, pasti yang satu itu sudah tidak sabar untuk tinggal bersama nya juga.