" Aku menyukaimu Ran. Aku sungguh-sungguh mencintaimu?"
" Pak, eling pak. Iih ngaco deh Pak Raga."
" Ran, aku serius."
Kieran Sahna Abinawa, ia tidak pernah menyangka akan mendapat ungkapan cinta dari seorang duda.
Duda itu adalah guru sejarah yang dulu mengajarnya di tingkat sekolah menengah atas. Araga Yusuf Satria, pria berusia 36 tahun itu belum lama menjadi duda. Dia diceraikan oleh istrinya karena katanya menderita IMPOTEN.
Jadi bagaiman Ran akan menanggapi perasaan pria yang merupakan mantan guru dan juga pernah menjadi kliennya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DDI 10: Gebrakan Raga, apa itu?
Ran berada di kantornya mencoba untuk menyusun apa saja yang akan disampaikan nanti di dalam sidang. Ia juga sudah mempersiapkan jawaban dari perkiraan pertanyaan yang akan hakim berikan.
Tok! Tok! Tok!
" Bu, ada yang mencari Ibu?"
Alif mengetuk pintu ruangan Ran yang sebenarnya sudah terbuka. Ran memiringkan kepalanya, hari ini dia tidak ada janji temu dengan siapapun. Maka dari itu dia tentu tidak tahu siapa yang meminta untuk bertemu.
Ran hendak mengajukan pertanyaan, tapi sang tamu rupanya sudah muncul dari balik bahu Alif. " Assalamu'alaikum Ran, maaf datang tanpa mengabari mu lebih dulu."
" Aah Pak Raga. Nggak apa Lif, makasih ya. Kamu balik ke mejamu. Pak silakan masuk."
Raga melenggang masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursi yang dipersilakan oleh Ran. Sedangkan Alif melenggang pergi sesuai perintah yang tadi diberikan oleh sang atasan.
Ran tidak langsung duduk. Dia menuju ke luar ruangan Sekanak, dan selang beberapa menit kembali dengan nampan yang berisi secangkir kopi. " Diminum Pak," pinta Ran mempersilakan Raga.
" Terimakasih Ran, malah jadi ngrepoti. Padahal kan aku kesini nggak bilang dulu."
Sruppuuuuttt
Glek
Mata Raga berbinar ketika menikmati kopi buatan Ran. Ia tidak pernah menyangka bahwa kopi buatan mantan muridnya itu sangat sesuai dengan lidahnya. Dengan kata lain, kop buatan Ran sesuai dengan seleranya. Raga bahkan sejenak menikmati kopi itu tanpa mengatakan apapun. Dan Ran, ia membiarkan kliennya itu sejenak sambil merapikan beberapa berkas yang sudah ia persiapkan.
" Jadi untuk sidang yang akan dilakukan lusa, ini beberapa hal yang udah Ran siapin. Untuk 500 juta yang diminta wanita itu, bagaimana Pak?"
" Tenang aja Ran, aku bukannya bodoh membiarkan dia mendapatkan uang tersebut. Sepeserpun tidak akan kuberikan." Raga mengatakan hal tersebut dengan ucapan yang tajam dan yakin.
Ran merasa ada yang berbeda dari Raga. Kemarin dia masih terlihat tenang saat membahas tuntutan ganti rugi hasil dari sidang mediasi. Tapi kali ini ucapan tegas Raga dan tatapan matanya membuat Ran yakin bahwa Raga akan membuat sebuah gebrakan yang tidak terpikirkan olehnya.
" Ah iya Ran, kayaknya ini semua ngga perlu. Aku punya caraku sendiri buat ngedepin wanita itu," imbuh Raga
" Ya? oh oke kalau begitu Pak."
Ran masih tidak mengerti dengan isi kepala Raga. tapi dia tidak ingin banyak tanya untuk saat ini. Pada akhirnya Ran hanya membahas hal dasar tentang persidangan. Setelah itu Ran merasa ingin melihat akun instagram milik Rena. Ada sebuah dorongan dalam dirinya yang menyuruhnya untuk melihat instagram milik Rena. Terlebih beberapa waktu lalu Rena mengunggah hal-hal yang menurutnya menyudutkan Raga.
" Pak Raga, lihat deh. Coba apa yang mantan Pak Raga lakuin di sini."
Ran memberikan ponsel miliknya kepada Raga. Disana ada Rena yang sedang mengadakan siaran langsung bersama temannya. Awalnya Raga tidak tertarik, karena ia pikir bahwa itu hanya bincang-bincang biasa. Hingga pada sebuah pembahasan mengenai apa yang terjadi pada rumah tangga mereka.
" Gila, nih orang bener-bener nggak bisa dibiarin Pak," pekik Ran. Wajah Ran mengeras karena saking kesalnya. Sedangkan Raga, pria itu hanya diam menyaksikan tanpa ekspresi. Dia seakan-akan tidak peduli tapi tidak dipungkiri rasa marah menyeruak juga dalam dadanya.
Jadi rencana Rena meminta Gladys itu meng-up masalahnya di akun Instagram rupanya dilakukan hari ini. Awalnya perbincangan mereka hanyalah sekedar basa-basi yakni tentang mereka yang sudah berteman lama tapi jarang bertemu setelah menikah. Gladys menanyakan perihal bagaimana pernikahan yang dijalani oleh Rena. Awalnya Rena tersenyum dan sedetik kemudian wajahnya itu berubah muram lalu air mata pun keluar.
" Ahh maa Ren, apa sekarang Lo lagi krisis," tanya Gladys ketika Rena menitikkan air matanya. Ia juga memberikan tisu kepada Rena untuk menyeka matanya.
" Ya begitulah Dys. Gue lagi proses cerai. Belum lama gue kelar sidang mediasi. Gue berharap dia datang, tapi ternyata dia ngga datang sama sekali." Rena mengatakan hal tersebut dengan ekspresi sedih dan membuat orang yang melihatnya menjadi simpati.
" Sorry to say ya Ren, gue beneran minta maaf kalau ini nyinggung Lo. Tapi sebenernya apa sih yang bikin Lo gugat laki Lo. Apa doi selingkuh, atau kdrt. Lo kan baru 6 bulan nih married, ya kali mau pisah aja. Apa nggak bisa dibicarain baik-baik."
Sreeet
Ran langsung mengambil ponsel yang saat ini dipegang oleh Rega, ia sudah sangat kesal dan tidak sanggup untuk mendengarkan lanjutan dari obrolan mereka.
" Pak, Ran yakin nih ya. Pasti tuh cewek mau jelek-jelekin Pak Raga. Pasti dia mau membuat seluruh orang tahu kalau Pak Raga impoten. Huh, dasar wanita nggak bener."
Raga tersenyum melihat bagaimana Ran yang seakan-akan menghalanginya untuk melihat lebih lama apa yang Rena ungkapkan di siaran langsung itu. Awalnya ia memang tidak ambil pusing dengan apa yang Rena lakukan. Tapi ternyata wanita itu memang tidak bisa dibiarkan.
Ia yakin setelah ini akan ramai dukungan bagi Rena, dan semua itu memang benar. Saat Raga kembali membuka instagram dan melihat siaran langsung yang masih berlangsung, banyak sekali komentar baik yang ditujukan kepada Rena dan tentunya berbanding terbalik dengan komentar yang ditujukan kepada dirinya. Meskipun Rena tidak menyebutkan namanya Rega, semua orang langsung menghujatnya.
" Ya udah Ran, aku pulang dulu ya. Kita ketemu nanti pas di persidangan."
" Siap Pak, tapi Pak Raga beneran nggak apa-apa dengan ulah wanita itu?" Ran terlihat khawatir, bagaimanapun kelakuan Rena memang sungguh keterlaluan. Sebenarnya bisa saja mereka melakukan tuntutan pencemaran nama baik tapi Rena termasuk pintar, atu bisa dibilang licik. Dia tidak menyebutkan nama Raga sama sekali selama siaran itu berlangsung.
" Tenang, jangan khawatir. Semua bakalan selesai dengan tanpa masalah yang besar."
Ran mengerutkan alisnya mendengar Raga mengucapkan hal tersebut. Ia sungguh tidak tahu mengapa Raga terlhat begitu santai padahal semuanya terasa kacau begini. Tapi Ran mencoba percaya dengan apa yang dikatakan oleh mantan gurunya itu.
Raga meninggalkan kantor Ran. Ia mengemudikan mobilnya dengan lebih cepat. Tangannya begitu erat memegang stir mobil. " Kayak gitu mau kamu ya, nggak masalah. Kita lihat apakah kamu masih akan bicara dengan ekspresi seperti itu lagi setelah ini."
Satu sudut bibir Raga terangkat, ia semakin cepat menekan pedal gasnya sehingga mobilnya melaju cepat membelah jalan raya. Tujuannya kali ini adalah kediaman Rena. Ya, Raga bukannya mau pulang ke rumahnya. Ia sekarang hendak menemui Rena dan melakukan yang seharusnya ia lakukan.
TBC